Mohon tunggu...
Irwan121
Irwan121 Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis Budaya, Politik dan Filsafat

Penggagas Intelijen Maritim, Koordinator Gerakan Nasional Sadar Maritim, Penulis, Pengagum BUYA HAMKA, Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menantang Bambang Soesatyo Berdebat Pemahaman tentang Pancasila

4 Oktober 2019   21:43 Diperbarui: 4 Oktober 2019   21:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa jam lalu saya dikejutkan oleh pernyataan Ketua MPR terpilih, Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang mengatakan bahwa banyak pemuda Indonesia tidak menyukai Pancasila. Pernyataan ini tendensius dan ngawur. Mengapa?

Karena sebagai ketua lembaga tinggi negara yang belum 24 jam terpilih, Bamsoet menciptakan opini sesat bahwa seakan-akan pemuda Indonesia menentang ideologi negara. Framing ini jelas merupakan tindakan berbahaya yang dapat mengurung kehendak politik dalam bingkai demokrasi, untuk kemudian dihentikan atas nama anti Pancasila.

Sama seperti skenario pemberangusan HTI yang dimaksudkan agar setiap orang yang menentang pemerintahan dapat dengan serta merta dituduh pro khilafah. Menjadikan aktivitas pendukung khilafah kedalam organisasi tanpa bentuk jelaslah mempermudah siapapun terkena tuduhan tersebut.

Apa yang dikatakan Bamsoet menggunakan skema yang sama dengan tekhnik terbalik. Untuk menghentikan aksi demonstrasi mahasiswa dan pelajar, Bamsoet yang disaat demonstrasi lalu menjabat Ketua DPR, kali ini membuka frame-nya dengan kalimat "pemuda Indonesia tidak suka Pancasila". Tentu saja setiap aksi demonstrasi kedepan dapat disangka anti Pancasila.

Pertanyaannya adalah, apakah Bamsoet sudah paham apa itu Pancasila? Sudahkah ia sendiri mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Apakah sejumlah anak-anak dari beberapa istrinya sudah paham Pancasila? Apakah kekayaan yang dimilikinya sudah dia manfaatkan untuk membumikan Pancasila?

Jika belum, maka Bamsoet sedang mengarahkan moncong meriam kedepan wajahnya sendiri. Argumentasinya yang akan menjadikan MPR sebagai rumah ideologis yang akan menjadi penjaga Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi omong kosong jika Pancasila justru belum bisa dihadirkannya didalam rumah mewahnya sendiri.

Apakah ketika ia menjabat apapun di republik ini, sikap-sikap Pancasilais sudah ia terapkan? Bamsoet seperti sedang memantulkan bola kedinding yang kemudian meninju wajahnya sendiri.

Untuk membuktikan apa yang saya tanyakan diatas, maka layaklah kiranya, Bamsoet sebagai pejabat negara yang terhormat kita berikan ruang untuk menyampaikan presentasi verbalnya tentang pemahaman terhadap Pancasila.

Diruang itu pula, ia bisa menjawab, apakah anak-anaknya yang juga pemuda Indonesia, keluarganya dan hartanya sudah menerapkan Pancasila dengan sebenar-benarnya.

Untuk itu, "lapak debat" adalah ruang yang paling beradab bagi kita sebagai demokrat. Dan tak perlu menunggu lama, mudah-mudahan tantangan saya ini dapat dibaca untuk selanjutnya dijawab oleh Bamsoet. Mari kita buktikan pemahaman kita, agar sejalan laku dan perkataan.

Oleh : Irwan. S

Penulis adalah Sekjen Rumah Indonesia Merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun