Tapi itu sia-sia, semua sudah terlambat.Â
Air mata sudah terlanjur jatuh, hati sudah terluka, waktu terus berjalan, dan aku tidak pernah bisa kembali.Â
Karena mesin waktu itu ternyata tidak pernah ada.Â
Tidak pernah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!