Mohon tunggu...
Rafael Kasihraya Rahina
Rafael Kasihraya Rahina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar Sekolah Menengah Atas

Seorang Pelajar SMA

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Belas Kasih yang Memampukan Segalanya

30 November 2024   15:42 Diperbarui: 30 November 2024   15:42 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BELAS KASIH YANG MEMAMPUKAN SEGALANYA

Keaktifan dalam kegiatan pelayanan di Gereja membuat Agnes Antin Ardhani (48) terjun ke dalam bidang Kemasyarakatan dan berjiwa sosialis.

Tentang  "Agnes Antin Ardhani"

Lahir : Batang, 19  Desember 1976

Pendidikan : 

  • TK-SD Kanisius Kurmosari

  • SMP Pangudi Luhur Dominico Savio

  • SMA Sedes Sapientie Semarang

  • S-1 Jurusan Arsitektur di Universitas Katolik Soegijapranata (S.Ars.)

  • S-2 Jurusan Magister Management di Universitas Diponegoro (M.M.)

Riwayat Karir :

  • Arsitek

  • Karyawan di BANK Panin Purwokerto (2003-2007)

  • Karyawan Swasta di Perusahaan Bidang Properti Semarang (HIFIVE, ERA,dll)

  • Investor Saham

Ibu Agnes Antin Ardhani merupakan seorang mantan arsitek yang kini sudah berusia 48 tahun pada 2024 ini. Di usianya tersebut, beliau beralih profesi menjadi karyawan di perusahaan swasta di bidang properti, yakni ERA TOP MATARAM. Selain itu, pandemi Covid-19 yang kian melonjak juga membuat beliau menjadi Investor saham. Hal tersebut menjadi sumber penghasilan lain selain menjadi seorang Agen Properti selama pandemi Covid-19 berlangsung.

 Beliau tidak hanya bergulat di bidang properti saja, karena beliau juga merupakan salah satu aktivis pelayanan di Gereja St. Theresia Bongsari Semarang. Berawal dari dirinya yang ditunjuk oleh lingkungan untuk menjadi "Prodiakon", beliau semakin ditarik untuk menjadi pengajar/katekis calon baptis dan calon krismawan/krismawati di paroki, dan juga membantu umat lingkungan untuk mengantarkan komuni kepada orang sakit. 

Keaktifan dan ketangkasan beliau dalam pelayanan di Gereja membuat beliau dipercaya untuk menjadi Koordinator Pelayanan Kemasyarakatan Gereja di bidang beasiswa dan pendidikan. Tepat di masa pandemi, beliau berusaha untuk memfasilitasi internet dan dukungan beasiswa bagi anak-anak pelajar sekitar paroki yang kurang mampu dalam mengikuti pembelajaran secara Daring. 

Beliau menjadi salah satu perpanjangan tangan Tuhan dan Gereja untuk membantu umat sekitar, sehingga beberapa umat paroki dan pastor paroki sudah mengenal dekat dengan beliau. Pada tahun 2019-2022, beliau mulai merangkap untuk menjadi Koordinator "Piring Kasih". Piring Kasih merupakan program Gereja yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang berkekurangan dalam hal kebutuhan pangan, terutama di masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian tidak stabil akibat peristiwa PHK di berbagai tempat, sehingga hal tersebut menjadi permasalahan sosial-ekonomi yang esensial bagi umat paroki.

Oleh karena hal tersebut dan memang tidak ada yang mau menjadi koordinator Piring Kasih pada waktu itu, Bu Agnes tergerak hati untuk menjadi koordinator Piring Kasih dengan alasan bahwa beliau ingin dapat menolong orang yang kesulitan mendapat makanan. Pada saat itu, beliau mulai merancang beberapa hal untuk pelaksanaan program tersebut, mulai dari pencarian donatur/relawan, pembuatan proposal, LPJ, dan jadwal pelaksanaannya secara rutin setiap Kamis siang. Proses yang beliau hadapi juga tentunya tidak mudah, karena beliau harus menguras waktu dan tenaga untuk mendapatkan donatur. 

Selain itu, beliau juga harus mengundang/mempromosikan program tersebut kepada orang-orang sekitar yang kurang mampu, seperti pemulung, pengamen, tukang ojek, dll. Hal-hal tersebut harus dilakukan oleh beliau agar program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target. Secara perlahan, program Piring Kasih ini mulai dikenal oleh masyarakat sekitar, bahkan sempat diliput oleh Kompas karena banyaknya masyarakat yang berdatangan dan merasa terbantu dengan adanya program ini, terutama saat menjelang natal. Pada akhirnya, Piring Kasih menjadi sebuah kontribusi Paroki yang dikenal oleh banyak orang di luar paroki, yang dilanjutkan oleh beliau sejak 2019 hingga akhir tahun 2022 silam. Pada tahun ini, beliau masih menjadi seorang prodiakon, lektor, katekis, dan ditunjuk menjadi Building Management "Grhya Argya": Gedung baru di paroki.

REFLEKSI 

Di dalam kesulitan hidup, kita sebagai makhluk sosial hendaknya memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap sekitar untuk saling membantu dan mendukung. Kita tidak bisa menggantungkan hidup kita pada diri sendiri, karena kita adalah makhluk ciptaan yang terbatas dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Maka dari itu, kita harus menjadi pribadi yang "memanusiakan manusia".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun