Mohon tunggu...
Bimo Rafandha
Bimo Rafandha Mohon Tunggu... Programmer, Blogger - Blogger. Storyteller.

Pemintal kata di www.bimorafandha.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Itinerary Staycation Singkat di Palembang, Sehari Menyusuri Sungai Musi

31 Maret 2020   11:26 Diperbarui: 31 Maret 2020   11:45 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang berencana melancong ke Palembang? Sudah tahu apa yang ingin kalian lakukan?

Bagi sebagian orang, berwisata ke Palembang mungkin sedikit tricky. Tak banyak obyek wisata alam seperti pegunungan maupun pantai yang dapat dieksplor. Beberapa mungkin menjadikan Palembang sebagai tujuan wisata hanya karena kekayaan kulinernya yang terkenal lezat seantero negeri. Bayangan wisata kuliner yang bikin perut kenyang pasti terngiang. Selebihnya, bila bicara tentang obyek wisata, mungkin hanya Jembatan Ampera yang terlontar.

Padahal, jika ingin lebih menilik lebih dalam, Palembang dapat memberikan pengalaman berwisata yang unik dan bahkan bisa dilakoni bila hanya memiliki waktu seharian. Sebut saja wisata sungai Musi. Sungai ikonik yang membagi Palembang menjadi dua bagian; Ilir dan Ulu ini sudah menjadi urat nadi masyarakat Palembang. Sajak dulu, sebutan Venice of the East telah melekat di pusat kerajaan Sriwijaya ini.

Selain menjadi salah satu lajur perekonomian masyarakat Palembang, ternyata di sepanjang sungai terbesar di pulau Sumatra ini, banyak obyek wisata yang bisa kalian kunjungi. Apalagi bagi kalian yang hanya memiliki waktu singkat untuk menjelajahi Palembang. Pilihan berwisata menyusuri sungai Musi ini bisa jadi pilihan yang patut kalian coba!

Pukul 09.00 -- 12.00 -- Pulo Kemaro

Mari kita mulai perjalanan menyusuri sungai Musi ini dengan mengunjungi salah satu obyek wisata kebanggaan masyarakat Palembang: Pulo Kemaro. Pulo---atau biasa disebut Pulau ini adalah delta kecil yang terletak di sungai Musi. Jaraknya pun sekitar 6 Km dari kawasan Ampera. Untuk mencapainya, pertama-tama, anggap kalian mengambil penerbangan pagi. Dari arah bandara, kalian cukup mendatangi kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) dengan memakai LRT dan turun di stasiun Ampera.

Di BKB, ada dermaga yang berisi puluhan ketek (perahu kecil) yang dapat mengantar kalian ke Pulo Kemaro. Dengan tarif sekitar Rp 30.000,- kalian sudah dapat menikmati keindahan pulau ini. Pulo Kemaro amat identik dengan kebudayaan Tionghoa. 

Di sini terdapat sebuah klenteng bernama Hok Tjing Rio atau yang biasa disebut dengan Kuil Dewi Kwan In dan pagoda berlantai 9 dengan tinggi 45 meter! Megah bukan? Dengan arsitektur khas negeri Tiongkok, keduanya bisa jadi obyek menarik untuk sekadar mengambil gambar. Biasanya, tiap Cap Go Meh, Pulo Kemaro akan sesak dikunjungi para wisatawan dari segala penjuru dunia untuk beribadah.

Kuil dan Pagoda terlihat dari kejauhan. (Dokpri)
Kuil dan Pagoda terlihat dari kejauhan. (Dokpri)
Pulau ini juga menyimpan legenda Romeo-Juliet Palembang yaitu Pangeran Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah yang jadi pasangan sehidup semati. Berkat cinta yang kuat, sang Putri rela ikut terjun ke muara sungai Musi untuk menyusul Pangeran Tan Bun An yang ingin menyelamatkan guci emas sekembalinya mereka dari Tiongkok. Dan pulau ini diyakini menjadi makam mereka berdua yang saling mencinta sepanjang hayat. Romantis namun juga tragis, bukan?

Pagoda lantai 9 (Dokpri)
Pagoda lantai 9 (Dokpri)
Jadi, ketika berkunjung ke Pulo Kemaro, sempatkanlah untuk menjelajah semua bagian dari pulau yang memiliki luas kurang lebih 79 Ha ini, ya!

Pukul 12.00 -- 14.00 -- Kampung Arab Al Munawar

Puas mengitari Pulo Kemaro, silakan kembali naik ketek menuju Kampung Al Munawar! Kampung ini adalah kampung Arab tertua yang ada di Palembang. Yang istimewa dari kampung ini adalah rumah-rumah dengan arsitektur khas arab dengan kayu-kayu besar berumur ratusan tahun yang masih berdiri kokoh.

Bangunan tua Al Munawar (Dokpri)
Bangunan tua Al Munawar (Dokpri)
Kampung Al Munawar diyakini sebagai kampung imigran asal Yaman yang sudah ada dari zaman Kesultanan Palembang Darussalam. Selama lebih dari 9 generasi, kampung yang kurang lebih terdiri atas 7 kepala keluarga ini masih melestarikan kebudayaan khas Timur Tengah. Yang menarik tentu keberadaan sebuah bangunan bergaya Limas dengan ukiran kayu khas Palembang. Ada pula Al Quran dengan tinta emas yang tersimpan rapi sebagai harta warisan kampung ini.

Lingkungan di Kampung Arab. (Dokpri)
Lingkungan di Kampung Arab. (Dokpri)
Jika berkesempatan mengunjungi kampung ini, jangan lupa pula mencoba kopi khas masyarakat setempat. Di sini pula, terdapat tradisi makan besar bernama 'Munggahan'. Dengan menu khas Kampung Arab seperti nasi mandi, kari ayam, gulai kambing, hingga sambal bisa kalian cicipi dengan latar keindahan sungai Musi dan diiringi alunan musik khas Arab yang mengalun secara langsung. Namun pastikan telah memesannya terlebih dahulu hari-hari sebelumnya, ya! Menarik bukan untuk pemberhentian makan siang?

Pukul 14.00 -- 15.30 -- Klenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu

Satu lagi bangunan khas Tionghoa yang masih dilestarikan hingga sekarang. Klenteng Kwan Im atau Klenteng Tri Dharma Chandra Nadi adalah sebuah bangunan peribadatan yang biasa digunakan untuk berdoa beragam agama dan kepercayaan. Klenteng ini tepat berada di pinggiran sungai Musi---tepatnya di perkampungan 10 ulu Palembang. Dengan jarak tempuh kurang lebih 5 menit dari Kampung Arab Al Munawar, rasanya sayang jika melewatkan klenteng tertua yang ada di Palembang ini.

Klenteng tertua di Palembang (Dok. Kanal Wisata)
Klenteng tertua di Palembang (Dok. Kanal Wisata)
Bangunan yang diyakini sudah ada sejak tahun 1773 ini memiliki ornamen khas Tiongkok yang amat kental. Di pintu masuk, dua patung naga berdiri kokoh menyambut. Masuk sedikit ke dalam, di pelatarannya terdapat dua pagoda mini yang berada di sisi kanan dan kirinya. Dan tepat di bangunan utamanya, atap merah khas Tiongkok tersaji dengan atap berwarna merah menyala.

Ingat, jika tidak memiliki keperluan kalian cukup mengambil gambar di pelatarannya saja, ya! Hanya itu? Nggak dong. Di belakang bangunan ini, ada penjual makanan khas Palembang yang jarang ditemukan: Teluk Ukan. Letaknya persis di belakang klenteng ini. Cocok kan buat makanan ringan ketika sore menjelang? Sempatkan untuk mencicipinya bersama ketan bakar, ya!

Telok Ukan (Dokpri)
Telok Ukan (Dokpri)
Pukul 15.30 -- 17.00 -- Kampung Kapitan

Tak jauh dari Kelnteng Dewi Kwam In, terdapat sebuah rumah seorang kapten yang melegenda di Palembang yaitu Tjoa Kie Tjuan yang memimpin sisi barat ulu sungai Musi pada tahun 1830 - 1855. Kampung Kapitan adalah kawasan cagar budaya yang terdiri atas dua rumah panggung tua yang diyakini sudah ada sejak zaman Dinasti Ming.

Salah satu yang paling menarik perhatian ada di rumah pertama. Ornamen eksotisme Tionghoa tersebar dengan aksen berwarna merah menyala yang memanjakan mata. Dari luar, kita bisa melihat bentuk rumah limas khas Palembang. Bagian tengahnya merupakan ruang terbuka yang biasa digunakan untuk menerima tamu. Dan di ujung dari rumah ini, terdapat altar terbuka untuk ziarah para leluhur. Bau dupa terkadang juga tercium ketika memasukinya.

Pintu Masuk (Dokpri)
Pintu Masuk (Dokpri)
Altar (Dokpri)
Altar (Dokpri)
Rumah kedua dipakai dulu sebagai rumah pemerintahan. Dengan suasana lebih kelam dan kayu-kayu lapuk yang menua, rumah ini memiliki kesan yang lebih luang. Memasuki pintu, kita sudah dihadapkan dengan ruang luas yang sisi-sisinya ditutup pintu-pintu kamar. Rumah inilah yang dulu digunakan sebagai tempat menginap para tamu.

Jadi, bagi kalian yang suka banget dengan sejarah, wajib banget ke sini. Ada keturunan Kapitannya langsung loh yang bisa menemani kalian bercerita!

Pukul 17.00 -- Selesai -- Benteng Kuto Besak

Setelah puas menelusuri sungai Musi, waktunya kita kembali ke permulaan kita: Benteng Kuto Besak. Jika kalian pikir ini waktunya untuk pulang, eits tunggu dulu! Coba sejenak menikmati suasana matahari yang perlahan mulai memudar. Dengan latar rumah-rumah terapung, perahu-perahu yang kembali, dan riak sungai yang menyalak keemasan pastinya bakal kasih pengalaman yang tidak terlupakan.

Pemandangan Senja (Dok. Pesona Travel)
Pemandangan Senja (Dok. Pesona Travel)
Ketika malam menjelang, lampu-lampu di jembatan Ampera akan menyala indah. Pantulannya di permukaan sungai Musi sangat apik untuk dinikmati. Jika lapar kalian bisa mencoba menikmati makan malam di restoran terapung yang ada di wilayah ini! Pun kalau mau sekadar jajan ringan, semua tersedia di kawasan ini. Mau yang lebih istimewa, banyak restoran-restoran yang menyajikan beragam jenis makanan dengan pemandangan sungai Musi saat malam.

Bias lampu Ampera (Dokpri)
Bias lampu Ampera (Dokpri)
Puas menikmati keindahan Ampera dan sungai Musi? Segera ambil barang-barang kalian. Sekarang waktunya untuk pulang ke penginapan!

Cordela Inn R. Soekamto Palembang, Pilihan Tepat untuk Staycation Singkat

Setelah capek ria mengitari sungai Musi, sekarang waktunya kalian beristirahat. Nah, pilihan tepat bagi kalian adalah menginap di Cordela Inn R. Soekamto Palembang ini. Sesuai namanya, hotel ini terletak di Lorong Masjid R. Soekamto Palembang. Wong Plembang pasti tahu kalau ini adalah kawasan yang komplit. Akses yang mudah sebab dilewati berbagai jenis angkutan umum serta dikelilingi beragam restoran yang bisa dicapai dengan singkat. Enaknya lagi, letaknya juga tak jauh dari PTC Mall!

Bangunan hotel (Dok. omegahotelmanagement)
Bangunan hotel (Dok. omegahotelmanagement)
Cordela Inn R. Soekamto Palembang ini resmi didirikan tahun 2018 lalu dan saat ini memiliki 60 kamar dengan dua jenis tipe yaitu deluxe king dan deluxe twin. Harganya pun nggak menguras kantung loh. Amanlah pokoknya! Dengan harga segitu pula, fasilitas yang dikasih nggak sembarangan. Pendingin udara hingga deposit box buat barang kita aman juga tersedia. Keren kan?

Contoh kamar (Dok. omegahotelmanagement)
Contoh kamar (Dok. omegahotelmanagement)
Selain itu, ada fasilitas rooftop cafe yang bisa kita nikmati. Belum rela staycation singkat berakhir, kita bisa menikmati suasana malam yang ada di lantai paling atas Cordela Inn R. Soekamto dengan pemandangan kota sewaktu malam. Tentunya ditemani dengan musik yang memanjakan telinga dan makanan yang enak di lidah yang menjadikan suasana jadi semakin melankolis!

Cordela Inn R. Soekamto Palembang ini termasuk dari jaringan hotel Omega Hotel Management yang terkenal amat memanjakan para tamu yang datang. Dengan pelayanan prima dan keamanan terjaga, Omega Hotel Management memastikan bahwa pelanggan puas terhadap pelayanan yang mereka beri. Keren banget kan?

Jadi, jika kalian memiliki waktu yang singkat untuk bertandang ke Palembang, bisa nih menyusuri kekayaan budaya lewat jalur air di sungai Musi. Sensasinya pasti berbeda kalau pakai jalan darat, loh! Dan jangan lupa menginapnya di Cordela Inn R. Soekamto Palembang ini. Sebab dengan segala fasilitasnya, hotel ini cocok sekali bagi kalian yang menginginkan staycation singkat namun tetap menginap di tempat dengan segala fasilitas yang mantap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun