Seperti mengangkat kardus dan inner box karena kau tau akan mendapat pundi pundi uang dari tiap tiap lembar lembar yang kau angkat
Paterikan corakmu pada setiap biji plastik, palet dan barang jadi, dengan nafas dari semangatmu pribadi.
Ketahuilah bahwa semua roh suci sedang berdiri mengelilingimu, memperhatikan dan mengawasi serta memberi restu.
Seringkali kudengar engkau berkata-kata, laksana menggumam dalam mimpi,
"Dia yang bekerja sebagai PPIC, dan menemukan di dalamnya bentuk jiwanya sendiri lebih tinggi martabatnya daripada dia si  karyawan gudang".
"Dan dia yang mengurus ekspor impor  di bagian layanan kawasan berikat untuk diurus ijinnya, menyerupai pusat hidup perusahaan, derajatnya lebih mulia dari dia si tukang angkat angkat palet kita".
Namun aku berkata tidak di dalam tidur melainkan di kala jaga sepenuhnya, ketika matahari tinggi.
Bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.
Dan hanya Dialah sungguh besar, yang menggubah suara angin, menjadi sebuah simponi yang makin agung karena kasih-sayangNya.
Kerja adalah cinta yang termanifestasikan.
Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya.
Lalu mengambil tempat di depan masjid, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita.
Sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadinya dan setengah mengenyangkan.
Bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.
Bilamana kau mengangkat angkat sak masterbatch didepan petugas bea cukai, leleh juga air matamu.
Dan walaupun kau menyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya.
Maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari
Puisi ini disadur dari Puisi Kahlil Gibran "Tentang Kerja"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H