Mohon tunggu...
Radyyan Nailah Ahsana
Radyyan Nailah Ahsana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga 2023- sekarang

Halo! Saya Radyyan Nailah Ahsana dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tekanan di Balik Kesuksesan: Mengungkap Krisis Kesehatan Mental Mahasiswa Kedokteran

15 Juni 2024   12:04 Diperbarui: 15 Juni 2024   13:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi Pribadi Penulis

Menjadi mahasiswa kedokteran bukan hanya soal mempelajari anatomi dan fisiologi, tetapi juga tentang menghadapi tekanan emosional dan mental yang intens. Di balik prestasi akademis dan panggilan untuk menyelamatkan nyawa, banyak mahasiswa kedokteran yang bergulat dengan tantangan kesehatan mental yang sering kali tersembunyi. Nama saya Radyyan Nailah Ahsana, seorang mahasiswi Kedokteran Semester 2 di Fakultas Kedokteran Universitas Airlanga, dan ini adalah opini saya terkait isu berikut.

 Mahasiswa kedokteran di seluruh dunia menghadapi tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang signifikan. Sebuah studi global yang diterbitkan dalam JAMA pada tahun 2016 mengungkapkan bahwa sekitar 27,2% mahasiswa kedokteran mengalami gejala depresi, dan 11,1% di antaranya mempertimbangkan untuk bunuh diri . Angka-angka ini menunjukkan bahwa kesehatan mental mahasiswa kedokteran adalah masalah serius yang memerlukan perhatian lebih.

Di Indonesia, situasinya tidak jauh berbeda. Penelitian dari Universitas Indonesia pada tahun 2019 menemukan bahwa 52,6% mahasiswa kedokteran mengalami tingkat stres yang signifikan, dengan 13,8% mengalami stres berat . Ini mencerminkan beban psikologis yang besar yang harus mereka tanggung selama menjalani pendidikan yang intensif.

Apa yang Membuat Mereka Tertekan?

1. Beban Akademis yang Berat

Mahasiswa kedokteran menghadapi kurikulum yang padat dengan jadwal yang ketat dan ekspektasi akademis yang tinggi. Mereka harus belajar dan menghafal sejumlah besar informasi dalam waktu singkat, serta menghadapi ujian yang menentukan masa depan mereka. Studi dari American Medical Association melaporkan bahwa 78% mahasiswa kedokteran merasa bahwa beban akademis mereka terlalu berat .

2. Tuntutan Klinis dan Tekanan Profesional

Selain tuntutan akademis, mahasiswa kedokteran juga harus beradaptasi dengan lingkungan klinis yang menegangkan. Mereka diharapkan berfungsi dalam kapasitas yang hampir setara dengan profesional medis yang berpengalaman, sambil masih berada dalam tahap belajar. Sebuah survei di Amerika Serikat menemukan bahwa 50% mahasiswa kedokteran merasa cemas tentang kinerja mereka selama rotasi klinis .

3. Kurangnya Waktu untuk Istirahat dan Keseimbangan Hidup

Mahasiswa kedokteran sering mengorbankan tidur, istirahat, dan waktu sosial demi belajar dan praktik klinis. Rata-rata, mereka tidur hanya 5-6 jam per malam, jauh di bawah rekomendasi 7-9 jam untuk orang dewasa . Kurangnya waktu istirahat ini bisa memicu kelelahan dan memperburuk kesehatan mental mereka.

Dampak Terhadap Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun