Memang sesaat hal itu memberikan kelegaan. Namun, kelegaan itu menggantung. Jaminan keselamatan tidak serta-menyerta begitu saja. Di dalam benak, ketakutan akan ketidakselamatan masih tersisa. Mungkin itulah sebabnya demo penggunaan alat-alat keselamatan yang acap kali teracuhkan segera menjadi perhatian. Bukan hanya saya tetapi juga penumpang lain yang sebelumnya terkantuk-kantuk terlihat menyimak seketika. Logika mulai tidak bekerja diserang rasa takut kehilangan nyawa dan celaka. Pikiran sudah tidak rasional lagi dalam mencerna, karena walaupun masalah terselesaikan ketakutan itu masih membayang di kepala.
Topik ini menjadi obrolan seru saya dan rekan saya selama penerbangan tengah malam menuju Biak kemarin. Semakin menarik ketika aspek tanggung jawab pada keselamatan dihubungkan dengan kenyamanan. Karena kita tentu setuju jika nyaman juga berarti selamat dan. Dalam hal ini kami mengaitkan penumpang maskapai ini secara keseluruhan, yang memang ‘membeli kenyamanan’. Karena terdengar kasak-kusuk yang kurang lebih begini, “Sekelas Garu** kok kecolongan...”
Di balik peristiwa memang selalu ada hikmah. Positifnya, berdasarkan pengamatan saya peristiwa tersebut telah membuka mata tentang arti sebuah jaminan dan komitmen pelayanan standar keselamatan. Sebagai buktinya, penumpang yang biasanya tak menyimak demo penggunaan perlengkapan keselamatan menjadi memperhatikannya dengan saksama. Bahkan lembar informasi keselamatan yang biasanya diabaikan demi menikmati layanan hiburan pun seketika memperoleh pembaca. Kepedulian mulai muncul terhadap kepemilikan orang lain juga, tidak hanya pada milik diri sendiri. Karena menyangkut keselamatan bersama. Singkatnya, saya dan rekan saya menyimpulkan: keselamatan merupakan peran semua pihak. Tidak bisa hanya dibebankan pada maskapai penerbangan atau segolongan petugas saja.
Saat mendarat, rasanya bagai meneguk air ketika buka puasa. Puji syukur terucap tak terkira. Sembari menunggu penerbangan transit berikutnya, dengan pikiran lebih lega saya menyadari sesuatu. Bahwa tidak ada yang lebih besar dari segala sesuatu. Termasuk manusia itu sendiri. Betapa jumawanya saya sebagai manusia yang acap kali menyepelekan sesuatu. Dalam hal ini menyepelekan aspek-aspek informasi keselamatan. Bahkan merasa telah membeli tanggung jawab pada diri sendiri.
Jayapura-Makassar-Surabaya, 28 September 2016
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI