Mohon tunggu...
Rafael Natal Nababan
Rafael Natal Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur

Saya adalah pengamat ekonomi yang fokus pada cryptocurrency, saham, dan bisnis. Dengan minat mendalam dalam analisis pasar, saya berbagi wawasan dan tren terbaru untuk membantu pembaca memahami dunia keuangan yang terus berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Indonesia Menggeser Inggris dan Prancis Dalam Perekonomian Global

30 Januari 2025   12:26 Diperbarui: 30 Januari 2025   12:27 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Bendera Indonesia, Prancis, dan Inggris 

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia kerap disebut sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru yang sedang naik daun. Berdasarkan data Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai $4,4 triliun, melampaui Inggris ($3,9 triliun) dan Prancis ($3,8 triliun) (IMF, 2023). Pencapaian ini menempatkan Indonesia di posisi ke-7 ekonomi terbesar dunia berdasarkan PPP, menggeser dua negara Eropa tersebut.

Namun, apakah pencapaian ini mencerminkan kekuatan ekonomi yang sesungguhnya? Apa faktor pendorong di balik angka ini, dan bagaimana prospek Indonesia di masa depan? Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang makna peringkat ekonomi berdasarkan PPP, keunggulan yang dimiliki Indonesia, serta tantangan yang harus dihadapi agar dapat mempertahankan momentum pertumbuhan.

PPP vs. Nominal: Memahami Konteks Perbandingan

Penting untuk memahami bahwa perbandingan ini menggunakan PPP, yang memperhitungkan perbedaan biaya hidup dan daya beli di setiap negara. Sementara itu, dalam ukuran nominal---yang mencerminkan nilai absolut PDB dalam dolar AS---Indonesia masih berada di peringkat ke-16 dengan PDB sekitar $1,4 triliun (2023), jauh di bawah Inggris ($3,1 triliun) dan Prancis ($2,7 triliun).

PPP memberikan gambaran lebih akurat tentang daya beli masyarakat di dalam negeri, tetapi tidak serta-merta menunjukkan dominasi ekonomi di pasar global. Meski demikian, pertumbuhan PPP Indonesia menunjukkan potensi besar dari konsumsi domestik dan daya saing ekonomi yang semakin meningkat.

Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

1. Demografi Muda dan Pasar Domestik yang Besar

Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, di mana 65% berusia di bawah 45 tahun, Indonesia memiliki salah satu tenaga kerja produktif terbesar di dunia. Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% dari PDB, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah yang pesat.

Bonus demografi ini menjadi modal besar bagi pertumbuhan ekonomi, terutama jika diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja.

2. Transformasi Digital dan Ekonomi Kreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun