Mohon tunggu...
Rafaella Shiene Wijaya
Rafaella Shiene Wijaya Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa Kedokteran FKUI 2019

Interests have no meaning without rests.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan Diet Ketogenik

19 Agustus 2019   19:21 Diperbarui: 19 Agustus 2019   19:44 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meskipun banyak memiliki dampak positif, pola diet ini juga dapat membawa dampak merugikan bagi tubuh akibat adanya perubahan drastis terhadap asupan nutrisi. 

Pada beberapa hari pertama penerapan diet, tubuh mungkin akan mengalami kelesuan dan kondisi brain fog, atau sulit fokus karena otak tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, efek jangka pendek dari diet ini adalah sekumpulan gejala pusing, mual, insomnia, hingga konstipasi yang lebih umum disebut dengan keto flu. 

Sedangkan efek merugikan jangka panjang dari diet ini dapat mengakibatkan steatosis (penumpukan lemak pada jaringan hati), batu ginjal, dan kekurangan vitamin dan mineral akibat minim konsumsi sayur dan buah. Pelaku diet ketogenik juga dapat memiliki nafas bau alkohol akibat terjadinya ketonemia atau penguraian aseton menjadi isopropanol yang dapat disalahartikan sebagai tanda mabuk minuman keras[2].

 Mitos yang mengelilingi penerapan diet ini di antaranya ialah bahwa diet ini dapat mencegah atau menyembuhkan kanker atas dasar penggunaan glukosa sebagai sumber nutrisi utama pertumbuhan sel kanker[13]. Namun, sampai saat ini, belum terdapat bukti ilmiah yang cukup konsisten menjelaskan hubungan kedua variabel ini[14]. 

Mitos lainnya ialah pelaku diet keto dapat makan daging berlemak dan berkolesterol tinggi sepuasnya tanpa takut mengembangkan penyakit kardiovaskuler. 

Dalam hal ini, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi selama melakukan diet tetap harus dipertimbangkan dengan konsultasi dietisien atau dokter karena diet ini tidak dapat sembarangan dilakukan dan harus mengikuti anjuran dokter berdasarkan kalkulasi kebutuhan asupan yang berbeda tiap pasien dan kasusnya [15]. 

Mitos lainnya adalah bahwa diet keto merupakan gaya hidup yang bisa diaplikasikan tanpa batasan waktu tanpa menimbulkan yo-yo effect atau kenaikan berat badan signifikan setelah diet dilakukan. 

Paoli7 dalam artikel jurnalnya menyebutkan bahwa belum ada data yang cukup untuk menentukan bahwa yo-yo effect atau kenaikan kembali berat badan setelah melakukan diet akan terjadi secara signifikan, namun Paoli menyebut bahwa dua periode terpisah pelaksanaan diet keto dengan penerapan diet Mediterranean di antaranya terbukti dapat menimbulkan efek penurunan berat badan yang signifikan tanpa mengembangkan risiko kesehatan lainnya dan kenaikan kembali berat badan. 

Durasi yang disarankan untuk penerapan diet keto juga bukanlah seumur hidup, melainkan dari minimum 2-3 minggu hingga 6-12 bulan. Diet ini merupakan diet yang tinggi risiko apabila tidak diikuti dengan anjuran dokter, konsultasi bagi yang tertarik melakukan diet ini sangat disarankan karena tidak semua diet cocok untuk semua orang.       

Referensi

[1] International Food Information Council Foundation. 2018 food and health survey [Internet]. NW (Washington, D.C.) : International Food Information Council Foundation; 2018 : 33-34 [cited 2019 Aug 17]. Available from: https://foodinsight.org/wp-content/uploads/2018/05/2018-FHS-Report-FINAL.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun