Identitas politik bekerja dalam kendala Dinar Emas. Dibuktikan dari penganut sistem yang merubah menjadi unsur identitas politik pada masing-masing negara muslim. Arab Saudi, Kuwait, Turki dan Uni Emirat Arab sangat jelas menganut sistem ekonomi kapitalistik, sementara Iraq dan Libya lebih dekat pada sosialisme menghasilkan keberbedaan yang cukup kuat sehngga memunculkan konfrontasi pada sistem ekonomi mometer. Karena hal ini dikaitkan oleh hubungan agama Islam sebagai sebuah Identitas. Sebagai contoh adalah Iran dengan paham Syiahnya mengusung sistem demokrasi Islam dan Arab Saudi dengan paham Wahabinya mengusung sistem monarki.
Sehingga dapat diambil kesimpulannya bahwa Emas Dinar sanagt berpengaruh dalam sistem Moneter International. Kekuatannya yang terpromosikan oleh negara Islam menjadi sebuah obyek yang memiliki tempat yang sendiri namun masih berjalan di tempat. Dinar melancarkan serangan ekonomi hanya dalam skala Investasi jangka pendek maupun panjang. Perlu adanya perkembangan lebih lanjut supaya Dinar emas dapat digunakan sebagai standar media mata uang dunia. Salah satunya caranya dengan negara Islam harus bersatu dan menjauhkan konflik kepentingan yang mengakibatkan terjadinya pertikaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H