Nama:R.m Raffi Ardiansyah
Nim:07041282227108
Dosen pengampu: Nur Aslamiah Supli.,BIAM.,M.Sc
Latar belakang
Pada 1 febuari 2021 Myanmar atau yang biasa kita kenal dengan burma mengalami kudeta militer.pihak militer dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing .lalu militer melakukan keadaan darurat nasional yang membuat situasi Myanmar semakin memburuk
Tapi ini bukan kali pertama militer menguasai myanmar.dari 1962 sampai 2011 militer menguasai myanmar (kekerasan struktur)sampai berakhir dengan demonstrasi besar besaran pada 2011
.Menurut BBC, angkatan bersenjata yang mendukung jenderal Min Aung Hlaing menuntut pemungutan suara ulang dan mengklaim hasil pemilu itu adalah penipuan.Sementara itu, Komisi Pemilihan mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.
Pada awalnya hanya ada demonstrasi untuk mengembalikan demokrasi dan membebaskan pemerintahan Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Mynt tetapi
Melansir Kompas.com (12/2/2021), Jenderal Min Aung Hlaing mengancam akan memberlakukan “tindakan efektif” kepada para demonstran jika mereka tidak berhenti melakukan aksinya dan kembali bekerja lalu menyebabkan situasinya semakin memburuk
Meningkatnya dan meluasnya kekerasan(kekerasan langsung) serta serangan terkoordinasi oleh pihak oposisi menyebabkan situasi di Myanmar meningkat dari pemberontakan menjadi perang saudara.semakin hari semakin banyak korban jiwa yang berjatuhan karena konflik ini.
Per 1 Februari 2021 sampai saat ini diperkirakan 12.000 orang telah tewas dalam kekerasan politik sejak kudeta, menurut media lokal dan laporan lainnya. Namun, jumlah korban sebenarnya sulit diverifikasi.
Analisis segitiga konflik:
Apa itu segitiga konflik?
Pada akhir tahun 1960-an Galtung mengajukan sebuah model konflik yang berpengaruh, meliputi konflik simetris atau pun konflik tidak simetris. Dia menyatakan bahwa konflik dapat dilihat sebagai sebuah segitiga, dengan rincian: (C): Konteks/Kontradisi. (B): Sikap. (A): Perilaku. Di sini konteks atau kontradiksi merujuk pada dasar situasi konflik, termasuk “ketidakcocokan tujuan”. Hal ini biasanya dirasakan oleh pihak yang bertikai, karena disebabkan oleh “ketidakcocokan antara nilai sosial dan struktur sosial” (Miall, 2000).
Sederhananya, sikap menciptakan perilaku dan pada gilirannya menciptakan konflik atau konteks. Atau sebaliknya, konflik atau situasi menimbulkan sikap dan perilaku
Galtung berpendapat bahwa ketiga komponen ini harus muncul bersama-sama dalam sebuah konflik total.
Galtung secara tidak langsung dapat menggambarkan atau melihat munculnya kekerasan akibat konflik, yaitu kekerasan langsung, struktural dan kultural.
Seperti yang bisa Anda lihat dari gambar di atas, ada garis yang menunjukkan adanya garis antara kekerasan yang terlihat dan tidak terlihat. Tentang setiap bentuk kekerasan dapat dikatakan bahwa: 1). Kekerasan langsung seringkali didasarkan pada penggunaan kekuasaan (resource power). 2). Kekerasan struktural adalah penciptaan pelaksanaan kekuasaan struktural, seperti seseorang yang memiliki otoritas untuk membuat kebijakan publik. 3). Kekerasan budaya adalah kekerasan berdasarkan ideologi atau budaya (Susan, 2009).
Lalu apa hubungan nya dengan kondisi dan situasi myanmar?
Pada saat ini kondisi Myanmar masih dikuasai militer.kondisi Myanmar seperti yang sudah di sebutkan di atas sempat mengalami pemerintahan militer sebelum menjadi demokrasi.ini yang membuat militer mengkudeta pemerintahan Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Mynt.
Keyakinan bahwa militer berhak menguasai negera yang menjadi salah satu faktor Jenderal Min Aung Hlaing melakukan hal ini(kekerasan kulturan)
Kembali nya pemerintah militer menyebabkan kekerasan struktur karena masyarakat sudah biasa dengan demokrasi belum diperburuk dengan tindakan tindakan militer yang sering tidak manusiawi menyebabkan distrust di masyrakat myanmar. pada saat ini.perbedaan kepentingan antara masyarakat myanmar dan militernya menyebabkan situasi semakin memanas.Di awali dengan demonstrasi lalu mulai dengan penyerangan kepada demonstran yang membuat situasi memburuk.dari hanya demo menjadi situasi bersiap perang sipil.
Apakah situasi ini bisa membaik dan berakhir damai?
Bisa.tetapi kedua belah pihak harus menemukan titik tengah atau perjanjian.seperti membebaskan dan mengembalikan pemerintahanAung San Suu Kyi dan Presiden U Win Mynt. Dan mengembalikan demokrasi lalu melakukan pemilu ulang yang adil dan benar dan kedua belah pihak harus menerima hasil nya.
Tetapi melihat situasi nya saat ini kemungkinan terbesar untuk berdamai harus menggunakan one party frevail atau satu sisi yang menang kecuali dunia internasional bisa menmediasi situasi Myanmar. Memang sangat memperihatinkan situasi nya saat ini tetapi jika dunia internasional tetap membiarkan konflik ini maka hanya ini pilihan yang sangat mungkin terjadi.
Referensi:Aida,Nur(2021,12 Februari)Kudeta Myanmar, Sebab, dan Apa yang Sebenarnya Terjadi? Kompas.com
:Adil,(2021,3 februari)Ternyata Ini Alasan Militer Myanmar Lakukan Kudeta, Sungguh Kemaruk,jpnn.com,https://m.jpnn.com/amp/news/ternyata-ini-alasan-militer-myanmar-lakukan-kudeta-sungguh-kemaruk
:Henschke,Rebbeca&Dale,becky(2022,1 februari)Myanmar: Setahun kudeta militer, masyarakat sipil kini angkat senjata, negara mereka berlanjut ke 'perang saudara',BBC News Indonesia,
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-60210964
:Wijaya,pandasurya(2022,17 januari)Memahami Kudeta Militer Myanmar yang Sudah Tewaskan Ribuan Nyawa,merdeka.com https://www.merdeka.com/dunia/memahami-kudeta-militer-myanmar-yang-sudah-tewaskan-ribuan-nyawa.html?page=2&page=3
: Dimas Sigit Cahyokusumo,R(2020, november)Mengenal Pola Segitiga Konflik & Kekerasan Johan Galtung,Artikula.id
https://artikula.id/dimassigitcahyo/mengenal-pola-segitiga-konflik-kekerasan-johan-galtung/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H