Mohon tunggu...
Rafael Bisma
Rafael Bisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif, tertarik dalam dunia psikologi dan seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitos Toxic Productivity: Menenali dan Mengatasinya

14 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:03 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah budaya kerja yang semakin kompetitif dan tekanan untuk terus berprestasi, konsep produktif menjadi semakin penting. Namun, terkadang kita terjebak dalam apa yang disebut sebagai "toxic productivity" -- sebuah paradoks di mana semangat untuk bekerja keras malah berujung pada dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik.

Apa itu toxic productivity?

Toxic productivity adalah kondisi di mana seseorang terobsesi untuk terus-menerus produktif dan bekerja secara ekstrim, tanpa memperdulikan kesehatan fisik, mental, dan sosialnya. Orang dengan toxic productivity memiliki keinginan tidak sehat untuk selalu berbuat sesuatu, dan akan merasa bersalah jika tidak melakukan apa-apa. 

Menurut Emily Toxic productivity adalah salah satu penyebab utama burnout. Ketika kita selalu berusaha untuk menjadi produktif, tubuh dan pikiran kita akan mengalami stres yang kronis. Hal ini dapat berakibat pada kelelahan fisik dan mental, insomnia, dan masalah kesehatan lainnya (Emily, 2019)

Apa Saja Dampak toxic productivity?

  1. Kesehatan Mental yang Terpengaruh:

 Ketika kita terus-menerus menempatkan diri kita dalam tekanan untuk mencapai lebih banyak, kesehatan mental kita dapat menderita. Kecemasan, stres, dan depresi adalah dampak umum dari toxic productivity.

  

  2. Kesehatan Fisik yang Terganggu: 

Kurangnya istirahat yang memadai dan stres yang berlebihan dapat mengarah pada masalah kesehatan fisik, seperti gangguan tidur, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan risiko penyakit jantung.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun