Dengan  membeli barang dengan merek ternama dapat menimbulkan perasaan "lebih" pada diri mereka.Â
Munculnya produk-produk imitasi atau palsu dan juga pasar yang mengonsumsi produk imitasi tersebut menjadi fenomena yang tanpa disadari menimbulkan kerugian bagi pemiliki nama atau merek aslinya maupun pembeli.
Banyak sekali remaja kalangan pelajar yang memilih untuk mengonsumsi barang palsu atau imitasi tersebut dengan sebab harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan yang asli.Â
Namun, tanpa mereka sadari bahwa dengan membeli barang-barang imitasi tersebut dapat merugikan pihak lain maupun diri mereka sendiri.Â
Adanya barang imitasi tersebut jelas akan ada perbedaan dengan barang aslinya, selain perbedaan harga, terdapat pula perbedaan dalam segi kualitas yang diberikan.Â
Memang tidak selamanya barang dengan harga yang murah memiliki kualitas yang rendah, pun dengan sebaliknya.
Dengan demikian, sudah sebaiknya kita untuk mencoba pengurangi perilaku konsumtif yang berlebihan.Â
Membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang kita miliki agar mengurangi dampak buruk yang terjadi ketika kita memaksakan diri untuk mengikuti segala trend dan konten-konten viral di sosial media.Â
Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat skala prioritas atas konsumsi yang kita butuhkan dan yang kita inginkan.Â
Kita juga dapat menabung terlebih dahulu ketika kita memiliki suatu keinginan untuk memiliki suatu barang tertentu, dan tidak perlu memaksakan diri untuk memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H