Mohon tunggu...
Radja brahmaz
Radja brahmaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Uin Bandung

Gemar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Reformasi Islam ala Gus Dur: Ketika Agama, Pluralisme, dan Kemanusian Beriringan

24 Desember 2024   07:11 Diperbarui: 24 Desember 2024   06:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika berbicara tentang Islam modern, nama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur selalu menjadi salah satu figur sentral. Pemikirannya melampaui batas tradisi, menyentuh isu-isu keberagaman, kemanusiaan, dan demokrasi, menjadikannya tokoh reformis Islam yang relevan hingga kini. Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, gagasan Gus Dur tentang Islam menjadi jembatan penting antara tradisi dan modernitas, agama dan pluralisme, keimanan dan nilai-nilai kemanusiaan.

Gus Dur dan Islam Humanis
Gus Dur memandang Islam bukan hanya sebagai agama ritual, melainkan sebagai jalan hidup yang humanis. Baginya, inti dari Islam adalah keadilan dan kasih sayang, bukan dogma atau formalitas. Pemikiran ini tercermin dalam keberpihakannya kepada kaum marginal, seperti minoritas agama, etnis, hingga kelompok yang kerap terpinggirkan. Gus Dur sering mengutip konsep rahmatan lil 'alamin, yang menegaskan bahwa Islam harus membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan hanya umat Islam semata.

Di tengah isu sektarianisme yang kerap meruncing, Gus Dur tampil sebagai penengah yang menolak klaim kebenaran tunggal. Baginya, pluralisme bukan ancaman, tetapi realitas yang harus diterima dan dirayakan. Dalam salah satu pemikirannya, Gus Dur menegaskan bahwa "Islam tidak perlu menjadi mayoritas untuk menjadi rahmat bagi semuanya."

Islam dan Demokrasi dalam Pemikiran Gus Dur

Salah satu warisan terbesar Gus Dur adalah upayanya menyelaraskan Islam dan demokrasi. Ia menolak dikotomi antara nilai-nilai keislaman dan prinsip-prinsip demokrasi, karena menurutnya, keduanya saling melengkapi. Sebagai tokoh yang memimpin Nahdlatul Ulama (NU) dan menjadi presiden Indonesia, Gus Dur menunjukkan bahwa Islam dapat menjadi kekuatan yang mendukung kebebasan, hak asasi manusia, dan pemerintahan yang inklusif.

Dalam reformasi Islam yang ditawarkan Gus Dur, demokrasi tidak hanya menjadi sistem politik, tetapi juga sarana untuk menjunjung tinggi martabat manusia. Ia percaya bahwa umat Islam harus menjadi pelopor dalam memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia, tidak hanya di lingkup lokal tetapi juga global.

Tantangan Modernitas dan Relevansi Pemikiran Gus Dur

Di tengah gelombang radikalisme yang kerap mengatasnamakan Islam, pemikiran Gus Dur tetap relevan sebagai panduan untuk memahami Islam secara kontekstual. Beliau mengingatkan umat Islam agar tidak terjebak dalam tekstualisme sempit yang mengabaikan realitas sosial. Gus Dur menekankan pentingnya ijtihad, yaitu usaha intelektual untuk memahami ajaran agama sesuai dengan zaman dan tempat.

Namun, menerapkan pemikiran Gus Dur di era modern tidaklah mudah. Di satu sisi, umat Islam menghadapi tantangan globalisasi yang membawa nilai-nilai baru; di sisi lain, arus konservatisme dan fundamentalisme terus menguat. Gus Dur mengajarkan bahwa Islam yang inklusif, pluralis, dan humanis adalah jawaban atas persoalan ini.

Penutup: Melanjutkan Warisan Gus Dur
Pemikiran Gus Dur bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga panduan untuk masa depan. Dunia Islam saat ini membutuhkan tokoh-tokoh yang berani seperti Gus Dur, yang tidak takut melawan arus demi menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan pluralisme. Reformasi Islam yang digagas Gus Dur mengingatkan kita bahwa agama seharusnya menjadi ruang yang mempertemukan, bukan memisahkan; merangkul, bukan menyingkirkan.

Dalam menghadapi tantangan zaman, mari kita terus menggali dan menghidupkan warisan pemikiran Gus Dur. Islam bukanlah agama yang statis, melainkan agama yang hidup dan dinamis. Dan Gus Dur telah menunjukkan kepada kita, bagaimana Islam bisa tetap relevan dan membawa rahmat bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun