Berita acara kegiatan pengabdian masyarakat ini melaporkan kegiatan pembuatan Wajid Mandailing yang diadakan oleh Kelompok KKN 33 STAIN Mandailing Natal bersama ibu-ibu pengajian Aisyiyah di Jorong Tamiang, Saroha Ujung Gading, Kecamatan Lembah Melintang, Pasaman Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, dengan partisipasi aktif dari mahasiswa KKN 33 dan ibu-ibu pengajian setempat.
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan melestarikan kuliner khas Mandailing Natal, Kelompok KKN 33 STAIN Mandailing Natal telah Sukses melaksanakan kegiatan pembuatan Wajid Mandailing bersama Ibu-ibu Pengajian Aisyiyah Jorong Tamiang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner khas Mandailing Natal serta mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa dengan masyarakat setempat.Â
Kegiatan diawali dengan sambutan dari ketua kelompok KKN 33 STAIN Mandailing Natal, Muhammad Wildan, Selanjutnya, mahasiswa memberikan demonstrasi cara pembuatan Wajid Mandailing secara step-by-step. Ibu-ibu Pengajian Aisyiyah yang hadir sangat antusias mengikuti demonstrasi dan tidak sabar langsung praktek membuat Wajid Mandailing.
Kegiatan ini dilakukan disalah satu rumah warga kebetulan halaman rumahnya juga sangat luas  sekali jadi sangat cocok untuk mengadakan acara masak-masak, anak-anak KKN STAIN Madina bersama ibu-ibu pengajian aisyiyah bergotong-royong untuk mensukseskan acara ini, dimulai dari memindahkan barang-barang yang sudah dibelanjakan ke rumah warga kebetulan posko anak KKN ini sangat jauh sekali dari rumah warga yang akan dijadikan tempat acara, mencari daun pandan dan daun pisang, dan mengangkat alat-alat masak dari rumah warga dan memindahkannya ke salah satu rumah warga  yang halaman rumahnya luas tadi.
Selama kegiatan berlangsung, suasana sangat meriah. Ibu-ibu Pengajian Aisyiyah tidak hanya belajar memasak, Â tetapi juga bernyanyi bersama-sama dengan iringan karaoke lagu-lagu Islami dan minang, Hal ini menunjukkan antusiasme dan kekompakan yang tinggi dari peserta dan juga ibu-ibu pengajian aisyiyah. Beberapa ibu-ibu bahkan melakukan siaran langsung di akun media sosial Facebook saat proses memasak berlangsung, dari awal acara hingga selesai. berbagi momen bahagia dan proses memasak dengan teman-teman mereka di media sosial. Hal ini tidak hanya memberikan edukasi tentang wajid, tetapi juga mempromosikan kuliner khas Mandailing Natal kepada lebih banyak orang.
Ibu-ibu pengajian terlihat sangat antusias mengikuti setiap langkah proses pembuatan wajid. Mereka diajarkan mulai dari pengukuran bahan, cara memasak, hingga penyajian wajid. Salah satu ibu mengatakan "ini adalah kali pertama saya memasak wajid mandailing, ternyata seperti ini cara membuatnya". Saat wajid sudah masak  ibu-ibu juga sangat antusias sekali saat membungkus wajid Mandailing ini, karena wajib ini dibungkus menggunakan daun pisang, ada beberapa ibu-ibu kesulitan saat membungkus wajid, dan wajid berubah menjadi gepeng.