DOMINASI POLITIK KEKUASAAN
Diakui atau tidak, hal yang melancarkan praktik penindasan terhadap rakyat sekaligus menyuburkan watak memotong kompas agar segera menjadi elit, adalah dikarenakan hadirnya dominasi politik kekuasaan yang diselenggarakan secara masif dalam tajuk bernama "demokrasi".Â
Politik kekuasaan yang dalam praktiknya dilakukan setidaknya oleh dua organisasi, partai politik dan kekuatan politik militer. Keduanya berkontribusi besar dalam melanjutkan praktik kolonial yang ditinggalkan kerajaan-kerajaan terdahulu dan para imperialis Eropa. Dilain sisi mereka menampilkan wajah egaliterian dan demokratis.
Partai politik, kemudian melakukan perekrutan politisi yang berasal dari kaum kelas menengah dan rakyat biasa untuk dicetak menjadi elit. Para politisi cetakan tersebutlah yang kemudian menjadi mesin yang berwatak menindas dan berperilaku jauh dari kepentingan rakyat banyak. Mereka kemudian menggenapi kecemasan Tan Malaka yang memprediksi bahwa kelak kemerdekaan hanyalah milik elit saja. Kemerdekaan yang jauh dari merdeka seratus persen. Dan partai politik menjadikan merdeka seratus persen ini menjauh dari tujuan mulianya.
MENGAPA PERLU MEMBANGUN KEMBALI RUMAH INDONESIA MERDEKA
Kita telah melewati setidaknya tiga orde, tiga masa. Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi. Sudahkah cita-cita merdeka seratus persen itu kita capai, atau bahkan cicipi? Rasanya hal itu semakin menjauh. Kita semakin tenggelam dalam retorika nasionalisme palsu yang meninabobokan. Dibelakang layar, negara lain mengincar dan mengancam kita setidaknya dalam tiga kepentingan besar, geo politik-geo ekonomi-geo strategis.
Bangsa kita melemah. Rakyat semakin jauh dari rasa merdeka, mereka mulai imun dengan penderitaan, sehingga tertindas dan terjajah hingga termiskinkan menjadi perkara biasa yang lazim mereka rasakan.Â
Ditempat lain, para elit terus berkolaborasi, berkelit kelindan dengan kepentingan modal. Birokrat dan aparat asik memeras dan korupsi. Partai politik menjadi instrumen utama dalam perjalanan negara menuju kegagalan. Mereka merasa sudah merdeka.
Membangun kembali Rumah Indonesia Merdeka adalah ikhtiar yang harus dilakukan saat ini. Merekonstruksi bangunan kebangsaan kita yang telah semakin jauh dari tujuan sejati, merdeka seratus persen. Untuk itu, bergerak dalam berbagai alat perjuangan non-partai haruslah dilakukan secara masif. Bergerak bersama rakyat dengan membangun kesadaran politik tentang perlunya kita memperjuangkan rasa merdeka itu hingga mutlak tercapai hingga seratus persen. Mengorganisir rakyat untuk merebut kemerdekaannya dari tangan elit.Â
Untuk itulah diperlukan kerja0kerja terukur yang tidak kenal lelah. Menyumbangkan pikiran dan gagasan yang bermanfaat bagi rakyat. Menyadarkan mereka bahwa alat perjuangan mereka bukan hanya partai politik, yang terbukti gagal menghadirkan rasa merdeka seratus persen bagi mereka.
Rumah Indonesia Merdeka adalah rumah besar yang memberikan rasa kemerdekaan utuh kepada semua khalayak yang berhak merasakan kemerdekaan. Rumah yang menjadi motivator kesadaran rakyat, bukan justru memanipulasi kesadaran rakyat dengan menghadirkan pemimpin-pemimopjun palsu yang sesungguhnya semakin menjauhkan rakyat dari tujuan meraih rasa merdeka seratus persen.