Mohon tunggu...
Radex Nugraho
Radex Nugraho Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Peternak Lebah, Pelajar Mandarin, Pecinta Anjing, Akupunturis, Pekebun, Warga Kota Salatiga dan pemilik lapak Tokopedia dengan ID "Amanah Raja"

Penulis, Peternak Lebah, Pelajar Mandarin, Pecinta Anjing, Akupunturis, Pekebun, Warga Kota Salatiga dan pemilik lapak Tokopedia dengan ID "Amanah Raja"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Muda Kaya dan Bahagia

24 Juli 2014   10:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:23 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekayaan dan Kebahagiaan

Muda Bahagia | Kompasiana (Shutterstock)

KBBI mendefinisikan kebahagiaan sebagai suatu keadaan atau perasaan senang tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Senada dengan definisi di atas, situs Wikipedia mendefinisikan kebahagiaan sebagai suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan. Para filsuf dan pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi. Definisi ini digunakan untuk menerjemahkan eudaimonia (Bahasa Yunani: εὐδαιμονία) dan masih digunakan dalam teori kebaikan. Para peneliti dari Oxford mengidentifikasikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebahagiaan: hubungan dan interaksi sosial, status pernikahan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan religius, penghasilan, serta kedekatan dengan orang-orang bahagia lain.

Kekayaan disini bukanlah melulu tentang uang, deposito, saham, dll melainkan dapat juga berbicara dengan kesehatan, kepintaran, kedewasaan jiwa, hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama, hubungan dengan keluarga dan keuangan itu sendiri. Seseorang bisa dikatakan kaya harta tetapi miskin kesehatan, bisa dikatakan kaya kesehatan tetapi miskin relasi sosial dan sebagainya. Jadi tidaklah benar jika kekayaan itu sendiri dinilai dengan betapa banyak askpek finansial saja, tetapi meliputi banyak faktor lain.

Kekayaan Adalah Sesuatu yang Relatif

Kekayaan sendiri adalah sesuatu hal yang abstrak, dia membutuhkan pembanding agar dia terlihat. Sewaktu saya SMP saya bersekolah di sekolah favorit dimana banyak orang orang kaya memasukan anaknya disitu, dan saya mulai merasa miskin karena saya membandingkan diri dengan mereka. Saya melihat betapa banyak uang mereka, betapa terkenal mereka bisa menggaet gadis, dan betapa bugar jasmani mereka.

Saya bersekolah di SMA favorit di kota saya, dimana semua anak pintar masuk disana. Di SMA ini, anak anaknya tidak banyak bergaul, tidak banyak memperlihatkan kekayaan mereka, dan memiliki satu tujuan yang jelas, berlomba menjadi terpintar agar dapat masuk ke PTN terkenal. Disitu saya mulai merasa kaya secara fisik, karena dahulu di smp anak anak mengejar fisik, merasa kaya secara sosial, karena anak anak sma saya waktu itu kurang pergaulan dibanding smp, dan berjuang untuk merasa kaya secara intelektual karena terus terang, mungkin otak teman teman sma saya itu jika dibedah, mungkin isinya cairan semua. Otak mereka encer sekali.

Nah, dari sini dapat kita lihat, kekayaan adalah sesuatu hal yang abstrak. Dia membutuhkan pembanding agar terlihat. Seseorang dapat dikatakan kaya jika ia dibandingkan dengan yang lebih miskin daripadanya. Tanpa pembanding, maka tidaklah ada kekayaaan.

Aku Kaya maka Aku Akan Bahagia

Banyak dari kita mendengar bahwa banyak orang orang diluar sana, dan bukan para kompasianer tentunya, yang berkata jika aku kaya maka aku akan berbahagia. Pernyataan ini mengandung suatu penghukuman, kebenaran dan motivasi.

Pernyataan aku kaya maka aku akan berbahagia mengandung penghukuman karena kekayaan tidak pernah memiliki batasan sehingga kita tidak akan dapat merasa bahagia. Selalu melihat keatas akan membuat sakit leher. Saat saya kuliah dahulu, kekayaan bukanlah hal yang utama karena semua orang kos dan berkuliah yang sama, setelah lulus kuliah dan bekerja, barulah terlihat perbedaan yang mencolok antara si kaya dan si miskin, terutama jika ke pertemuan dan reunian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun