Oleh: Raehanah Rezky Amaliyah dan Iyan Sofyan
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD)
Universitas Ahmad Dahlan
Â
Tingkat kekerasan terhadap anak yang dilakukan orangtua ternyata cukup tinggi di Indonesia. Entah itu karena kesalahan kecil seperti rewel, atau untuk tujuan tertentu seperti berprestasi di kelas.Â
Psikolog anak Seto Mulyadi mengungkapkan, dalam keluarga masih ada anak yang mendapat kekerasan. Dari mulai dijewer, dipukul, hingga di tingkat paling ekstrim: ditendang, disetrika, direndam dalam bak mandi, dan dianiaya secara seksual.Â
"Menjewer, membentak, dan memukul anak adalah kebiasaan yang seharusnya sudah tidak lagi dilakukan orangtua terhadap anak," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto ini, dalam dialog "Pentingnya Pengasuhan dalam Keluarga" yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (26/7/2013) lalu. (Kompasiana, 2013).
Parenting yang tepat adalah kunci untuk membesarkan anak-anak yang sehat, bahagia, dan sukses. Pendekatan yang tepat dalam parenting tidak hanya mempengaruhi perkembangan mental dan emosional anak, tetapi juga berdampak pada cara mereka menghadapi dunia dan membangun hubungan dengan orang lain.Â
Membentuk mental yang kuat pada anak adalah tujuan utama bagi banyak orang tua. Meskipun pola asuh keras sering kali dianggap sebagai cara efektif untuk mencapai tujuan ini, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih seimbang dan penuh kasih sayang sebenarnya lebih baik untuk perkembangan anak.
Pola asuh keras telah lama menjadi topik perdebatan dalam dunia parenting. Pendekatan ini sering kali diterapkan dengan harapan bahwa disiplin ketat dan aturan yang tegas akan membentuk mental yang kuat pada anak.Â
Namun, banyak penelitian dan pandangan dari para ahli psikologi menunjukkan bahwa pola asuh keras tidak selalu memberikan hasil yang diinginkan dan bahkan bisa berdampak negatif pada perkembangan anak.
Pola asuh keras tidak selalu membentuk mental yang kuat. Beberapa bentuk parenting yang keras misalnya berteriak, menghukum secara fisik, mengurung anak, melukai harga dirinya, atau menghukum berdasarkan orang tua.Â
Cara mendidik atau parenting yang keras ini tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga psikologis. Ketika orang tua terlalu keras pada anak, ada beragam dampak yang bisa dialami oleh anak tersebut.Â
Sang anak cenderung bisa menjadi pribadi yang terlalu khawatir, tidak percaya diri berperilaku agresif atau malu dekat orang lain, susah bersosialisasi, dan sulit mengandalkan diri.
Parenting yang tepat untuk membantu anak-anak berkembang secara optimal adalah dengan prinsip-prinsip dalam pendekatan yang lembut dan mendukung dapat membantu anak mengembangkan mental yang kuat tanpa harus melalui pola asuh yang keras. Seperti dengan kasih sayang dan dukungan emosional, dimana kasih sayang dan dukungan emosional adalah fondasi penting dalam parenting yang tepat.Â
Anak-anak yang merasa dicintai dan didukung cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan ketahanan emosional yang baik. Orang tua perlu menunjukkan kasih sayang melalui tindakan dan kata-kata, serta menyediakan lingkungan yang aman dan penuh kasih bagi anak-anak mereka. Dukungan emosional juga melibatkan mendengarkan perasaan anak dan memberikan empati serta pengertian.
Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Orang tua perlu berkomunikasi dengan cara yang sesuai dengan usia anak dan memastikan bahwa anak-anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka. Mendengarkan dengan aktif, tanpa menghakimi, dan memberikan respons yang mendukung adalah kunci untuk komunikasi yang efektif.
Memberikan anak-anak kebebasan untuk mengekspresikan diri yang juga sangat penting dalam membangun mental yang kuat. Ketika anak-anak merasa didengar dan dihargai, mereka lebih cenderung untuk mengembangkan rasa percaya diri dan identitas yang kuat.Â
Orang tua harus mendukung minat dan bakat anak-anak mereka, memberikan mereka ruang untuk mengeksplorasi dan tumbuh. Hal ini tidak hanya meningkatkan kreativitas tetapi juga membantu anak-anak belajar menghadapi kegagalan dan sukses dengan cara yang sehat.
Memberikan contoh yang baik. Anak-anak belajar banyak dari mengamati perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, dan menghadapi tantangan. Memberikan contoh yang baik membantu anak-anak mengembangkan nilai-nilai positif dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses dalam hidup.
Mengajarkan kemandirian dan tanggung jawab, parenting yang tepat melibatkan mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab. Memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan sendiri dan belajar dari kesalahan mereka adalah cara yang efektif untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian. Orang tua dapat membantu dengan memberikan dukungan dan bimbingan, tetapi juga penting untuk memberi anak ruang untuk belajar dan tumbuh secara mandiri.
Menghargai upaya dan proses, bukan hanya hasil akhir, adalah cara yang efektif untuk membangun mental yang kuat. Anak-anak perlu belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan bahwa usaha mereka dihargai.Â
Orang tua yang menghargai upaya anak-anak mereka membantu membangun rasa percaya diri dan ketahanan, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan hidup.
Menerima dan menghargai keunikan anak setiap anak adalah individu yang unik dengan kepribadian, minat, dan kebutuhan yang berbeda. Parenting yang tepat melibatkan menerima dan menghargai keunikan anak serta menyesuaikan pendekatan parenting sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini termasuk mengenali kekuatan anak, memberikan dukungan untuk kelemahan mereka, dan membantu mereka mengembangkan potensi penuh mereka.
Dengan memahami risiko dari pola asuh keras, sebagai orang tua seharusnya dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam mendidik anak mereka. Pendekatan yang tepat dan seimbang akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat secara mental dan emosional.Â
Mental yang kuat tidak harus dibentuk melalui pola asuh yang keras, dengan dukungan emosional, komunikasi yang terbuka, kebebasan untuk mengekspresikan diri, empati, dan disiplin dengan kasih sayang adalah elemen kunci dalam membangun mental yang kuat pada anak.Â
Dengan pendekatan ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang tangguh, percaya diri, dan mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan cara yang sehat dan konstruktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H