Mohon tunggu...
Raesita Rakhmawati
Raesita Rakhmawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Universitas Terbuka

Pecinta kuliner, jajan, dan jalan - jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbondong-bondong Membantu Gempa Turki

28 Februari 2023   15:43 Diperbarui: 28 Februari 2023   15:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia (Photo by Adem ALTAN / AFP)

Selama bertahun -- tahun, Turki selalu menunjukan solidaritas dan mengirimkan bantuan pada setiap bencana alam yang terjadi di banyak negara di dunia. Usaha diplomasi humanis ini akhirnya menunjukan hasil yang manis saat negeri dua benua itu mengalami bencana gempa bumi dahsyat sepanjang sejarah Turki. Hal ini terlihat dari respon internasional terhadap bencana gempa bumi yang memporak porandakan 10 provinsi di bagian selatan Turki pada 6 Februari lalu.

Dua gempa dahsyat dengan kekuatan 7,8 SR yang disusul dengan gempa susulan berkekuatan 7,6 SR itu berpusat di Kota Kahramanmaras. Gempa mengakibatkan hampir 50.000 orang meninggal dunia, 108.368 orang terluka, dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Dikutip dari Anadolu, Koordinator PBB di Turki, Alvaro Rodriguez, mengatakan bahwa Turki selama bertahun -- tahun telah menjadi rumah bagi jutaan pengungsi dari Siria, yang menjadikannya negara dengan populasi pengungsi terbanyak di dunia (3,7 juta jiwa). Ia menambahkan bahwa Turki telah membantu banyak negara dimasa -- masa sulitnya, maka sekarang adalah saatnya bagi semua negara -- negara itu untuk membalas budi.

Hingga tanggal 18 Februari sudah ada 102 negara yang membantu Turki dan 74 diantaranya telah mengirimkan tim penyelamat khusus untuk membantu pencarian dan penyelamatan korban. Bantuan terbesar berasal dari World Bank, sebesar 1,78 miliar USD, 185 juta USD dari Amerika Serikat, dan 100 juta USD dari UAE.

Hal yang menarik, bahkan negara -- negara yang selama ini menjadi musuhnya pun, ikut turun tangan untuk membantu. Yunani misalnya, menjadi negara yang pertama mengirimkan bantuan. Negara tetangga itu mengirimkan tim penyelamat, anjing penyelamat, alat berat, dan kebutuhan lainnya. Armenia, musuh negara Turki selama bertahun -- tahun juga turut mengirimkan 57 orang ahli penyelamat untuk ikut membantu. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1988, gerbang perbatasan antara Turki dan Armenia dibuka sebagai jalan untuk mengirimkan bantuan.

Bencana ini menunjukan, bahwa negara -- negara di dunia masih memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan melihat kesempatan untuk saling membantu, terlepas dari urusan kepentingan politik. Perjalanan Turki untuk memulihkan diri dari bencana ini masih panjang. Pembangunan kembali kota -- kota yang hancur dan juga pemulihan fisik dan mental para korban, menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Turki di tengah krisis ekonomi akut yang melanda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun