Mohon tunggu...
Raesita Dien
Raesita Dien Mohon Tunggu... Penulis - @raesitadien

Penyuka produk seni terutama film, musik, dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ulasan Cerpen "Sendiri-Sendiri" Okky Madasari tentang Pandemi COVID-19, Cerdas dan Penuh Misteri!

11 Agustus 2023   10:32 Diperbarui: 14 Agustus 2023   06:42 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sendiri-sendiri" merupakan cerpen Okky Madasari yang terbit di Kompas pada Agustus 2020. Cerpen ini cukup relate dengan situasi saat pandemi COVID-19 melanda, di mana setiap orang kesulitan untuk kembali ke rumah masing-masing. 

Okky membangun cerita dengan bahasa yang santai dan misterius, membuat pembaca merasa seakan ini adalah cerita horror . Lewat sudut pandang 'aku-an', konflik terlukis semakin kuat dan seringkali menjadikan kita bertanya-tanya akan kejanggalan-kejanggalan yang ditawarkan.

Hal yang sangat menarik adalah saat tokoh utama memiliki teman yang tinggal di seberang kamarnya. Bagian ini tentunya menimbulkan banyak persepsi dan memicu kebingungan bagi para pembaca. Apakah temannya itu nyata? Atau hanya halusinasi saja? Atau lebih jauh lagi adalah cerminan diri si tokoh sendiri?

Tetapi, kembali lagi melihat judul cerpen, saya sendiri menyimpulkan bahwa sosok teman itu adalah halusinasi tokoh utama. Sebab seperti yang dapat diamati, si pemeran utama selama ini memang hanya memikirkan dirinya sendiri, dia tidak peduli dengan orang lain dan apapun keadaan sekitar. Ketika ayahnya meninggal, ia berusaha untuk tetap tinggal di sana, lalu sosok 'teman'-nya itu hilang dilenyapkan oleh penulis.

Terjadinya pandemi membuat diri tokoh utama hanya mementingkan dan memikirkan perihal dirinya seorang.  Dia tidak memikirkan bagaimana perasaan ibunya, lebih tepatnya ia tidak mau 'tau' bahkan memblokir kontak sang ibu. Ia juga 'menolak' perasaan sedih yang muncul saat mendengar ayahnya telah tiada. Bagaimana bisa seseorang menjadi se-tidakberperasaan itu?

Mungkin kesepian adalah jawabannya. Kesepian yang terlalu lama membuat tokoh utama hanya berfokus pada hidupnya seorang. Kesepian itu lambat laun menggerogoti dan membuat dirinya berhalusinasi kalau ada orang yang tinggal dalam kamar di gedung seberang jendela kamarnya.

Semua kebingungan atas kehilangan 'sang teman' itu pun terjawab di bagian akhir cerita di mana satpam yang ia ajak untuk mencari temannya di gedung sebelah menggeleng-geleng tak percaya pada tokoh utama. Sebab ketika dicek memang orang yang dicari tidak ada, kamarnya kosong. Di sinilah bisa ditarik kesimpulan kalau selama ini temannya itu memang tidak nyata.

Tokoh utama adalah gambaran yang sempurna tentang sebagian (besar/kecil?) orang di situasi pandemi. Memikirkan diri sendiri, mementingkan urusan pribadi; kondisi seburuk apapun kalau hal itu tidak sejalan dengan pilihannya, ia takkan menggubris.

Okky mungkin mencoba menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun situasi yang kita hadapi ketika pandemi, tetaplah waras. Tetap terhubung dengan orang lain terutama keluarga adalah salah satu jalannya.

Cerpen dapat diakses pada:

https://okkymadasari.net/read/sendiri-sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun