Mohon tunggu...
Rafael Kaisar Gultom
Rafael Kaisar Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Selama kuliah saya memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi, perbatasan dan organisasi internasional. Disaat waktu luang saya suka memilih untuk bermain game khususnya CS2 (Counter Strike 2) dimana bermain game bisa dikatakan merupakan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ulasan Konsep Limology, Konsep Baru Studi Perbatasan? Seberapa Dapat Diandalkan Konsep ini?

16 Desember 2024   20:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.tribunnews.com

Pendahuluan

Limology, atau yang dikenal sebagai studi perbatasan, adalah sebuah disiplin ilmu yang relatif baru namun semakin mendapat perhatian di dunia akademik. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, limes yang berarti batas atau perbatasan, dan logos yang berarti ilmu. Dalam ranah akademis, istilah ini mulai muncul sekitar akhir tahun 1990-an, menandai tumbuhnya minat terhadap studi perbatasan yang bersifat kompleks dan multidisipliner. Pada artikel ini penulis mengulas artikel yang dibuat oleh Fauzan tahun 2024 yang berjudul "Limology: Konsep baru studi perbatasan?". 

Menurut Fauzan (2024) secara pengertian limology adalah bidang interdisipliner yang mengeksplorasi sifat, fungsi, dan dampak perbatasan. Tidak hanya dianggap sebagai batas fisik yang memisahkan antar negara, perbatasan juga dilihat sebagai konstruksi sosial, ekonomi, politik, dan keamanan yang kompleks yang mempengaruhi perilaku dan interaksi manusia antar bangsa. 

Studi perbatasan menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti geografi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, dan hubungan internasional untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang perbatasan. Bidang ini menekankan bahwa perbatasan bersifat dinamis dan terus-menerus didefinisikan ulang oleh peristiwa geopolitik, pola migrasi, dan perubahan sosio-ekonomi

Pada awalnya, konsep Limology diperkenalkan dalam artikel ilmiah oleh Kolossov & O'Loughlin pada tahun 1998, melalui tulisan mereka berjudul New Borders for New World Orders. Studi ini bertujuan memahami perbatasan sebagai fenomena global yang mendapatkan relevansi baru setelah berakhirnya Perang Dingin. 

Selama dua dekade terakhir, studi perbatasan terus berkembang, dengan penekanan pada bagaimana perbatasan tidak hanya menjadi garis fisik yang memisahkan negara, tetapi juga sebagai konstruksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang dinamis. Studi perbatasan mencakup berbagai tema penting, seperti geopolitik, migrasi, dan identitas nasional. Dalam hal geopolitik, perbatasan menjadi elemen kunci dalam hubungan internasional dan dinamika kekuasaan global. 

Dalam perkembangannya, studi perbatasan menyoroti pentingnya memahami perbatasan sebagai entitas yang terus berubah akibat proses globalisasi. Globalisasi tidak hanya menurunkan fungsi perbatasan sebagai penghalang (barrier), tetapi juga meningkatkan perannya sebagai zona kontak (contact zone) yang mendorong interaksi lintas batas. 

Meskipun ada pandangan yang menyebutkan bahwa globalisasi akan mengarah pada dunia tanpa batas (borderless world), para peneliti sepakat bahwa perbatasan tetap relevan dan masih menjadi bagian integral dari dinamika global. Studi ini juga memanfaatkan pendekatan interdisipliner, melibatkan bidang geografi, hubungan internasional, sosiologi, antropologi, hingga teknologi.

Sumber: www.tribunnews.com
Sumber: www.tribunnews.com

Review Lebih Mendalam

Dengan pendekatan ini, para akademisi dapat menganalisis kompleksitas interaksi, hubungan, dan ketegangan yang muncul di wilayah perbatasan. Contohnya, Newman (2006) menjelaskan bahwa perbatasan tidak hanya memisahkan wilayah geografis, tetapi juga menciptakan pembeda antara "kami" dan "mereka," "di sini" dan "di sana," serta "di dalam" dan "di luar." 

Selain aspek sosial dan politik, dampak ekonomi juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, Limology menawarkan perspektif yang sangat berharga dalam memahami tantangan dan peluang yang ada dalam dunia yang semakin terhubung ini. Dengan demikian, Limology atau studi perbatasan menjadi alat penting untuk memahami bagaimana perbatasan memengaruhi masyarakat dan bagaimana masyarakat, pada gilirannya, membentuk dan mendefinisikan ulang perbatasan. 

Selanjutnya, Kelebihan dari artikel ini yaitu pertama, menonjolkan sifat multidisipliner dari Limology, mencakup berbagai bidang seperti geografi, politik, sosiologi, dan antropologi. Hal ini memberikan perspektif yang luas dan mendalam tentang konsep perbatasan. Kedua, penjelasan tentang sejarah munculnya Limology dan hubungannya dengan konteks global pasca-Perang Dingin sangat komprehensif. 

Referensi terhadap tokoh seperti Kolossov & O'Loughlin, serta karya akademik lainnya, memperkuat argumen tulisan. Ketiga, Tulisan ini mencakup banyak aspek perbatasan, termasuk fungsi (barrier, contact, filter), dampak ekonomi, identitas nasional, dan pengaruh globalisasi.

Hal ini memberikan pemahaman holistik tentang studi perbatasan. Sedangkan, kelemahan pada artikel ini antara lain pertama, Tidak ada grafik, peta, atau tabel yang bisa membantu pembaca memahami konsep-konsep kompleks yang dijelaskan, seperti fungsi perbatasan atau dampak globalisasi. 

Kedua, Tulisan lebih berfokus pada teori dan sejarah, tetapi kurang memberikan contoh nyata atau kasus spesifik yang bisa mengilustrasikan bagaimana konsep Limology diterapkan dalam situasi praktis. Terakhir yaitu Penyampaian informasi cenderung monoton, sehingga kurang menarik bagi pembaca yang mengharapkan variasi bentuk penyampaian, seperti narasi, analisis, atau cerita kasus. 

Evaluasi dari kelebihan artikel ini dimana dapat dikembangkan lebih baik lagi yaitu pertama dapat menambahkan analisis spesifik tentang perbatasan Indonesia, seperti perbatasan di Kalimantan, Papua, atau Natuna, yang memiliki tantangan unik terkait keamanan, migrasi, dan identitas nasional. 

Kedua, dapat menggunakan kasus nyata yang mengilustrasikan bagaimana Limology diterapkan, misalnya bagaimana teknologi diterapkan dalam pengawasan perbatasan, atau bagaimana perbatasan memengaruhi identitas masyarakat di wilayah perbatasan.

Ketiga, mungkin bisa menambahkan analisis kritis terhadap konsep-konsep yang ada, seperti apakah dunia tanpa perbatasan (borderless world) benar-benar dapat dicapai.

Temuan Review Artikel dan Saran Improvisasi

Sedangkan, di sisi lain kelemahan yang dimiliki artikel ini secara lebih dalam berada pada hal pertama jika tidak ada grafik, peta atau tabel Konsep-konsep yang dijelaskan, seperti polymorphic borders atau dinamika geopolitik perbatasan, akan lebih mudah dipahami jika didukung oleh diagram atau peta yang menjelaskan wilayah atau fungsi perbatasan dalam konteks tertentu. 

Kedua, dengan artikel ini berfokus pada teori dan sejarah tanpa contoh nyata maka Pembaca mungkin sulit memahami relevansi Limology dengan dunia nyata karena tidak ada ilustrasi konkret, seperti kasus pengelolaan perbatasan Indonesia-Malaysia atau kebijakan migrasi di Uni Eropa. Terakhir yaitu penyampaian informasi yang cenderung monoton dapat membuat pembaca sulit terhubung secara emosional dengan isu-isu yang dibahas, seperti pengungsi atau konflik di wilayah perbatasan. 

Ulasan pribadi tentang artikel ini yaitu sejauh yang penulis kaji dan baca sudah bagus dimana salah satu fokus dari limology adalah bagaiman konsep ini dapat menggabungkan multidisiplin ilmu dan pandangan. Selain itu, artikel ini dapat lebih baik lagi dengan evaluasi yang sudah penulis review artikel paparkan. Interpretasi kritis dari penulis review artikel adalah Artikel ini berhasil memberikan gambaran awal tentang Limology, tetapi belum sepenuhnya menunjukkan potensi konsep ini sebagai kerangka analitis yang relevan dengan dunia nyata.

Dengan menambahkan elemen aplikatif, memperkaya gaya penulisan, dan menyertakan konteks lokal, artikel ini bisa menjadi lebih bermanfaat dan menarik bagi pembaca. Interpretasi kritis ini menunjukkan bahwa meskipun artikel ini memiliki dasar yang kuat, masih ada ruang besar untuk pengembangan dan penyempurnaan. 

Penilaian menyeluruh terhadap kontribusi artikel limology ini terhadap bidang studi perbatasan yaitu Artikel ini berkontribusi besar dalam menjelaskan pentingnya Limology sebagai kerangka analitis dalam studi perbatasan. Dengan menekankan pendekatan multidisipliner, fungsi dinamis perbatasan, dan relevansi globalisasi, artikel ini membantu memperluas perspektif akademis tentang bagaimana perbatasan memengaruhi dan dipengaruhi oleh dinamika dunia modern. 

Namun, untuk memberikan dampak yang lebih signifikan, artikel ini dapat dikembangkan dengan menyertakan aplikasi praktis, analisis kasus, serta konteks lokal atau regional yang spesifik. Hal ini akan membuat kontribusi artikel terhadap bidang studi perbatasan tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga aplikatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun