Mohon tunggu...
Rafael Simanjuntak
Rafael Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hobi saya otomotif dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lunturnya Nilai-nilai Pancasila

10 Desember 2022   21:39 Diperbarui: 10 Desember 2022   21:45 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bangsa Indonesia akhir -- akhir ini mengalami banyak permasalahan kompleks. Dengan semua permasalahan yang dihadapi, maka dibutuhkan penanganan yang serius. Baik dari pemerintah maupun juga dari masyarakat. Dimulai dari permasalahan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, korupsi, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), sistem Pendidikan, serta kenaikan harga pangan yang menyulitkan rakyat menengah kebawah. Semua permasalahan ini terjadi dan memberi dampak yang besar dikarenakan bangsa ini sudah mulai tidak mengimplementasikan nilai -- nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Tata kelola negara yang dijalankan pemerintahan sudah tidak berjalan sesuai dengan yang dibentuk dan diajarkan oleh para pendiri bangsa. Rakyat pun sudah mulai kehilangan jiwa patriotisme. Serta rakyat bangsa ini sudah mulai lupa tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai rakyat Indonesia. Dasar -- dasar serta nilai -- nilai kebangsaan Indonesia seolah sudah mulai hilang dan tercabut dari akarnya.

     Banyak aspek -- aspek / hal -- hal yang dapat melunturkan nilai -- nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa dan negara.

1. Peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap remaja yang mulai berkurang.

Pendidikan dapat diperoleh dari mana saja. Salah satu aspek terpenting dalam pembentukan sikap seseorang melalui Pendidikan Agama. Karena dengan pembelajaran melalui agama kita dapat menanamkan dan juga mengembangkan pendidikan moral dan pembinaan terhadap mental seseorang. Pendidikan agama dapat dilakukan sejak dini sehingga menghindari terjadinya kepribadian buruk serta mudah tergoyahnya oleh perkembangan zaman.

2. Kurangnya Pendidikan Pancasila

Menyikapi persoalan yang kompleks dan kompleks tersebut diperlukan pendidikan karakter seperti pendidikan Pancasila, khususnya sebagai kelompok kepentingan, yang dibangun melalui pendidikan yang mengikutsertakan berbagai elemen bangsa. Diharapkan dengan adanya pendidikan Pancasila dapat meminimalisir dan mengusir kejahatan yang sedang berlangsung saat ini. Yang penting, generasi muda tidak hanya kompeten, tetapi juga tertarik dengan kemajuan Indonesia. Pendidikan Pancasila sangat penting bagi generasi muda di Indonesia untuk membentuk karakter sosial yang baik dan berakhlak mulia. Agar berdaya saing dalam masyarakat, beretika, bermoral, bermartabat dan beradab, berbangsa dan bernegara. Karakter adalah nilai tingkah laku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan, serta diwujudkan dalam pikiran, sikap, emosi, norma dan hukum agama, tata krama yang berlandaskan kepedulian dan perilaku. Kebudayaan dan Adat Adat. Saya berharap tidak ada lagi tindakan kriminal seperti korupsi.

3. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh lingkungan (orangtua, sekolah maupun masyarakat).

Perwujudan Pancasila harus dimulai dari setting pendidikan yang berbeda. Darikeluarga sebagai lembaga informal, sekolah sebagai lembaga formal dan masyarakat sebagai lembaga informal. Semua bidang pendidikan ini harus dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila. Pertama, di lembaga pendidikan informal seperti rumah. Keluarga adalah jenjang pendidikan pertama dan terpenting bagi anak-anak. Perkembangan karakter seorang anak dapat diartikan bergantung pada pengasuhannya di rumah. Bisa berupa pola asuh permisif yang memberikan kebebasan kepada anak, pola asuh otoriter yang menuntut anak untuk selalu patuh, atau pola asuh otoriter yang artinya orang tua dan anak saling memahami tanggung jawab, hak dan kewajiban masing-masing. anak-anak, orang tua harus terlebih dahulu memiliki karakter yang lebih baik. 

Dengan demikian, orang tua dapat menjadi role model atau panutan bagi anak dalam bertindak, sehingga anak dapat selalu memperhatikan perilakunya. Kedua, peran guru di lembaga pendidikan formal dan sekolah sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik. Guru adalah orang tua kedua bagi siswa di sekolah. Guru harus selalu menghayati nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya. Menumbuhkan kebiasaan berdoa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, saling toleransi antar teman, peduli sesama dan tidak membeda-bedakan antar siswa. Ketiga, pelaksanaan pendidikan Pancasila di masyarakat tentunya dimulai dari daerah sekitar. Semboyan Indonesia adalah 'Bhinneka Tunggal Ika' yang berarti 'Bhinneka Tunggal Ika', sehingga keragaman etnis yang ada di masyarakat harus menjadi warna tersendiri bagi mereka. Bangsa Indonesia terdiri dari 4.444 orang dari berbagai suku, namun kerukunan antar suku tetap terjaga.

4. Penyimpangan Nilai -- Nilai Pancasila

Masalah kepribadian anak muda menjadi sorotan masyarakat.Sorotan tersebut telah dimuat di beberapa media elektronik, media cetak, wawancara, dialog, atau pidato. Ironisnya, muncul permasalahan seperti meningkatnya kriminalitas, meningkatnya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kekerasan, kejahatan seksual, vandalisme, perang geng, konsumerisme dan kehidupan politik yang tidak produktif. Perbincangan tiada henti. Setengah abad berlalu sejak kemerdekaan bangsa Indonesia hingga saat ini, namun bangsa Indonesia semakin mengalami kemerosotan karakter bangsa. Generasi muda seakan dihadapkan pada dinamika pembangunan di lingkungan strategis yang penuh dengan dilema. Tantangan kehidupan semakin kompleks dan diwarnai oleh fenomena kemerosotan nilai-nilai luhur bangsa.

5. Efek globalisasi

Dengan era globalisasi saat ini terdapat trend yang semakin dinamis dan selalu diwarnai dengan ketidakteraturan dan ketidakpastian. Kondisi ini meningkatkan kecenderungan terhadap permasalahan baru yang semakin beragam dan multidimensional. Teknologi informasi yang berkembang pesat mempengaruhi kehidupan manusia. Dampak tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Teknologi informasi dapat memberikan dampak positif apabila dapat meningkatkan taraf hidup. Namun, juga dapat berdampak buruk jika seseorang gagal menggunakan teknologi informasi dengan baik. Teknologi informasi berdampak langsung pada perubahan banyak aspek kehidupan, termasuk kepribadian generasi muda.

Hal-hal tersebut mengakibatkan krisis moral yang terjadi pada bangsa Indonesia, terutama pada

generasi muda. Oleh karena itu Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara, perlu untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan, serta diamankan oleh seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali, tidak dapat ditawar lagi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasinya antara lain dengan :

1. Menanamkan Pendidikan Agama sejak dini untuk membentuk ketakwaan dan karakter yang baik pada diri generasi muda Indonesia.

2. Mengajarkan pendidikan moral pada anak sedini mungkin agar membentuk generasi muda yang bermoral dan taat kepada norma aturan.

3. Memberikan Pendidikan Pancasila yang harus ditanamkan sehingga dapat menjadi pedoman dan landasan bagi generasi muda.

4. Menumbuhkan kesadaran dalam diri generasi muda Indonesia untuk membangkitkan semangat Pancasila.

5. Menumbuhkan semangat nasionalisme, misalnya mencintai produk dalam negeri.

6. Lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ekonomi, maupun budaya bangsa.

Dengan demikian jika beberapa upaya tersebut sudah dapat terlaksana dengan baik, secara otomatis nilai-nilai luhur Pancasila tentunya dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Sehingga nilai-nilai luhur Pancasila dapat menyatu dalam diri masyarakat kita, menjadikan masyarakat kita memiliki kepribadian yang tangguh dan akan mengharumkan nama bangsa Indonesia ini. Kesimpulan merupakan rangkuman dari temuan penelitian, disertai saran-saran, memberikan gambaran singkat yang disesuaikan dengan masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun