Kebijakan luar negeri Indonesia terhadap krisis di Myanmar selama ini terfokus pada upaya untuk mendesak penyelesaian secara damai dan menganjurkan dialog dan komunikasi sebagai kunci penyelesaian krisis politik di Myanmar. Indonesia telah menekankan pentingnya tidak menggunakan kekerasan dan menyerukan militer untuk memprioritaskan keselamatan rakyat Myanmar. Â Selain itu, Indonesia telah memanfaatkan platform ASEAN untuk mengatasi krisis politik di Myanmar dan telah bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk mengusulkan perlunya pertemuan khusus ASEAN untuk membahas krisis tersebut. Namun, terlepas dari upaya yang dilakukan Indonesia, belum ada kemajuan nyata dalam menyelesaikan krisis ini, dan kekhawatiran muncul mengenai situasi ini seiring dengan berakhirnya kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Kompleksitas situasi di Myanmar menjadikan sulitnya mencapai resolusi pada masa kepemimpinan Indonesia. Indonesia juga mengapresiasi dukungan negara lain, seperti Tiongkok, dalam upaya mengakhiri krisis politik di Myanmar.Â
Balik lagi arti penting penguatan tatanan regional dari Indonesia melalui ASEAN telah ditegaskan Presiden RI pada saat menyampaikan pesan keketuaan yang menyatakan bahwa ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, menjadi jangkar stabilitas dunia, tidak menjadi proxy dari kekuatan manapun, serta mampu memperkuat kapasitasnya agar menjadi lebih adaptif. responsif, dan kompetitif dalam rangka merespons tantangan yang akan dihadapi dalam kurun waktu 20 tahun yang akan datang. Dengan demikian, ASEAN yang kuat akan membantu Indonesia dalam mencapai visi menjadi kekuatan besar regional yang dapat menjalankan peran norm setting dan normmaking di kawasan Asia Tenggara dan pastinya Indonesia akan terus berusaha demi terciptanya cita cita dari politik luar negerinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H