Bersama Georg, kamu akan diajak menjelajahi sebuah dunia yang di dalamnya kehidupan nyata dijalani seperti dalam dongeng. Dari sebuah kisah cinta, beralih ke perenungan tentang alam semesta, sampai pada pertanyaan filosofis tentang hidup, sebuah pertanyaan yang menentukan makna hidup."
Begitulah tertulis pada bagian belakang sampul buku ini, membuat kita bertanya bagaimana alur dari buku yang diceritakan kilas balik ke masa lalu, pada kehidupan beberapa tahun yang lalu. Kisah tersebut diceritakan dalam lembaran-lembaran surat yang ditemukan pada sebuah pada sebuah kereta dorong berwarna merah peninggalan sang ayah.
Cerita berawal pada suatu hari Georg baru pulang dari les musik. Ia mendapati sang kakek dan nenek datang berkunjung untuk memberikan amplop yang tertutup rapi. Amplop tersebut berisi surat peninggalan ayahnya yang meninggal 11 tahun yang lalu untuk diberikan ketika Georg sudah cukup dewasa.
Georg mengambil amplop tersebut dan mengunci diri dalam kamarnya, ditemani sekaleng cola, ia mengawali membaca surat misterius tersebut. Tanpa berharap banyak, Georg mulai membaca surat tersebut yang diawali dengan pengantar dari ayahnya disertai dengan beberapa pertanyaan tentang masa kini, masa dimana Georg tumbuh dewasa serta mengenai Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Umur Georg saat itu 15 tahun disaat surat itu datang padanya.
Surat tersebut kebanyakan membahas mengenai masa muda sang ayah serta pertemuanya dengan si Gadis Jeruk. Siapakah sebenarnya si Gadis Jeruk itu? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang sangat menarik bagi pembaca buku ini.
Selama membaca surat dari ayahnya, Georg sering kali mendapatkan beberapa gangguan dari ibunya yang sangat penasaran dengan isi surat tersebut. Tetapi, Georg tetap melanjutkan membaca surat itu hingga akhir. Pada surat tersebut diceritakan bahwa ayah Georg adalah seorang dokter yang mempunyai imajinasi yang luas dan hidup.
Pada surat tersebut juga diceritakan mengenai pertemuannya dengan si Gadis Jeruk yang sangat memalukan. Pada pertemuan pertama mereka, gadis itu membawa kantong besar berisi jeruk, karena itulah ayahnya memanggilnya si Gadis Jeruk. Akan tetapi, ayah Georg terpesona dengan gadis tersebut hingga selama berminggu-minggu mencari sosok sebenarnya si Gadis Jeruk itu.
Ayahnya juga menceritakan tentang kenangan mereka ketika Georg masih kecil sehingga ia tidak ingat, tetapi Georg berusaha keras untuk mengingat semua kenangan pada surat ayahnya.
Setelah mengetahui maksud dari surat misterius itu, Georg mulai berpikir dan mencoba mencari tahu mengenai beberapa pertanyaan ayahnya mengenai kehidupan.
Setelah Georg selesai membaca surat tersebut, kini saatnya ia menjawab pertanyaan dari ayahnya, pertanyaan yang mungkin mengubah pandangannya tentang kehidupan. Ia mulai menulis jawaban untuk pertanyaan dari ayahnya.
The Orange Girl merupakan novel yang sangat meperhatikan kerapihan cerita tanpa mengurangi keindahannya. Pembawaan ceritanya yang menarik kian membuat pembaca penasaran. Jawaban yang diberikan di akhir cerita disajikan dengan baik, alurnya mampu memberikan transisi yang baik ke topik yang berbeda namun tidak kalah penting. Novel ini benar-benar menggambarkan karakter yang seolah hidup, begitu nyata, begitu manusiawi. Pada akhir novel, penulis membawa kita tenggelam dalam pikiran. The Orange Girl benar-benar memberikan rasa yang berbeda untuk novel fiksi.