Mohon tunggu...
Eko Dardirjo
Eko Dardirjo Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Pengurus Rumah Literasi Waskita Brebes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkah Panen Padi di Tengah Covid-19

12 April 2020   15:00 Diperbarui: 12 April 2020   15:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan saat ini yang menjadi tempat paling  tepat, nyaman dan tenang adalah Hidup di pedesaan, hidup dengan suasana asri, hijau dan tanpa asap atau bising suara motor atau mobil bahkan tanpa kemacetan hanya ada di desa.

Peluang untuk bertahan hidup di pedesaan jauh lebih tinggi daripada di kota. Semua yang dibutuhkan untuk bertahan hidup tersedia, dari mulai padi untuk dimakan sehari-hari ada di desa, sayuran dan buah-buahan juga ada di desa bahkan sumber air terbanyaknya ada di desa.

Dengan pemanfaatan lahan sedikit pun di desa bisa jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk membeli nasi bungkus pun masih di bawah harga Rp. 10.000 dengan sudah dapat lauk pauk banyak, berbeda dengan dikota , pada prinsipnya adalah asalkan mau hidup dengan sederhana segalanya di desae berlimpah.

Saat ini, di beberapa desa sudah mulai memasuki masa tanam dan masa panen, dari panen bawang merah, panen jagung atau juga panen padi. Mereka yang panen membuat hati semakin gembira dan dikala pandemi Covid-19 merebak di segala penjuru dunia termasuk Indonesia, masyarakat pedesaan mempunyai lumbung pangan.

Dengan adanya wabah seperti ini masyarakat hampir rata-rata tidak bisa mempunyai penghasilan, terlebih bagi warga perantauan yang akhirnya pulang kampung, sementara ini semua pekerjaan di beberapa sektor banyak yang dihentikan sementara.

Hidup di desa menjadi alternatif bagi kaum urban, mereka yang pulang dari perantauan karena sulitnya mendapatkan perkejaan bahkan adanya wabah ini, mereka bisa mencari nafkah untuk anak istri di kampung, apalagi masa panen sudah dimulai, ikut bekerja atau bahasa ngapaknya adalah kuli atau derep bisa mendapatkan hasil dari pekerjaan tersebut.

Dokpri
Dokpri

Berkah bagi warga yang tinggal di pedesaan, mereka menikmati masa-masa panen di kala pandemi Covid-19, sejauh ini masyarakat disibukkan dengan panen padi, dari pagi di gepyok untuk di pisahkan dari pagi dengan batangnya, hingga sampai di jemur antara selama 2 sampai dengan 3 hari.

Namun di cuaca seperti ini 2 hari saja sudah cepet kering, sehingga bisa langsung di simpan atau untuk di giling agar stok beras bisa terpenuhi untuk setiap hari, dikala pandemi ini tidak tahu sampai kapan mereka mempunyai simpanan padi yang menjadi makanan pokok orang Indonesia.

Hal yang tidak dibayangkan betapa bahagianya menjadi orang desa, untuk makan saja sudah punya simpanan padi untuk beberapa bulan yang akan datang, cukup sebagai stok di kala masyarakat sudah bingung mau makan apa karena pekerjaan di liburkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun