MotoGP musim 2018 mungkin menjadi salah satu musim yang kurang berkesan, sebab dominasi Honda dengan rider andalan Marc Marquez menjadikan atmosfir pertarungan antar pebalap kurang terasa.
Di 5 seri yang tersisa Marquez memimpin klasemen dengan 246 poin, berjarak 72 poin dari rivalnya sejak musim kemarin, Andrea Dovisiozo. Kokohnya Marquez di puncak klasemen membuat rider asal Spanyol itu semakin sulit dikejar.
Peformanya yang terbilang selalu apik, disokong dengan kurangnya perlawanan dari rider lain di beberapa seri membuat Marquez semakin terlihat mencolok. Beberapa orang bahkan telah menyebutkan bahwa juara musim ini akan jatuh ke tangan rider berjulukan baby alien itu.
Melupakan sejenak tentang prestasi Marquez, musim 2018 ternyata membawa keunikan tersendiri yang telah dinantikan para penikmat MotoGP. Keunikan tersebut datang dari tanah Gajah Putih Thailand.
Tahun lalu, Otoritas Olahraga Thailand  (SAT) sudah sepakat menandatangani kontrak selama 3 tahun dengan Dorna untuk memasukkan sirkuit Buriram menjadi salah satu jadwal balapan MotoGP musim 2018.
Sebagai sirkuit baru, tentu banyak orang yang menantikan keseruan balapan di sirkuit Buriram. Termasuk para pebalap dan teknisi yang berusaha mengenali dan beradaptasi dengan trek-trek yang ada di sirkuit dan juga para penikmat MotoGP yang haus melihat persaingan ketat para pebalap kelas atas.
Tidak hanya Vinales, rekan setimnya, Valentino Rossi juga mengalami keterpurukan di tes tersebut. Pada tes hari pertama, pebalap 39 tahun itu menempati posisi kedelapan. Di hari berikutnya Rossi malah tercecer di posisi 14 dan 10.
"Kami selalu kesulitan dengan ban belakang dan itu dipengaruhi tipenya. Saya merasa apabila kami bisa memilih ban belakang yang lembut, kami bisa lebih cepat. Sayangnya temperatur ban kami terlalu tinggi," ungkap Rossi kepada Crash.
Sirkuit Buriram juga mendapatkan kritikan oleh beberapa pebalap seperti dari juara dunia 3 kali MotoGP, Jorge Lorenzo. Lorenzo menyebutkan sirkuit ini memiliki beberapa titik yang membahayakan pebalap. Misalnya di tikungan ke-11 yang memiliki dinding pembatas terlalu dekat dengan trek dan bisa mengancam keselamatan pebalap.
Sirkuit Buriram yang juga berjulukan sebagai Chang International Circuit ini memiliki panjang 4,554 km dengan trek lurus terpanjang dibandingkan dengan sirkuit lainnya, yaitu mencapai 1000 meter. Dengan 12 tikungan membuat sirkuit Buriram menjadi salah satu sirkuit yang memiliki tikungan paling sedikit seperti Phillip Island di Australia dan Reb Bull Ring di Austria. Dilihat dari karakteristiknya, sirkuit ini akan menjadi santapan empuk para pebalap dari pabrikan Honda dan Ducati.
Beberapa faktor yang menjadi penentu kemenangan seorang pebalap memang tergantung dari  kondisi trek di sirkuit, beberapa pebalap yang menyukai sirkuit tersebut dan menganggap kondisinya cocok dengan motor yang ditunggangi mungkin masih memiliki harapan untuk menang.
Beberapa pebalap yang mengalami kesulitan adaptasi akan merasa bersyukur untuk bisa finis tanpa podium. Karena Buriram adalah sirkuit baru yang akan dijajal tahun ini, dominasi dan kemenangan pebalap masih belum bisa sepenuhnya diprediksi.
Mungkin Lorenzo sebagai pebalap Ducati mengkritik kondisi sirkuit Buriram pada tes pra-musim, namun berbeda dengan pebalap Ducati lainnya, Andrea Dovisiozo yang menganggap Buriram memiliki trek yang bagus dan cocok dengan motornya.
Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat apakah akan ada persaingan sengit dan saling salip antar pebalap? Dan siapakah pebalap yang berhasil memenangi dominasi balapan di seri Thailand tanggl 7 Oktober 2018 nanti? Mengingat ada banyak julukan yang disematkan kepada para pebalap yang memuncaki podium teratas pada setiap seri balapan di MotoGP, tidak berlebihan bila kita juga menantikan pebalap siapa yang akan menerima gelar King of Buriram pada seri kali ini?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H