Perubahan zaman yang semakin cepat dan teknologi yang semakin berkembang membuat kita harus dapat memanfaatkan hal tersebut untuk membuat inovasi baru dari hal – hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baru lagi. pada bidang pertanian, pembangunan teknologi sangat diperlukan untuk kemajuan sektor pertanian.
Terlebih lagi, ketika seorang petani memiliki lahan yang cukup luas namun hanya didukung oleh sedikit tenaga kerja, hal tersebut dapat menjadi tantangan besar. Kondisi ini sering kali membuat petani kewalahan dalam memastikan tanaman mendapatkan suplai udara, pupuk, serta unsur esensial lainnya yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal.
PENGERTIAN PUPUK
Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses pertumbuhannya agar bisa berkembang secara maksimal. Secara alamiah, bumi dan atmosfer di atasnya adalah sumber hara yang tidak terbatas bagi kehidupan tanaman.
PENGERTIAN DRONEÂ
Drone merupakan pesawat tanpa pilot. Pesawat ini dikendalikan secara otomatis melalui program komputer yang dirancang, atau melalui kendali jarak jauh dari pilot yang terdapat di dataran atau di kendaraan lainnya.
Di kebun kelapa sawit, drone telah dimanfaatkan untuk bidang persiapan lahan, monitoring budidaya kelapa sawit, evaluasi kesehatan tanaman, dan pemupukan. Drone juga telah banyak dimanfaatkan untuk memonitoring pertumbuhan tanaman, mengevaluasi kesehatan tanaman, melakukan sensus jumlah tanaman.Seperti yang kita ketahui, pesawat tanpa awak didunia pertanian dapat digunakan sebagai penyiram tanaman, pemupukan, pendeteksi hama penyakit, dan masih banyak lagi. Â
CARA KERJA DRONE PENEBAR PUPUK
Drone penebar pupuk bekerja dengan cara yang sangat efisien dan presisi, memberikan solusi canggih dalam pertanian modern. Sebelum drone terbang, petani menggunakan perangkat lunak untuk merencanakan jalur penerbangan dan menentukan area yang membutuhkan pupuk, berdasarkan data yang diambil dari pemantauan lahan atau peta tanaman. Perangkat lunak ini memungkinkan petani untuk memetakan area secara detail, sehingga drone hanya akan menyebarkan pupuk pada bagian lahan yang membutuhkan, menghindari pemborosan dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Setelah rencana penerbangan ditentukan, drone dilengkapi dengan tangki untuk membawa pupuk cair atau granula, serta sistem penyemprotan otomatis yang akan bekerja selama penerbangan.
Selama penerbangan, drone dilengkapi dengan teknologi GPS dan sensor untuk menavigasi dan memastikan penyebaran pupuk dilakukan dengan akurat sesuai dengan area yang telah dipetakan. Drone juga dapat terbang secara otomatis dan mengatur ketinggian serta kecepatan terbang untuk mengoptimalkan distribusi pupuk. Beberapa model drone bahkan dilengkapi dengan sensor multispektral yang dapat memantau kondisi tanaman dan tanah di sepanjang penerbangan. Sensor ini membantu drone mendeteksi kebutuhan tanaman secara lebih mendalam, seperti area yang membutuhkan lebih banyak pupuk atau area yang sudah cukup terhidrasi, sehingga drone dapat menyesuaikan dosis pupuk yang dibutuhkan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DRONE
Penggunaan drone dalam pertanian memiliki banyak manfaat, namun juga ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satu keuntungan utama adalah kemampuannya untuk memantau tanaman secara langsung dengan menggunakan kamera dan sensor, yang membantu petani mendeteksi masalah seperti kekurangan air atau serangan hama sejak dini. Drone juga dapat membuat penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida lebih efisien, karena dapat diterapkan secara tepat sesuai kebutuhan tanaman, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil pertanian. Selain itu, drone dapat digunakan untuk memantau lahan yang sulit dijangkau, seperti area berbukit atau yang tergenang air, serta bisa menjadi alat untuk memberikan edukasi kepada petani mengenai teknologi terbaru yang dapat meningkatkan produktivitas.
Namun, ada beberapa kekurangan dalam penggunaan drone. Biaya awal untuk membeli drone yang dilengkapi teknologi canggih cukup tinggi, yang bisa menjadi kendala, terutama bagi petani kecil. Selain itu, daya tahan baterai drone terbatas, sehingga untuk memantau lahan yang luas, pengisian baterai yang sering dapat mengganggu prosesnya. Pengoperasian drone juga memerlukan keterampilan teknis, yang berarti petani perlu meluangkan waktu untuk belajar dan berlatih. Selain itu, peraturan yang ketat mengenai penggunaan drone, termasuk izin penerbangan dan masalah privasi, dapat membatasi penggunaannya. Kondisi cuaca juga mempengaruhi efektivitas drone; angin kencang, hujan, atau kabut bisa mengurangi kinerjanya. Meskipun ada beberapa tantangan, penggunaan drone dalam pertanian tetap memberikan banyak peluang untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H