Mohon tunggu...
Rafael Adhitya Putra Kusuma
Rafael Adhitya Putra Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa SMA Kolese Kanisius

Suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integritas Akademik di Ujung Tanduk: Kasus Kumba Digdowiseiso

16 September 2024   15:19 Diperbarui: 16 September 2024   15:29 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pencatutan nama dalam karya ilmiah yang melibatkan Prof. Kumba Digdowiseiso, mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas), telah mengguncang dunia akademik Indonesia. Pemberhentian Kumba dari jabatannya sebagai dekan dan dosen tetap Unas menjadi bukti nyata bahwa integritas akademik adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar1.

Pentingnya Integritas Akademik

Integritas akademik adalah fondasi dari dunia pendidikan dan penelitian. Tanpa integritas, hasil penelitian menjadi tidak dapat dipercaya dan merusak reputasi institusi serta individu yang terlibat. Kasus Kumba menunjukkan betapa pentingnya menjaga etika dalam setiap langkah akademik. Pencatutan nama dosen dari Universiti Malaysia Terengganu (UMT) dalam publikasi jurnal internasional adalah pelanggaran serius yang mencederai kepercayaan publik terhadap dunia akademik1.

Dampak pada Reputasi Institusi

Universitas Nasional (Unas) telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan Kumba dari jabatannya. Langkah ini menunjukkan komitmen Unas dalam menjaga integritas akademik dan memberikan pesan kuat bahwa pelanggaran etika tidak akan ditoleransi. Namun, kasus ini juga memberikan dampak negatif pada reputasi Unas. Masyarakat akademik dan publik akan mempertanyakan bagaimana kasus ini bisa terjadi dan apa langkah pencegahan yang akan diambil ke depannya1.

Peran Tim Pencari Fakta

Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuk oleh Unas memainkan peran penting dalam mengungkap kebenaran di balik kasus ini. TPF yang terdiri dari akademisi dan peneliti dari berbagai institusi telah melakukan investigasi mendalam dan memberikan rekomendasi yang menjadi dasar keputusan pemberhentian Kumba1. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses investigasi ini sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Pelajaran yang Bisa Dipetik

Kasus ini memberikan pelajaran berharga bagi seluruh sivitas akademika. Pertama, pentingnya menjaga etika dan integritas dalam setiap langkah akademik. Kedua, institusi pendidikan harus memiliki mekanisme pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa depan. Ketiga, transparansi dan akuntabilitas dalam menangani kasus pelanggaran etika sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Kesimpulan

Kasus Kumba Digdowiseiso adalah pengingat bahwa integritas akademik adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Dunia akademik harus terus berupaya menjaga etika dan integritas dalam setiap langkahnya. Institusi pendidikan harus memiliki mekanisme pengawasan yang ketat dan transparan untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa di masa depan. Hanya dengan demikian, kepercayaan publik terhadap dunia akademik dapat dipulihkan dan dijaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun