bintang kini sudah terjadi di zaman jahiliyah sebelum islam disebar luaskan oleh nabi, orang orang jahiliyah mempercayai ramalan bintang tersebut sebagai untuk meramal kehidupan ataupun karakter seseorang.
Di era teknologi yang sudah berkembang pesat, media sosial menjadi sumber informasi dengan sangat mudahnya.dalam hal percaya akan sesuatu dengan cepatnya mempengaruhi seseorang terutama dikalangan generasi muda ,dengan mengabaikan abstraksi dari membaca ramalan yang mereka yakini tampa menelaah dalam pandangan prestektif agama dan akidah.Di dalam ilmu astrologi Membaca ramalan melaluiNamun ramalan bintang orang orang jahiliyah beralih dengan sebutan zodiak, penggunaan zodiak ini dipopulerkan astronom Yunani bernama Claudius ptolemy yang karyanya di jadikan sebuah buku yang bernama tetrabilbos menjadi salah satu acuan untuk ilmu astrologi modern,Nah ramalan zodiak itu sendiri digunakan untuk menebak nasib, karakter ,ataupun kesialan pada rasi bintang dibulan kelahirannya dan tidak sedikit pula mereka mempercayai ramalan zodiak. Zodiak memiliki 12 rasi bintang sebagai ramalan zodiak diantaranya ; Capricorn, Aquarius,pisces,aries ,taurus , Gemini, cancer,leo , virgo,libra,scorpi,dan sagitarius.
Dari sinilah muncul pertanyaan , apakah kepercayaan zodiak, sebagai hiburan saja atau menjadi ancaman akidah seseorang ?
Menjadi menuai perdebatan, karena kepercayaan zodiak ini mengubah pemikiran mereka percaya bahwa takdir itu didasari oleh zodiak ,melainkan Allah SWT yang menentukan takdir makhluk nya . dalam hal ini kerap menjadikan topik menuai perdebatan sebagai ekspresi keimanan , kritik terhadap pembebasan pemikiran pola pikir di salah gunakan menjadikan menjadikan akidah seseorang terancam . Sebagian banyak orang yang membaca horoskop sebagai cara menjadikan jawaban atas masalah kehidupan ataupun sekedar hiburan , sebagai hanya untuk mempercayai ramalan untuk menjadikan nasib dan keberuntungan menjadi kan kufur keimanan terhadap Allah.
para ilmuwan di dunia Islam memberikan banyak kontribusi pada bidang astronomi ,Sebagai contoh pandangan Ibnu Sina dalam bukunya Resla f ebl akm al-nojm "Sanggahan terhadap astrologi", Ibnu Sina menentang praktik-praktik astrologi yang mengklaim dapat memprediksi nasib atau masa depan manusia berdasarkan posisi planet dan bintang-bintang. Namun, Ibnu Sina tetap mempercayai bahwa posisi bintang-bintang dan planet dapat memberikan pengaruh ke bumi termasuk kepada manusia, tetapi hal ini terjadi secara deterministik atau dapat dijelaskan dengan ilmu alam ketimbang ramalan-ramalan yang bersifat magis.
Namun dari sudut pandangan islam terhadap zodiak, segala bentuk ramalan yang meklaim untuk mengetahui masa depan ataupun menemukan nasib bertentangan dengan ajaran tauhid seseorang, peryataan itu sendiri berdasarkan pada firman Allah didalam al- Qur'an: قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُۗ وَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ ٦
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan."(QS.An-Naml:65)
ada 2 sudut pemasalahan dalam hukum percaya terhadap mempercayai ramalan zodiak yang menjerumuskan terhadap kesyirikan seseorang
1. Apabila seseorang hanya sekedar membaca zodiak atau ramalan bintang, walau tidak memercayai dan membenarkan ramalan tersebut, maka hukumnya tetap haram. Akibatnya, Allah tidak menerima shalatnya selama 40 hari
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima (HR.Muslim)
2. Apabila sampai membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka dianggap telah mengkufuri Al Qur'an yang menyatakan hanya di sisi Allah pengetahuan ilmu ghoib.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur'an yang telah diturunkan pada Muhammad."
demikian dapat disimpulkankepercayaan kepada zodiak, terutama jika dianggap menentukan nasib atau membawa keberuntungan, dapat mengarah pada praktik yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam Islam, segala sesuatu terkait nasib, rezeki, dan masa depan sepenuhnya berada di bawah kehendak Allah SWT. Bergantung pada ramalan zodiak atau astrologi dapat dikategorikan sebagai bentuk syirik kecil (syirik khafi) jika meyakini bahwa bintang atau planet memiliki kekuatan independen selain Allah.
Islam mengajarkan untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah, menjaga tauhid, dan menjauhi segala bentuk praktik atau kepercayaan yang mengalihkan keyakinan tersebut. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, bukan ramalan atau prediksi yang bersifat spekulatif. Jika zodiak hanya dipandang sebagai hiburan tanpa keyakinan mendalam, statusnya lebih ringan, tetapi tetap perlu kehati-hatian agar tidak melampaui batas akidah.
referensi:
firman allah swt :Katakanlah (Nabi Muhammad), "Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatu yang gaib selain Allah. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan."(QS.An-Naml:65)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda"Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima (HR.Muslim)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur'an yang telah diturunkan pada Muhammad."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H