INDONESIA akan menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2024. Pemilu merupakan indikator utama demokrasi suatu negara. Pemilu di Indonesia akan diselenggarakan secara serempak bersamaan dengan pemilu nasional, yang memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta provinsi. dan pemilihan kepala daerah (pilkada) kabupaten/kota.
Bersamaan dengan meriahnya pesta demokrasi, hadir juga pelbagai dinamika yang terjadi dalam proses menuju pemilu Indonesia. Konflik kepentingan tidak dapat terhindarkan dari tahun ke tahun saat terjadinya kontestasi pemilu yang merupakan proses penggulingan kekuasaan yang sah menurut undang-undang.
Pemilu sebagai amanat undang-undang harusnya menjadi momentum yang mengangkat nilai-nilai luhur bangsa, namun hal ini kerap diciderai oleh oknum yang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan, salahsatunya adalah kekerasan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilu. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan budaya luhur jawa menjadi willayah dengan perolehan tingkat kekerasan tertinggi dalam pemilu, dengan persentase 55,29% dibandingkan rata-rata nasional sebesar 44,42%.
Menanggapi fenomena sosial ini, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang tergabung dalam tim pekan kreativitas mahasiswa riset sosial humaniora (PKM-RSH) yang mengangkat topik ‘Nilai Luhur Budaya Jawa Partai Politik’ (NLBJ Parpol) melakukan survey kepada kelompok yang terlibat dalam pemilu dari bulan Juli hingga Agustus 2023, diikuti dengan wawancara hingga bulan September 2023. Diawali dengan mengunjungi KPU DIY sebagai acuan narasumber penyebaran kuesioner, dilanjutkan ke partai politik PKS, NASDEM, PSI, Partai Ummat, PDI, PPP, Hanura, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PKB. Partai yang dipilih untuk menjadi fokus penelitian merupakan 12 dari 17 partai dinyatakan lolos pemilu 2024. Tim NLBJ parpol mendatangi kantor DPW masing-masing partai dan berhasil mengumpulkan 103 tanggapan kuesioner dari kedua belas partai. Kemudian dilanjut melakukan wawancara terhadap 6 partai politik yang mewakili ideologi seperti nasionalis, nasionalis religius, dan Islam.
Setelah mendapatkan temuan dari penelitian yang dilakukan, tim NLBJ Parpol memberikan rekomendasi langsung kepada partai politik berupa modul alternatif resolusi konflik untuk menginternalisasikan nilai luhur budaya Jawa dalam partai politik. Proses internalisasi kearifan Jawa diharapkan dapat diterapkan pada setiap partai politik di D.I. Yogyakarta demi tercapainya pemilu yang damai. Potensi luaran dari penelitian ini adalah meningkatkan internalisasi kearifan Jawa dalam partai politik sehingga mencegah kekerasan antar partai.
Penulis: Yusriyah Sandi Hartuti Gunawan, Henny Novita Sari Siregar, Akhmad Nandar Ramdani, Raden Safinatul Aula Wiji Kinasih, Rangga Aditya Hidayatullah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H