Program yang dilaksanakan oleh Yayasan Setara  tentang Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) dan Pencegahan dan Penanganan Awal Kekerasan Berbasis Gender dan Eksploitasi Seksual Anak di Ranah Daring atau yang biasa disebut dengan Ocsea di gelar dalam rangka untuk melatih guru BK dan Kesiswaan bagi 15 sekolah di Kota Pekalongan.
Acara tersebut di Buka oleh Kepala DPMPPA Kota Pekalongan Bapak Sabaryo Pramono, S.Sos.Msi, pihaknya melihat bahwa Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi menciptakan media baru, yaitu media online atau internet yang membawa konsekuensi tersendiri, dengan begitu lalu mudahnya semua orang atau anak-anak mengakses informasi yang berujung merubah pola interaksi, termasuk interaksi yang akhirnya biasa di gunakan menggunakan media sosial.
Dengan meningkatnya ketergantungan manusia terhadap internet, didorong juga dengan digitalisasi pesat bermula saat keadaan pandemi yang menempatkan hampir semua interaksi secara daring, maka telah ditemukan bahwa jumlah kasus KBGO telah mengalami eskalasi yang cukup mengkhawatirkan.
Kekerasan berbasis gender merupakan kekerasan langsung pada seseorang yang terjadi karena seks atau identitas gendernya, seperti penderitaan fisik, mental, dan seksual.
KBG Online merupakan kekerasan gender yang difasilitasi oleh teknologi. Berbagai bentuk KBGO yang bersifat mengancam , menakut-nakuti bahkan berujung pada pemerasan.
Mengingat dampak dari KBGO perlu upaya pencegahan dan penanganan yang melibatkan semua pihak dan dalam rangka memperkuat lingkungan yang aman dan ramah anak untuk pencegahan dan penanganan kekerasan dan eksploitasi seksual anak online, melalui Yayasan Setara bekerjasama dengan Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Tengah atas dukungan UNICEF Indonesia melalui Program SETARA-OCSEA mempromosikan lingkungan yang aman melalui pendekatan kesadaran dan respons untuk mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender, eksploitasi dan pelecehan seksual anak online.
Sebagai dasar penting menjalankan strategi kegiatan, telah dilakukan pengambilan data awal terkait perilaku anak dan remaja di media online. Selanjutnya, akan dilaksanakan Training Pencegahan dan Penanganan Awal Kekerasan Basis Gender dan Eksploitasi Seksual Anak di Ranah Daring (KBGO-OCSEA) Berbasis Sekolah dengan harapan mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan dalam pembangunan internet yang aman untuk semua anak di Indonesia yang salah satunya lingkungan pendidikan di 5 wilayah Program Safe and Friendly Environment for Children (SAFE4C) khususnya di Kota Pekalongan.
Dihari pertama guru BK dan Kesiswaan yang berjumlah 60 peserta di latih tentang pengaruh negatif tentang media sosial yang akhirnya semua peserta di bawa ke dalam pengaruh buruk dan pengaruh positif.
Sementara itu juga fasilitator dari Setara memberikan tugas secara kelompok membuat gambar tentang tubuh manusia yang menitikberatkan pada gender dan jenis kelamin manusia secara utuh dengan presentasi di depan peserta lain bukan hanya itu saja, peserta dari guru ini harus bisa membedakan mana yang gender dan mana bukan gender atau jenis kelamin dengan menentukan berpindah-pindah dari 2 pilihan tersebut sampai memang akhirnya banyak guru yang masih bingung gender dan bukan gender, sampai dengan bentuk-bentuk Ocsea dengan menempelkan gambar yang sudah di sediakan.
Kemudian di hari kedua, Guru BK dan Kesiswaan dibagi kelas dengan siswa dari masing-masing sekolah, dimana kelas siswa di ajarkan oleh Fasil Remaja dari forum anak di kota Pekalongan dan Fasil guru di latih oleh fasilitator dari setara, dan sampai dengan peserta di gabung menjadi 1 kelas dan membuat rencana tindaklanjut kegiatan ini untuk di bawa ke sekolah masing-masing, dengan harapan Sekolah INSAN bisa benar-benar di laksanakan dan bentuk-bentuk dari OCSEA bisa di tekan oleh guru dan sekolah.