Mohon tunggu...
Rafasha Oktaviani
Rafasha Oktaviani Mohon Tunggu... Penerjemah - Translator dan Content writer

Halo, saya Rafasha Oktaviani. Saya adalah seorang penerjemah dan penulis konten di sebuah fasilitas kesehatan. Saat ini saya menulis artikel bertema-kan topik kesehatan dan berkolaborasi dengan para dokter di tempat saya bekerja sebagai peninjau artikel kesehatan yang saya buat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efek Samping Kemoterapi dan Solusinya

11 Maret 2023   15:46 Diperbarui: 11 Maret 2023   15:48 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasien kemoterapi Pexels.com/Ivan Samkov

Efek samping, bahaya, risiko menjalani kemoterapi serta solusinya dan alternatif pengobatan selain kemoterapi.

Kemoterapi adalah salah satu tindakan medis untuk menangani penyakit kanker. 

Cara kerja kemoterapi adalah dengan memberikan bahan kimia yang sangat kuat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk menghancurkan sel kanker. 

Bahan kimia tersebut bisa berupa infus melalui area tubuh, obat-obatan yang diminum, suntikan, ataupun kemoterapi berbentuk krim untuk penderita kanker kulit. 

Perlu diketahui, sel-sel tubuh normal seperti sel rambut, kuku, kulit, tulang dan sel sehat lainnya juga bisa ikut terkena bahan kimia kemoterapi tersebut karena bahan kimia tersebut tidak bisa membedakan antara sel kanker dengan sel normal. Hal itulah yang menyebabkan munculnya berbagai efek samping yang kemungkinan besar diderita oleh pasien kanker yang menjalani kemoterapi baik saat di awal maupun setelah beberapa lama menjalani kemoterapi.

Apa Efek Setelah Menjalani Kemoterapi yang Pertama?

Pada pasien yang baru pertama kali menjalani kemoterapi, efek samping yang umumnya bisa dirasakan adalah : 

  • Tubuh merasa lemas dan lemah
  • Terjadinya penurunan imun sehingga mudah terserang penyakit atau infeksi
  • Merasa mual
  • Terjadinya penurunan kualitas rambut dalam kurun waktu beberapa hari atau minggu semenjak menjalani kemoterapi
  • Kemungkinan terserang anemia atau kekurangan darah.

Efek Samping Yang Dirasakan Pasien Setelah Kemoterapi dan Solusinya

 1. Rasa tidak nyaman di perut

Pasien kemoterapi bisa merasakan mual, kembung, mulas, sakit perut dan mengalami muntah-muntah karena kemungkinan terjadinya komplikasi, metastasis atau beberapa obat yang digunakan untuk kemoterapi bisa bersifat emetogenik atau menyebabkan muntah-muntah. Cara mengatasi efek rasa tidak nyaman di perut adalah dengan :  

  • Berkonsultasi pada dokter yang menangani pasien sehingga dokter bisa memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan penyebabnya
  • Makan makanan dalam porsi kecil dan sering
  • Hindari makanan tinggi lemak, berminyak, berbumbu kuat, 
  • Makan makanan ringan dan kering yang mudah dicerna 
  • Hindari posisi berbaring setelah makan

2. Mudah terkena infeksi dan penyakit, salah satu efek samping kemoterapi yang paling berisiko

Pasien kemoterapi rentan terkena infeksi dan penyakit karena bahan kimia yang terkandung dalam kemoterapi bisa berdampak pada menurunnya imun tubuh sehingga tubuh pasien lebih rentan terkena infeksi dan penyakit. Cara mengatasi terhindar dari serangan penyakit dan infeksi akibat efek samping kemo adalah : 

  • Rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer
  • Menghindari orang sakit atau kerumunan
  • Memakai masker 
  • Tidak memakan makanan yang tidak terjamin kualitas dan gizinya

3. Tubuh terasa kelelahan, lemas atau lemah

 Merasa kelelahan, lemas atau lemah adalah salah satu tanda anemia. Kemoterapi dapat menyebabkan anemia atau kurangnya sel darah. Untuk mengatasi anemia karena kemoterapi, pasien perlu : 

  • Makan dengan sering 
  • Pastikan ada orang yang bisa dimintai bantuan ketika butuh
  • Batasi aktivitas
  • Makan makanan kaya zat besi

4. Gangguan pencernaan (Diare atau sulit BAB)

Gangguan pencernaan seperti diare bisa disebabkan karena beberapa hal, salah satunya karena hancurnya sel usus akibat bahan kimia kemoterapi. Sementara pada kasus sulit BAB setelah kemoterapi, biasanya disebabkan oleh terganggunya saraf di usus besar karena bahan kimia kemoterapi atau efek samping dari salah satu obat pereda nyeri kemoterapi seperti opioid. Untuk mengatasi diare atau sulit bab karena kemoterapi, pasien disarankan : 

  • Konsultasikan keluhan kepada dokter agar diberikan obat yang tepat
  • Minum minimal 8 gelas air per hari 
  • Hindari produk susu, makanan yang mengandung gas, 
  • Latihan fisik ringan (Jika sulit BAB)

5. Kerontokan rambut

Kebanyakan pasien kemoterapi mengalami kebotakan karena bahan kimia kemoterapi yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker, ikut menghancurkan sel rambut atau sel keratinosit (yang juga terdapat pada kuku dan kulit) hingga menyebabkan rambut rontok, kulit kering dan pucat serta kuku menghitam dan rapuh. Untuk meminimalisir efek samping kerontokan atau kebotakan rambut karena kemoterapi, pasien dapat melakukan hal berikut :  

  • Sisir rambut secara perlahan
  • Potong rambut menjadi pendek
  • Pakailah penutup rambut seperti topi kupluk

6. Keluhan pada kulit dan kuku

Sama seperti penyebab kerontokan rambut, penyebab kerusakan kulit atau kuku setelah kemoterapi disebabkan oleh rusaknya sel keratinosit. Berikut hal yang bisa pasien lakukan untuk menangani kerusakan kulit akibat kemoterapi :

 

  • Jangan mandi terlalu lama
  • Gunakan air suhu ruang
  • Hindari produk yang mengandung alkohol atau pewangi
  • Hindari matahari langsung
  • Gunakan pelembab seperti lotion atau lip balm
  • Konsultasikan keluhan pada dokter

7. Hilang nafsu makan

Hilangnya nafsu makan setelah kemoterapi disebabkan karena rusaknya mukosa sel di organ pencernaan. Untuk mengatasi hilangnya nafsu makan setelah kemoterapi, pasien disarankan untuk : 

  • Makan dengan porsi kecil tapi sering
  • Makan makanan kesukaan
  • Makan makanan bergizi, berkalori tinggi dan berprotein tinggi

8. Pengobatan alternatif pengganti kemoterapi tanpa efek samping 

Selain menderita efek samping yang menyiksa dan mengganggu aktivitas keseharian pasien kanker, kemoterapi juga memiliki segudang bahaya yang perlu dipertimbangkan.

Efek samping bahan kimia kemoterapi yang bisa menghancurkan sel-sel sehat di dalam tubuh secara bertahap bisa merusak organ-organ di dalam tubuh. Kemoterapi dapat merusak organ ginjal, paru-paru, susunan saraf tubuh, organ hati, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Maka dari itu, banyak sekali pasien kanker yang tidak ingin menjalani kemoterapi atau ingin berhenti dari pengobatan kemoterapi karena efek sampingnya yang tak tertahankan dan menakutkan.

Pengobatan kanker pengganti kemoterapi tersedia di CMI Hospital. Dengan pengobatan kanker yang minim efek samping, tidak menurunkan imun tubuh, menyehatkan pasien dan menghancurkan sel kanker tanpa mengganggu sel tubuh yang normal, efek samping yang dirasakan di kemoterapi serta risiko-risiko berbahayanya bisa dihindari. 

Bagaimana pengobatan kanker di CMI Hospital bekerja? 

Pengobatan kanker CMI Hospital memadukan terapi pengobatan medis modern dengan medis klasik timur. Dengan arahan tim medis secara berkala memantau kondisi pasien dan memberi edukasi mengenai pola hidup sehat yang harus dijalani, pasien kanker bisa sehat tanpa kemoterapi atau tindakan lainnya yang berefek samping fatal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun