Mohon tunggu...
Radyen Banta
Radyen Banta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kelautan

Saya merupakan mahasiswa Teknik Kelautan di Fakultas Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Garam dalam Teknologi Migas dan Energi Laut

15 Oktober 2024   05:08 Diperbarui: 15 Oktober 2024   07:39 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, riset juga diarahkan pada peningkatan proses desalinasi agar lebih ramah lingkungan dengan meminimalkan limbah air garam pekat yang dihasilkan. Pendekatan seperti ekstraksi mineral berharga dari limbah desalinasi, atau mengembangkan metode untuk memanfaatkan air garam sebagai bahan baku industri, dapat mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan nilai tambah dari limbah.

Inovasi dalam pengelolaan garam di sektor industri migas dan pertambangan juga terus dikembangkan, termasuk penggunaan teknologi anti-korosi dan material baru yang tahan terhadap paparan garam. Penelitian tentang dampak jangka panjang dari salinitas pada ekosistem juga penting untuk memahami dan mengurangi efek negatif dari aktivitas industri. Dengan mengintegrasikan teknologi mutakhir dan praktik yang lebih berkelanjutan, garam dapat dimanfaatkan secara optimal sambil mengurangi dampak lingkungannya.

Kesimpulan

Garam memainkan peran penting dalam teknologi migas dan energi laut, baik sebagai tantangan maupun sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Dalam pengolahan migas, proses pemurnian garam (desalting) menjadi langkah krusial untuk menghilangkan kontaminan yang dapat menyebabkan korosi dan mengganggu efisiensi produksi. Selain itu, garam juga digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam proses pemisahan senyawa pengotor untuk meningkatkan kualitas produk akhir.

Dalam konteks energi laut, keberadaan garam memberikan tantangan terkait korosi pada peralatan, tetapi juga menciptakan peluang untuk inovasi, seperti pemanfaatan energi osmosis. Dengan memanfaatkan perbedaan salinitas antara air laut dan air tawar, teknologi ini menawarkan potensi untuk menghasilkan energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan.

Namun, tantangan lingkungan yang diakibatkan oleh peningkatan salinitas dan pencemaran akibat limbah garam memerlukan pendekatan pengelolaan yang hati-hati. Melalui penelitian dan inovasi, potensi garam dapat dimaksimalkan, sementara dampak negatif terhadap lingkungan dapat diminimalkan. Dengan demikian, pemanfaatan garam dalam teknologi migas dan energi laut dapat berkontribusi pada pengembangan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun