Mencari pakaian branded dengan murah? atau ingin mencari pakaian
murah meriah? kegiatan Thrifting adalah jawabannya. Mungkin
kebanyakan orang sudah tidak asing lagi dengan kata "Thrift Shop"
atau "Thrifting". Hal tersebut memiliki tujuan seperti bisa
mendapatkan harga yang murah, barang bermerek kelas atas dengan
harga dibawah pasaran. Sebenarnya kegiatan usaha pakaian bekas
sudah lama terjadi, namun kisaran 2-3 tahun ini peminatnya semakin
tidak terkendali.
   Tetapi ada satu hal yang patut di perhatikan selain dari sisi
bisnisnya. Anak muda sekarang yang terbuka matanya terhadap gaya
atau fashion terhadap apa yang akan di kenakannya. Mulai dari atas
kepala hingga ujung kaki dan juga memanfaatkan berbagai macam
media sosial untuk memerkan apa yang di kenakannya. Hal tersebut
tidak memiliki batasan umur tidak selalu orang dewasa saja yang
mengikuti trendi ini, tidak jarang anak-anak sampai remaja sudah
"melek" akan penampilannya.
   Covid-19 datang tanpa permisi ke dunia. Semua terkena getahnya.
Orang-orang berpikir bagaimana mereka mampu bertahan menghadapi
pandemi yang serba sulit. Banyak yang jatuh makan banyak juga yang
bangkit. Salah satunya berbisnis pakaian bekas.
   Keterbatasan aktivitas sosial di masyarakat mengharuskan kita
untuk memanfaatkan media online. Banyak penjual-penjual
memanfaatkan gawai mereka untuk memperluas koneksi dagangan
mereka. Lonjakan minatnya masyarakat terhadap pakaian bekas,
banyak bermunculan pedagang-pedagan baru di nusantara. Ada
diantaranya yang sukses besar, sebaliknya juga ada yang mengalami kerugian
- Terlihat menggiurkan tapi ada apa dibaliknya?
    Tentu bukan modal yang kecil bila ingin menjalankan bisnis ini. Dan bukan tanpa ada resiko menjalankannya. Melihat suksesnya pedagang "X" atau lainnya banyak orang tertarik ingin mencoba memulai usaha pakian bekas. Perlu adanya sikap mental kewirausahaan untuk menjalaninya. Serta promosi yang gencar demi keberhasilan.
    Terkadang hasil dari pembelian paket ball tidak semanis dengan ekspetasi. Kita tidak bisa memprediksikan apakah yang datang bar ang langka yang berharga fantastis atau memiliki brand yang bernilai jual tinggi. Banyak kejadian yang di alami penjual pakaian bekas. Yang diterima mereka hanyalah "sampah" atau saat di buka isinya tidak memiliki harga nilai jual yang tinggi. Beberapa cerita dibalik nestapanya berbisnis pakaian bekas.
    Jadi memang kisah-kisah sukses pedagang pakaian bekas itu bukan tanpa adanya kesulitan yang di hadapi. Mungkin kerugian yang mereka temui harganya sangat fantastis. Maka rimba yang di hadapi para pedagang bukan hanya kualitas barang mereka, tetapi juga pedagang di sekitar mereka baik secara online maupun offline. Siapa yang kuat bertahan atas seleksi alam ini?.
   2. Keberhasilan menjalankan bisnis pakaian bekas ini.Â
   Tentu kita semua ingin mendapatkan kesuksesan di hidup masingmasing. Banyak diantara mereka yang saya rasa sukses bertahan di rimba industri jualan pakaian bekas. Dari yang usia belia mampu mengantongi uang puluhan juta. Akhirnya merambat ke orang yang merasa termotivasi untuk melakukan hal yang sama.
   Betapa senangnya bila pedagang mendapatkan barang yang katanya "vintage", "branded", dan sebagainya. Maka, pedagang sekarang pun sudah lebih paham terhadap jenis merek-merek yang bernilai tinggi. Berbeda dengan pedagang di masa sebelum meledaknya kegiatan berburu pakaian bekas. Harga dulu pasti lebih murah dibanding sekarang, karena hal itu tadi para pedagang sudah mampu mengenali jenis barang bernilai tinggi.
Â
   Tetapi, apakah para pedagang mampu bertahan lebih lanjut?. Memang saat ini api masih terlihat menyala, orang -orang masih melakukan aktivitas berburu pakaian bekas. Bagaimana jika trendi ini menurun minatnya?. Perlu hadirnya strategi ketahanan. Pastinya tidak mudah.   3. Manfaatnya di masa pandemiÂ
   Pemerintah sering berbicara terkait perputaran roda ekonomi, sepertinya eksistensi bisnis pakaian bekas juga menjadi penyumbang lajunya roda ekonomi Indonesia. Meski bisnis pakaian bekas termasuk ke jenis sekunder, namun orang-orang masih menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian.
   Sumbangsih minat terhadap barang bekas yang kuat, menjadi oto t bagi para pedagang pakaian bekas. Di jaman yang serba online, pasti banyak orang-orang memanfaatkan peluang ini. Sangat praktis dan tidak membutuhkan modal toko offline untuk memasarkannya. Menjadi kreatif adalah kunci utamanya memanfaatkan hal yang ada seperti gawai. Memperbesar perputaran keuangan di masa pandemi.
   Setidaknya masih ada orang yang mampu bertahan di masa pandemi Covid-19 untuk tetap memiliki pekerjaannya. Kita masih bisa melihat orang sukses di masa pandemi ini hal yang membanggakan. Barang habis terjual sering terjadi di thrift shop. Dan semoga juga di berbagai sector ekonomi mengalami perputaran ekonomi yang baik di masa pandemi ini.
   Kita bisa mendapatkan banyak nilai positif dari bisnis pakaian bekas. Dimasa sulit seperti ini t etap bisa waras dan bertahan, merupakan kesuksesan.
Referensi:
 https://www.qureta.com/post/maraknya -thrifting-di-indonesiaÂ
https://starbanjar.com/read/belajar-dari-ehen-pemuda-banjarmasinyang-sukses-jualan-pakaian-bekas-lewat-secondiary https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/19/201500965 /fenomenathrifting-sedang-digandrungi-apa-pemicunya-?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H