Artikel Berikut dibuat oleh Radya Daniswara Rachman (NRP 04311940000118) untuk memenuhi pennilaian tugas mata kuliah Oseanografi di Departemen Teknik Kelautan, Fakulutas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Desa Pantai Bahagia terletak di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi, Jawa barat yang berada di Timur Laut Jakarta. Di desa ini terdapat hutan mangrove yang cukup besar. Namun seiring dengan pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, tingkat okupansi masyarakat terhadap kawasan mangrove yang mencapai 93,5% ini digunakan untuk kebutuhan warga seperti tambak ikan, lahan pertanian, permukiman, serta beberapa fasilitas sosial. Hutan mangrove yang berada di kawasan ini berada dalam fase kritis karena selain dikonversi menjadi lahan kebutuhan warga, hutan mangrove ini juga rusak yang disebabkan oleh abrasi pantai.
Gambaran umum Desa Pantai Bahagia menurut laman Desa Pantai Bahagia yaitu pantaibahagia.desa.id/profil/, Desa Pantai Bahagia terletak pada Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Luas desa ini sebesar 3,021 Ha dimana dibatasi oleh Laut Jawa di Utara, Teluk Jakarta di sebelah Barat, Desa Pantai Sederhana di Selatan, dan Desa Pantai Bakti di sisi Timur. Desa ini di dominasi oleh lahan empang/tambak sebesar 509 Hektar atau sekitar 16% dari total luas wilayah disusul dengan Permukiman (211 Hektar) dan sawah/ladang (200 Hektar). Desa Pantai Bahagia terdapat sejumlah 726 orang penduduk pada 127 kepala keluarga dimana mayoritas mata pencaharian adalah wiraswasta/pedagang disusul dengan nelayan.
Pesisir pantai Desa Pantai Bahagia yang dahulu terdapat hutan mangrove saat ini mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan mangrove yang terletak di Desa Pantai Bahagia adalah abrasi air laut dan tingginya tingkat konversi lahan oleh masyarakat sekitar. Semula penggunaan lahan mangrove yang mampu menahan abrasi air laut digunakan oleh masyarakat sekitar secara berlebihan mengakibatkan abrasi dari air Laut Jawa menyebabkan air laut melimpah masuk ke arah daratan Desa Pantai Bahagia.
Kondisi Desa Pantai Bahagia saat ini dapat di lihat dari citra satelit Google Maps. Gambar pertama di bawah menunjukkan kondisi Desa Pantai Bahagia tahun 2003 menggunakan citra satelit. Pada gambar tersebut terlihat jelas bahwa kondisi bibir pantai masih berbentuk pasir dan terdapat pepohonan mangrove yang berada di belakangnya. Pada gambar kedua, menunjukkan kondisi Desa Pantai Bahagia sekitar tahun 2020 menggunakan citra satelit Google Maps. Kondisi Desa Pantai Bahagia saat ini terlihat hampir setengah dari Desa Pantai Indah tenggelam akibat pantai yang tidak lagi mampu menahan air laut sehingga air laut menggenangi daratan Desa Pantai Indah. Kerusakan abrasi terparah terjadi antara tahun 2005 sampai 2008.
Gambar 1: Citra Satelit Landsat Kawasan Desa Pantai Bahagia Tahun 2003
Gambar 2: Citra Satelit Google Maps Kawasan Desa Pantai Bahagia Tahun 2020.
Dengan menggunakan citra satelit warna komposit RGB dan membandingkannya antara tahun 1990 dan tahun 2007, terlihat di sebelah Timur Laut peta (kanan atas) terjadi perubahan yang cukup drastis dimana daratan yang dalam hal ini termasuk ke dalam kawasan Desa Pantai Bahagia mengalami pengurangan. Pada kawasan tersebut, daratan berwarna biru gelap dan terkotak-kotak dapat diidentifikasikan sebagai sebuah pematang di kawasan yang tergenang oleh air seperti tambak atau sawah yang tergenang (tanah basah).
Gambar 3: Citra satelit RGB Desa Pantai Bahagia Pada Tahun 1990.
Gambar 4: Citra Satelit RGB Desa Pantai Bahagia Pada Tahun 2007.
Dampak yang ditimbulkan dari kondisi tersebut di Desa Pantai Indah antara lain rusaknya lahan pertanian akibat terendam air laut yang bersifat asin sehingga berkurangnya lahan tanam. Selain itu, sebagian permukiman juga tidak dapat dihuni sebab air laut yang merusak karena menggenangi rumah. Fasilitas umum seperti jalan, lapangan, dan sekolah di kawasan Desa Pantai Bahagia juga mengalami kerusakan akibat terendam air laut terus menerus. Air tanah pada kawasan ini juga tercemar air laut sehingga tidak dapat digunakan untuk pemakaian rumah tangga.
Gambar 5: Kondisi sebuah rumah yang terendam.
Gambar 6: Kondisi sebuah rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya.
Gambar 7: Kondisi bekas lapangan yang kini terendam banjir.
Gambar 8: Sawah di Desa Pantai Indah yang terendam.
Gambar 9: Sebuah Sekolah di Desa Pantai Indah yang sudah ditinggalkan.
Kondisi Desa Pantai Indah yang Sebagian wilayahnya telah terandam diperlukan penangan yang ekstra. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penanaman kembali pohon mangrove di pesisir pantai atau daerah pesisir yang sudah terendam sekalipun karena dapat mencegah gelombang laut yang besar dengan adanya pohon mangrove. Cara kedua yang dapat dianggap efektif adalah dengan membangun Breakwater Structure seperti rubble, caisson, wave absorbing caisson, dan wave attenuator. Dengan adanya Breakwater Structure, gelombang air laut yang datang akan terpecah terlebih dahulu sebelum menyentuh bibir pantai sehingga energi gelombang yang menyentuh pantai tidak datang dengan energi maksimum. Tentunya diperlukan penelitian lebih lanjut untuk pembangunan Breakwater Structure dengan mempertimbangkan arah datang dan tipe gelombang serta kepadatan tanah di daerah pesisir. Jika penanaman mangrove dan pembangunan Breakwater Structure telah dilaksanakan, masyarakat dan pemerintah perlu menjaga kawasan pesisir Desa Pantai Indah seperti tidak melakukan penebangan mangrove atau merusak Breakwater Structure agar manfaatnya dapat terasa lebih lama.
Gambar 10: Usaha penanaman kembali pohon mangrove di Desa pantai Bahagia.
Gambar 11: Contoh Breakwater Structure tipe rubble.
Gambar 12: Contoh Breakwater Structure tipe caisson.
Gamber 13: Contoh Breakwater Structure tipe Wave Absorbing Caisson.
Gambar 14: Contoh Breakwater Structure tipe Water Attenuator.
REFERENSI
Alimuddin. 2014. Alternatif Penanggulan Abrasi Di Pantai Muara Gembong Kabupaten Bekasi. FT Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Salamun. 2006. Penangan Abrasi Pantai Pasir Mayang. Teknik Keairan.
Sodikin. 2011.KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI). Univeristas Diponegoro. Semarang.
Suwargana, Nana. 2008. Analisis Perubahan Hutan Mangroove Menggunakan Data Penginderaan Jauh di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi. LAPAN.
https://bekasi.pojoksatu.id/baca/abrasi-terus-terusan-gerus-rumah-warga-muaragembong
 https://lindungihutan.com/rawatmuaragembong2019
https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-981-13-3134-3_45
http://pantaibahagia.desa.id/profil/
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2092678216305994
maps.google.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H