Mohon tunggu...
Radex Nugraho
Radex Nugraho Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Peternak Lebah, Pelajar Mandarin, Pecinta Anjing, Akupunturis, Pekebun, Warga Kota Salatiga dan pemilik lapak Tokopedia dengan ID "Amanah Raja"

Penulis, Peternak Lebah, Pelajar Mandarin, Pecinta Anjing, Akupunturis, Pekebun, Warga Kota Salatiga dan pemilik lapak Tokopedia dengan ID "Amanah Raja"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Tionghoa Berbicara Jangan Suudzon

12 Desember 2014   07:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:28 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Suu’udzan berasal dari bahasa Arab,yaitu as-suu’u dan adz-dzonn.as-suu’u artinya semua yang buruk atau semua yang menjadikan manusia takut, baik dari urusan dunia maupun urusan akhirat.sedangkan adz-dzonn artinya ragu,menyangka,tahu yang tidak yakin atau yakin.

Su’udzon menurut istilah ialah prasangka yang menjadikan seseorang mensifati orang lain dengan sifat yang tidak disukainya tanpa dalil.

Suku Tionghoa memiliki perkataan sendiri tentang Su’udzon ini, alih alih mengatakan jangan Su’udzon, mereka akan mengatakan jangan setelah kehilangan kapak. Loh, apa hubungannya su’udzon dengan kapak?

Dongeng

Ceritanya, dahulu ada seseorang yang kehilangan kapak, dia mencurigai anak tetangganya. Dia melihat semua tindakan tingkah laku dan gerak gerik anak tetangga tersebut seperti pencuri. Lain Waktu saat dia naik kegunung untuk mengambil kayu bakar, ternyata ia menemukan kapaknya tertinggal sewaktu dia memotong kayu bakar terakhir kali. Setelah kapaknya ditemukan, dia melihat anak tetanggganya lagi, dia melihat tidak tanduk, perkataan, gerak gerik, dan semuanya tidak sama lagi dengan pencuri. Akhirnya dia mengambil kesimpulan jangan berpikir yang tidak tidak dahulu sebelum mencari dengan sungguh sungguh. Nah, cerita ini ternyata menjadi buah bibir banyak orang, dan menjadi ilustrasi untuk menggambarkan agar tidak su’udzon. Sewaktu orang berpikir yang tidak tidak, maka orang Tionghoa akan berkata, kamu jangan setelah kehilangan kapak (mandarin: ni pu yao tiule fuci iho).

Bacaan Mandarin

*


Diūle fǔ zǐ yǐhòu.

丢了 斧子 以后。

Setelah Kehilangan Kapak

*

Yǐqián, yǒuyīgèrén diūle yībǎ fǔzi.

以前 ,有一个人 丢了 一把  斧子。

Sebelumnya,  ada seseorang kehilangan sebuah kapak.

*

Tā huáiyí zìjǐdefǔzi shì línjūdeérzi tōuzǒu de.

他 怀疑 自己的斧子 是 邻居的儿子 偷走的。

Dia mencurigai anaknya tetangga yang mencuri kapaknya sendiri.

*

Yúshì, tā jiù zhùyì línjū érzi de yījǔ yīdòng, yī yán yīxíng.

于是,他 就 注意 邻居儿子的 一举一动、一言 一行。

Maka itu, dia memperhatikan setiap tindakan dan gerakan, perkataan, perbuatan dari anak tetangga.

*

Tā juédé zhège háizi zǒulùdeyàngzǐ gēn xiǎotōu yīyàng, shuōhuàdeyàngzǐ gēn xiǎotōu yīyàng, liǎnshàng yīyàng, tā de yī yán yīxíng, yījǔ yīdòng dōu xiǎng shì tōu fǔzi de.

他 觉得 这个 孩子 走路的 样子  跟  小偷  一样 ,说话的样子 跟 小偷 一样 ,脸上 一样 ,他的一言一 行、一举一动 都 想 是 偷斧子的。

Dia merasakan anak ini cara dia berjalan seperti pencuri, cara dia berbicara seperti pencuri, wajahnya sama, setiap perkataan, perbuatan, tindakan dan gerakan, semua adalah yang mencuri kapak.

*

Hòulái, diūfǔziderén zhǎodàole zìjǐ de fǔzi, yuánlái shì tā dào shān shàngqù kǎn cháishí, diū zài shānshàngle.

后来,丢斧子的人 找到了 自己 的 斧子,原来 是 他到 山 上去 砍柴 时,丢 在 山 上 了。

Setelah itu, orang yang kehilangan kapak itu menemukan kapaknya sendiri, jadi sewaktu dia naik gunung untuk memotong kayu bakar, salah tertaruh diatas gunung.

*

Zhǎodào fǔzǐ yǐhòu, tā zài kàn línjūdeérzi, juédé tā zǒulù deyàngzi, gēn xiǎotōu bù yīyàng, shuōhuà de yàngzi yě gēn xiǎotōu bù yīyàng, tā de yī yán yīxíng, yījǔ yīdòng dōu bù gēn xiǎotōule.

找到 斧子 以后,他 再 看 邻居的儿子 ,觉得 他 走路的样子,跟 小偷 不一样,说话的样子 也 跟 小偷不一样,他的一言一行、一举一动 都 不 跟 小偷了.

Setelah menemukan kapak, dia melihat lagi anaknya tetangga, merasakan dia cara berjalannya, dengan pencuri tidak sama, cara berbicaranya dengan pencuri tidak sama, perkataan perbuatan, tindakan dan tingkah laku, semua nya sudah tidak sama dengan pencuri.

*

Demikian dari saya, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun