Mohon tunggu...
Rafael Natal Nababan
Rafael Natal Nababan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur

Saya adalah pengamat ekonomi yang fokus pada cryptocurrency, saham, dan bisnis. Dengan minat mendalam dalam analisis pasar, saya berbagi wawasan dan tren terbaru untuk membantu pembaca memahami dunia keuangan yang terus berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Saham Quantum Computing Jatuh Usai Ceo Nvidia Sebut Butuh 20 Tahun Lagi

9 Januari 2025   12:14 Diperbarui: 9 Januari 2025   12:14 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Jensen Huang Ceo Nvidia (Sumber: Wikipedia)

Saham D-Wave Quantum Inc. mengalami penurunan drastis sebesar 36% setelah CEO Nvidia, Jensen Huang, mengungkapkan bahwa komputer kuantum yang "sangat berguna" mungkin masih 15 hingga 30 tahun lagi untuk terwujud. Pernyataan ini disampaikan saat acara Consumer Electronics Show (CES) 2025 dan memicu kekhawatiran di kalangan investor mengenai prospek teknologi kuantum. Huang menjelaskan bahwa meskipun komputer kuantum dapat menangani masalah kecil seperti kriptografi, mereka belum siap untuk mengatasi masalah data besar. Hal ini berlawanan dengan harapan pasar yang sebelumnya meningkat setelah pengumuman chip Willow oleh Google, yang dianggap sebagai terobosan dalam komputasi kuantum.

CEO D-Wave, Alan Baratz, segera membantah pandangan Huang, menegaskan bahwa aplikasi komersial untuk komputer kuantum sudah ada dan berkembang. Penurunan saham D-Wave mencerminkan ketidakpastian di sektor ini, meskipun teknologi kuantum terus menarik perhatian dan investasi. Investor kini menghadapi dilema: apakah akan tetap percaya pada potensi jangka panjang komputasi kuantum atau menanggapi skeptisisme dari pemimpin industri seperti Huang. Sementara itu, perusahaan-perusahaan lain di sektor ini juga mengalami penurunan signifikan, dengan Rigetti dan IonQ masing-masing turun sekitar 47% dan 45%.

Dampak terhadap Perusahaan di AS dan China

Penurunan saham D-Wave juga berdampak pada perusahaan-perusahaan lain di sektor komputasi kuantum baik di AS maupun China. Di AS, banyak perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi kuantum seperti IBM dan Google mungkin menghadapi tekanan dari investor untuk menunjukkan kemajuan yang lebih cepat dalam pengembangan produk mereka. Ketidakpastian ini dapat menghambat pendanaan untuk proyek-proyek baru dan memperlambat inovasi.

Di China, pemerintah telah menginvestasikan miliaran dolar dalam riset dan pengembangan teknologi kuantum sebagai bagian dari strategi untuk menjadi pemimpin global dalam bidang ini. Penurunan saham D-Wave dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap potensi pasar kuantum secara keseluruhan, termasuk di China, yang juga berusaha mengejar ketertinggalan dalam inovasi teknologi. Jika investor mulai meragukan kelayakan jangka pendek dari teknologi kuantum, hal ini bisa memperlambat kolaborasi internasional dan investasi lintas negara.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan yang menjanjikan dalam teknologi kuantum, tantangan besar masih ada di depan, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai efektivitas penuh masih menjadi tanda tanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun