Mohon tunggu...
Syifa Rahmadina Zen
Syifa Rahmadina Zen Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Budaya Konsumtif: Racun TikTok Pengaruhi Perilaku Konsumsi Barang Imitasi

8 September 2022   15:35 Diperbarui: 12 September 2022   17:45 2757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi TikTok. (Dok. Shutterstock/XanderST via kompas.com)

Dengan  membeli barang dengan merek ternama dapat menimbulkan perasaan "lebih" pada diri mereka. 

Munculnya produk-produk imitasi atau palsu dan juga pasar yang mengonsumsi produk imitasi tersebut menjadi fenomena yang tanpa disadari menimbulkan kerugian bagi pemiliki nama atau merek aslinya maupun pembeli.

Banyak sekali remaja kalangan pelajar yang memilih untuk mengonsumsi barang palsu atau imitasi tersebut dengan sebab harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan yang asli. 

Namun, tanpa mereka sadari bahwa dengan membeli barang-barang imitasi tersebut dapat merugikan pihak lain maupun diri mereka sendiri. 

Adanya barang imitasi tersebut jelas akan ada perbedaan dengan barang aslinya, selain perbedaan harga, terdapat pula perbedaan dalam segi kualitas yang diberikan. 

Memang tidak selamanya barang dengan harga yang murah memiliki kualitas yang rendah, pun dengan sebaliknya.

Dengan demikian, sudah sebaiknya kita untuk mencoba pengurangi perilaku konsumtif yang berlebihan. 

Membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang kita miliki agar mengurangi dampak buruk yang terjadi ketika kita memaksakan diri untuk mengikuti segala trend dan konten-konten viral di sosial media. 

Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat skala prioritas atas konsumsi yang kita butuhkan dan yang kita inginkan. 

Kita juga dapat menabung terlebih dahulu ketika kita memiliki suatu keinginan untuk memiliki suatu barang tertentu, dan tidak perlu memaksakan diri untuk memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun