Mohon tunggu...
Radityo Kusumo
Radityo Kusumo Mohon Tunggu... Freelancer - Writer and Photographer

Go Right on the Right Thing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Hari Ini

15 Februari 2019   13:34 Diperbarui: 22 Februari 2019   12:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda sadari saat ini kita telah memasuki masa yang sangat didambakan oleh peradaban manusia sejak dahulu? Pernahkah anda sadari kita telah memasuki masa depan? Banyaknya informasi yang terhambur luas di dunia maya adalah salah satu kemajuan yang sangat sempurna dalam perjalan hidup manusia. Anda ingin mencari sebuah informasi tidak perlu lagi bertanya ke orang lain, atau menunggu esok pagi untuk melihat info terupdate, anda hanya perlu membuka browser atau aplikasi di smartphone, ketik info apa yang ingin anda temukan, dan terjawab sudah keingin tahuan anda, semua teknologi canggih sudah ada ditangan anda! Kita seakan bisa melewati ruang dan waktu. Namun kali ini saya tidak ingin membahas tentang teknologi yang ada di tangan anda saat ini, saya ingin membahas bagaimana informasi yang sangat  murah ini diracik dan diproduksi hingga sampai di jendela pemikiran anda.

Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan.

Yakinkah anda akan informasi yang anda dapatkan itu benar atau salah? Yakinkah anda informasi yang anda konsumsi itu memenuhi kode etik yang ada? Serta sadarkah anda bagaimana jurnalis yang harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan informasi yang bisa dibaca hanya dalam beberapa menit?

Di ranah jurnalisme, internet melahirkan jurnalisme online dan menawarkan saluran informasi baru berupa media online. Kehadiran jurnalisme online telah merevolusi pemberitaan dimana kecepatan menjadi faktor utama. Kini, berita bukan lagi peristiwa yang 'telah berlangsung: tetapi peristiwa yang 'sedang berlangsung' yang disiarkan media. Jurnalisme online yang disiarkan melalui internet menyajikan berita yang memungkinkan pengguna untuk meng-update berita dan informasi secara cepat dan saling berhubungan. Karena itu, orang melihat internet sebagai media yang 'cepat' dari pada yang 'lebih detil' menyajikan informasi.

Dalam kehidupan seorang jurnalis, berita yang dibuat harus sesuai dengan fakta, oleh karena itu berita yang dipublikasikan harus memiliki nilai faktual dan aktual yang tinggi serta kedalaman berita yang tinggi pula, yang dimana hal ini merupakan tanggung jawab besar ke masyarakat yang akan mengkonsumsi tulisannya. Jurnalis harus memiliki disiplin dalam verifikasi, apapun media yang digunakan. Dalam kasus berita www.sindonews.com yang diadukan ke Dewan Pers yang berjudul "Belum Periksa Ibas, KPK dinilai diskriminatif" melanggar Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik, karena tidak cukup melakukan uji informasi sehingga menghasilkan berita yang tidak berimbang terkait obyek berita utama di dalam berita tersebut yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono. kasus ini merupakan salah satu contoh bahwa kurang nya dalam verifikasi akan berakibat fatal.

"Media cetak tidak bisa lagi berdiri sendiri. Harus memanfaatkan teknologi dan kawin dengan versi onlinenya. Membangun, mengorganisir dan memanfaatkan pembaca/komunitasnya. Melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi komunitas dan penerbitannya, baik secara ideal maupun komersial." Dari kutipan tersebut dituliskan media cetak harus kawin dengan versi onlinenya, bisa disimpulkan bahwa sebuah media online harus tetap melakukan kaidah penulisan berita terutama dalam disiplin verifikasi dalam pemberitaan, karena adanya berita media online beradaptasi dari adanya berita media cetak

Sayangnya, dalam masa saat ini seorang jurnalis harus dikejar dengan waktu yang terus mendesaknya untuk memberitakan suatu kejadian dengan sangat cepat, karena saking cepatnya mereka lupa untuk memverifikasi beritanya, parahnya lagi berita yang sudah disebarluaskan di dunia maya sudah terlanjur di konsumsi oleh masyarakat, padahal belum diverifikasi oleh si penulis (jurnalis).

Untuk membantu memecahkan masalah ini, Paul Bradshaw membagi tahapan kerja Jurnalisme online dalam 6 bagian yaitu Alert, Draft, Package yang termasuk dalam bagian Speed atau kecepatan dan context, comment & connect, dan control & customize yang termasuk dalam bagianDepth atau kedalaman berita.

 

Speed

kecepatan merupakan hal yang harus dikuasai dalam dunia Jurnalistik. Cekatandalam mencari berita, diketik lalu diupload sudah menjadi kebiasaan tentunya, namun bukan berarti melupakan kaidah kode etik yang ada, terutama dalam hal disiplin verifikasi.

  1. Alert (reaksi)
    pada bagian ini yang membedakan Jurnalisme Online (News Production in Digital World) dengan Jurnalisme Penyiaran atau Cetak (News Production in Physical World), jika dalam Jurnalisme Cetak dan penyiaran harus melalui tahap pengumpulan, produksi, dan distribusi, yang saling terpisah beda halnya dengan Jurnalisme Online yang yang tahap pengumpulan, produksi, dan distibusinya saling terkait, dan tidak terpisahkan. maka dari itu Jurnalis Media Online harus memiliki reaksi yang lebih cepat daripada jurnalis media lainnya, jurnalis Media Online harus bisa bergerak cepat dalam melakukan sebuah peliputan dan memverfikasi informasi, "balapan" dengan jurnalis lainnya dalam mencari berita, dan bersaing untuk yang terbaik agar tulisannya dapat menarik pembaca/peminat lebih banyak.

  2. Draft
    yang dimaksud dengan draft disini adalah arsip, contoh draft dalam jurnalisme online adalah blog, dimana merupakan workspace seorang jurnalis di dunia maya. gunanya draft ini nanti bisa memunculkan diskusi yang berawal dari komentar publik tentang beritanya, pastinya dapat membantu jurnalis dalam memperkaya isi beritanya.
  3. Package (Pengemasan)
    dalam bagian ini, menjelaskan bagaimana suatu artikel itu dikemas. karena berita online tidak sama seperti berita koran yang memiliki pembahasan yang berat, maka pembahasan di media online bisa dikatakan agak sedikit "enteng" jika dibandingkan dengan berita di koran. yang pastinya aspek ini juga membutuhkan faktor kecepatan dalam membuat isi tulisannya.

Depth

Depth disini diartikan sebagai berita itu sendiri, dimana Jurnalis membagikan hasil gerilyanya untuk mendapatkan berita. dalam jurnalisme online terkesan tidak begitu mengindahkan aturan penulisan layak berita yaitu harus memenuhi unsur 5W+1H, namun Paul sendiri mengharapkan walaupun tetap menggunakan kecepatan dalam menyampaikan sebuah berita, aturan penulisan kelayakan berita juga harus dipatuhi, agar tercapai apa yang dimaksud dengan kedalaman suatu berita. Kedalaman suatu berita adalah senjata pamungkas seorang jurnalis untuk bisa menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam pemberitaannya.

  1. Context(Konteks)
    Konteks dalam berita harus bisa menyampaikan sebuah pesan apa yang akan disampaikan kepada pembacanya. dalam hal ini biasanya jurnalis memberikan URL atau link-link tertentu dalam kata yang ditulisnya, dengan maksud agar ketika pembaca meng'klik' kata tersebut bisa muncul tabbaru entah itu untuk menjelaskan kata apa yang dimaksud, atau untuk melanjutkan keberita lainnya, yang berhubungan dengan pembahasannya. Tentunya dengan tujuan agar pemberitaannya semakin mendalam
  2. Analysis/Reflection
    Dalam bagian sama halnya dengan draft di bagian speed. Untuk mendapatkan kedalam suatu berita, diharapkan pembaca juga memberi komentar yang membangun agar jurnalis dapat memberikan pembetulan atau mengembangkan beritanya lebih dalam, nantinya disini terjadi sebuah diskusi antara pembaca dengan penulis.
  3. Customisation(Kostumisasi)
    Kostumisasi yang dimaksud disini adalah, bagaimana industri media mampu merancang dan mengontrol segala aktivitas di dalam media onlinenya, supaya dapat menarik pembaca agar bisa nyaman dalam memahami kedalaman berita yang ada di website industri media tersebut. seperti misalnya menambah sebuah video, atau gambar yang paling tidak dapat mendiskripsikan sedikit tentang apa isi beritanya.

Maka akhirnya dapat disimpulkan bagi pengguna dunia maya, sebaiknya tidak menerima mentah-mentah informasi yang disampaikan oleh media online, karena itu belum tentu benar. Jika ingin mengetahui informasi yang terkait dengan lebih jelas dan mendalam, diharapkan untuk mencari media online yang lebih banyak, dan lebih berkompeten. Pilihlah media informasi dengan cerdas! Bila perlu melakukan verifikasi atau membandingkan informasi yang serupa dalam website yang berbeda. Bagi jurnalis media online dan perusahaan media online itu sendiri diharapkan untuk menumbuhkan disiplin verifikasi agar informasi yang diterima oleh masyarakat tidak disalah artikan nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun