Pendidikan akhlak muslim yang berlandaskan nilai tasawuf adalah hal yang penting dalam Islam untuk memperoleh kepribadian muslim disertai kualitas mental yang baik, kecakapan dalam hidupnya, serta mampu menyelesaikan problematika manusia di masa mendatang. Hal ini juga merupakan sebuah perwujudan dari ikhtiar dalam membentuk karakter muslim yang sesuai dengan adat istiadat, norma, potensi atau bakat bawaan dari lahir, dan pemikiran muslim berdasarkan syariah Islam.
Secara umum, karakter merupakan sifat manusia yang terbentuk dari kebiasaan atau hal-hal yang dilakukan secara berulang dalam kurun waktu yang lama. Kebiasaan tersebut diperoleh dari indera pendengaran dan penglihatan, kemudian diimplementasikan secara konsisten. Sehingga, karakter menjadi unsur penting di dalam diri manusia dan sifatnya cenderung permanen. Karena sifatnya yang cenderung permanen, karakter atau akhlak memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat diubah. Perubahan ini sendiri melalui proses sebagai berikut:
- Ditopang oleh niat yang disetai motivasi dari luar dan dalam, dorongan yang kuat, serta kebulatan tekad. Niat menjadi hubungan antara rencana manusia dengan kehendak Allah SWT.
- Perubahan akhlak didukung oleh lingkungan sekitar.
- Bergantung pada kapabilitas manusia untuk berjuang melawan tabiat.
Dalam Al-Qur'an surah Ibrahim ayat 24-25, dijelaskan bahwa karakter muslim bagaikan pohon yang memiliki akar, batang, dan buah. Jika akarnya  tertanam dengan baik, maka buahnya akan tumbuh dengan baik pula. Artinya, jika seorang muslim memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT., mereka akan memiliki kebiasaan yang baik dalam beribadah. Maka dari itu, diperlukan pendidikan akhlak muslim agar terciptanya akhlak mulia yang akan berguna bagi diri sendiri maupun manusia lain. Selain memperbaiki kepribadian dan kehidupan muslim, pendidikan akhlak muslim juga memberi kesadaran lebih terhadap kehidupan beragama dan hubungan manusia dengan Allah SWT.
Pendidikan akhlak muslim dapat diterapkan dimana saja dan dalam bentuk apapun. Proses pembentukan karakter ini diawali dari lingkup keluarga, dimana peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengenalkan niali syariah Islam, dan nilai-nilai positif lainnya secara mendasar. Selain itu, diperluas dengan mempelajarinya secara teoritis di lingkup akademis, dan secara praktis di lingkup masyarakat. Dalam proses pendidikan akhlak, Rasulullah SAW membagi 5 dasar kepribadian muslim, yaitu:
- Akidah yang ditopang oleh keimanan yang baik.
- Menjadikan orang yang beriman sebagai panutan yang baik.
- Sikap mau belajar dan menerapkannya sebagai suatu kebiasaan.
- Menanamkan sikap bahwa kita selalu bergantung pada Allah SWT.
- Menanamkan motivasi yang kuat terhadap diri sendiri maupun orang lain, demi mencapai kehidupan sebagai muslim yang baik.
Dengan demikian, peran pendidikan akhlak muslim sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk membentuk kepribadian muslim yang baik, pendidikan akhlak muslim juga memiliki tujuan untuk mengatur tata hidup manusia. Hal ini karena dalam prosesnya, melibatkan nilai-nilai positif kehidupan dan juga syariah Islam. Memang tidak dapat dilakukan dalam kurun waktu yang sebentar, namun, jika dilaksanakan dengan keyakinan yang kuat serta konsisten, maka tujuan Islam membentuk karakter muslim akan tercapai. Dengan terciptanya akhlak mulia, maka kehidupan bermasyarakat akan senantiasa damai dan rukun.
Penulis: Rafa Dahayu Amandya dan Asep Usman Ismail
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H