Mohon tunggu...
Rafendra Aditya
Rafendra Aditya Mohon Tunggu... Staf Biro Informasi dan Hukum Kemenko Kemaritiman -

Menulis membuatku merasakan hal-hal yang tak dapat kurasakan di dunia nyata. Menulis itu membangun rumah, dengan pondasi gagasan, material kata-kata dan atap khasanah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Sedesah Cela

15 September 2016   19:09 Diperbarui: 15 September 2016   19:26 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah meja tanpa sudut
atau bahkan tanpa bentuk
yang kuharap
pula yang kau rutuk
...

Seteguk dua sloki
Sesesap cawan putih
Terhisap lintingan asap
Berganti, diisi, dipanasi lagi
....

Kemarin yang kau kutuk
esok yang kuidam
menjadi desah tak berujar

Kini yang kucela
Dulu yang kau jaga
Lebur tanpa sanggah

Sunan Giri, 020316

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun