Dalam kehidupan di dunia ini manusia adalah suatu insan yang tidak luput dari sebuah kesalahan, kesalahan yang penulis maksud adalah kesalahan yang tidak disengaja maka dari itu kita sering dihadapkan dengan kesalahan orang lain kepada kita baik yang kita kenal maupun tidak dan begitupun sebaliknya kita yang malakukan kesalahan kepada orang lain, terkadang ketika ada orang yang melakukan kesalahan akan ada rasa timbul di dalam perasaan manusia yaitu rasa benci terutama jika kesalahan yang meraka lakukan berhubungan dengan diri kita.
  Ada sebuah kisah dari salah satu santrinya imam syafi'i radhiyallahu anhu yang bernama Yunus bin Abdil A’la, dalam kitab sejarah diceritakan ia pernah berbeda pendapat dengan gurunya yaitu imam syafi'i dalam satu masalah, ketika itu sang guru sedang menyampaikan pelajaran di sebuah mesjid lalu seketika yunuspun berdiri lalu marah dan keluar meninggalkan pelajaran yang sedang disampaikan imam syafi'i, dan pergi menuju ke rumahnya
 Singkat cerita pada waktu malam yunus yang sedang di rumah mendengar ketukan pintu lalu yunus bertanya "siapa diluar dekat pintu?" Yang mengetuk pintu menjawab "Muhammad Bin Idris" lanjut kata yunus "Aku berpikir, dari semua orang yang ku kenal tidak ada yang bernama Muhammad bin Idris kecuali guru ku Imam Syafi’i" lalu yunus membuka pintu kata yunus "aku sangat terkejut ternyata memang beliau(imam syafi'i)" lalu imam syafi'i berkata :Â
"Wahai Yunus… Ratusan masalah mempersatukan kita dan hanya karena satu masalah Kita berpisah. Wahai Yunus.. janganlah Engkau berusaha menjadi pemenang dalam setiap debat dan berbeda pendapat!! Karena meraih hati lebih utama dari pada meraih kedudukan di setiap saat. Wahai Yunus.. janganlah Engkau robohkan jembatan yang telah Aku bangun dan telah Aku lalui.. karena bisa jadi jembatan itu akan Engkau butuhkan lagi untuk kembali di suatu saat nanti. Bencilah terhadap perbuatan salah tapi janganlah Engkau membenci orang yang berbuat salah!! Bencilah terhadap perbuatan maksiat dengan sepenuh hatimu tapi maafkanlah dan kasihanilah orang yang berbuat maksiat!! wahai yunus..kritiklah dan sanggalah pendapat tetap hortmatilah orang-orang yang berpendapat. Karena sesungguhnya tujuan kita sama membrantas penyakit bukan membrantas orang yang sakit."
Jadi, memanglah begitu kita sebagai manusia. Namun, sebaik-baiknya orang yang berbuat salah adalah orang yang mengakui kesalahannya tersebut dan kemudian bertobat. Seharusnya, kita tidaklah membenci orang yang melakukan kesalahan. Namun, bencilah perbuatannya. Nasihatilah ia untuk tidak melakukan kesalahan itu tadi. Bukan malah kita menjauhinya dan merasa aneh jika berada di dekatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H