Kamu datang tanpa diundang
Membuka pintu kepercayaan ini
Yang dipaksa tertutup
Oleh orang yang tak bertanggung jawab
Kamu datang membuat ruang kenyamanan
Memberikan euphoria yang indah
Menyentuh hati yang dingin ini
Dan menjadi tameng untuk diri yang belum sembuh
Disaat diri ini takut akan jahatnya semesta
Kamu datang menghancurkan ketakutan itu
Disaat diri ini bergelut dengan masalah yang datang
Kamu ada sebagai seseorang yang berusaha untuk meyakinkan diri ini
Bahwa segala sesuatu yang terjadi bukan kesalahanku
Akhirnya, aku memberanikan diri untuk percaya
Untuk mulai menanggapi segala sesuatu yang menghampiri
Kembali melihat dunia yang dulunya gelap
Menjadi seperti gula-gula lolipop yang berwarna
Namun, disaat semua hal yang kuharapkan
Berjalan dengan semestinya
Kamu datang dan memberi kabar
Tentang sebuah kepergian
Saat itu, sore-ku yang tadinya cerah
Mendadak menjadi gelap
Hal yang tidak kuharapkan untuk kudengar
Menjadi sesuatu hal yang mengejutkan
Aku benci hal itu,
Aku benci hari dimana duniaku mendadak runtuh lagi.
Aku benci dirimu,
Dan aku benci takdir ku.
Bagaimana bisa kamu melakukan hal itu?
Apakah mudah bagimu?
Apakah ini bagian dari skenario yang kau buat?
Ataukah semesta yang memaksamu melakukan hal itu ?
Sudahlah, aku tidak mau berlarut dengan keadaan ini.
Aku harap, semesta menjagamu dengan baik
Untuk kita bertemu lagi
Diwaktu yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H