Menghadapi seri kelima, Rio Haryanto berharap dapat menjaga momentum dari Rusia dan menjadi lebih kompetitif. (Image from : www.formula1.com)
Pebalap asal Indonesia, Rio Haryanto, akan menjalani seri kelima kejuaraan dunia Formula 1, di Circuit de Barcelona-Catalunya, Barcelona, Spanyol. Seri kelima ini akan diselenggarakan pada tanggal 13 hingga 15 Mei mendatang. Setelah gagal finis balapan sebelumnya di Sochi, Rusia, Rio berharap akan dapat menuntaskan race dan dapat meraih hasil yang positif, seperti di Bahrein dan Cina. Rio akan membalap di salah satu sirkuit yang paling menantang musim ini karena karakter sirkuit Barcelona sangat komplit. Banyak hal yang harus diperhatikan agar dapat meraih hasil yang memuaskan di Spanyol, terutama manajemen ban, kekuatan mesin, aerodinamika dan juga settingan mobil yang pas.
Circuit de Barcelona-Catalunya sangat menantang
Arena balapan di Spanyol ini sudah tidak asing lagi bagi para pebalap Formula 1. Kedua tes pra-musim diadakan di sirkuit ini, dan pastinya semua pebalap sangat familiar dengan trek tersebut. Â Trek ini dibangun pada tahun 1991, dan menyelenggarakan balapan F1 pertamanya pada tahun yang sama.
Sirkuit Catalunya panjangnya 4.65 kilometer, dan terdiri dari 16 tikungan, dan dua trek lurus yang cukup panjang. Trek ini lebih mirip kepada Bahrein dan sangat berbeda dari sirkuit Sochi, karena ini merupakan lintasan balap yang tradisional, bukan street-circuit.
Sirkuit Barcelona ini bisa dibilang sangat komplit: Ada dua trek lurus yang cukup panjang: start-finish straight yang terletak sebelum tikungan 1, dan back straight yang berada sebelum belokan nomor 10. Di kedua trek lurus ini juga ada zona DRS yang dapat membantu pebalap untuk mendahului pebalap lain. Di bagian ini, mobil memerlukan tenaga mesin yang sangat kuat agar bisa mencapai top speed yang tinggi.
Sebagian besar tikungan di trek ini berkecepatan tinggi dan medium. Yang paling menantang untuk pebalap adalah tikungan  ketiga dan sembilan. Turn 3 adalah tikungan kanan yang sangat panjang akan dilewati pebalap hampir gas pol. Mobil harus sedekat mungkin dengan apex saat memasuki hingga pertengahan belokan ini. Mobil yang kurang stabil, dalam arti mengalamai understeer atau oversteer tidak akan bisa melewati tikungan ini dengan kecepatan maksimal. Turn 9 adalah tantangan tersulit kedua bagi para pebalap. Ini belokan kanan 90 derajat, tetapi dilewati dengan gigi lima dan sangat kencang. Lebih dari itu, sebelum memasuki turn 9, sirkuit sedikit menanjak, sehingga pebalap akan kesulitan untuk melihat apex saat memasuki tikungan, dan bagian akhir belokan ini juga akan sulit untuk dilihat.
Sektor ketiga sirkuit, yaitu bagian akhir, bisa dikatakan adalah bagian paling lamban. Turn 10 adalah salah satu spot terbaik untuk mendahului, yaitu tikungan hairpin kiri, yang juga merupakan tikungan dengan kecepatan paling rendah. Tikungan 14 dan 15 adalah bagian yang baru dibangun beberapa tahun yang lalu, agar memperlambat laju mobil di bagian terakhir.
Melihat karakteristik ini, para tim akan mencari set-up yang pas pada sesi latihan. Mereka harus menemukan kompromi dalam set-up: Yaitu set-up yang menghasilkan banyak downforce dan mechanical grip untuk sesi kualifikasi, dimana mobil akan melaju secepat mungkin. Akan tetapi, set-up yang akan dipakai harus juga "ramah" terhadap ban pada saat balapan, agar tidak cepat merusak ban. Kompromi harus ditemukan, karena tim tidak diperbolehkan merubah sebagian besar settingan mobil diantara kualifikasi dan race.Mechanical grip dapat dimaksimalkan dengan mengunakan settingan negative camber. Namun, jika terlalu ekstrim, temperatur ban akan cepat naik, dan dapat lebih mudah terdegradasi.
Dua faktor lain yang dapat mempengaruhi performa mobil di Barcelona adalah sifat sirkuit yang tidak datar, seperti misalnya, tikungan 9, 11 dan 12 cenderung menanjak, sedangkan tikungan 5 dan 13 cenderung menurun. Hal lainnya adalah angin yang sering berganti arah. Kondisi angin di pagi hari dan siang hari bisa saja berbeda, sehingga mempersulit para tim untuk menemukan set-up yang terbaik karena aerodinamika mobil F1 modern sangat tergantung dengan angin.
Karena sebagian besar adalah tikungan berkecepatan tinggi, settingan mobil tidak akan se-soft seperti di Rusia, dimana ada banyak pergantian arah di kecepatan rendah, sehingga membutuhkan kelincahan mobil. Disini, jarang sekali ada dua tikungan yang berdekatan, kecuali Turn 1 - 2 dan juga turn 7 dan 8. Settingan mobil yang lebih stiffdari segi suspensi, anti-roll bar dan torsion bar akan digunakan, guna memprioritaskan tikungan kencang.
Sirkuit ini sering sekali dipakai untuk balapan sepanjang tahun, sehingga tingkat grip sirkuit ini sangat tinggi. Di sirkuit Spanyol ini, bisa dibilang lapisan aspal trek sangat abrasive atau "kasar" yang sangat berbeda dengan aspal di Sochi. Akibatnya, ban akan lebih mudah mengalami degradasi. Tikungan ketiga akan cukup menantang untuk bak kiri depan, karena belokan kanan yang sangat panjang dan kencang.
Melihat data balapan tahun lalu dan sebelumnya, strategi dua stopsmerupakan yang terbaik. Tahun lalu, tipe ban yang disediakan adalah Medium dan Hard, dan pada stint kedua, dimana mobil terasa lebih ringan dan suhu lintasan mulai mendingin, sebagian besar pebalap mampu mempertahankan ban Medium hingga 25-30 putaran. Ban Hard menjadi kurang performan saat suhu trek menurun, karena tipe ban yang sangat keras ini membutuhkan temperatur yang lebih tinggi agar bisa berfungsi secara optimal.
Semenjak adanya peraturan baru tahun ini, Pirelli menyediakan tiga tipe kompon ban yang berbeda, yaitu Soft, Medium dan Hard.Diprediksikan pada laga tahun ini, ban soft akan banyak sekali digunakan. Ban soft akan memberikan performa yang lebih baik di bandingkan Medium atau Hard, meskipun daya tahan ban ini jauh lebih pendek. Melihat hasil tes pra-musim di Barcelona, ban soft diperkirakan bisa 1.5-2 detik lebih kencang setiap putarannya. Performa ban dan ketahanan masing-masing kompon ban akan di tes oleh setiap tim pada sesi latihan kedua, pada hari jum'at siang.
Suhu udara dan trek juga harus diperhatikan pada seri kelima ini. Seperti yang kita ketahui, ban Pirelli sangat sensitive dengan temperatur trek. Setiap kompon hanya berfungsi secara optimal di range temperatur tertentu. Jika dilihat balapan tahun lalu di Barcelona, suhu udara 25 derajat Celcius, sedangkan suhu trek 44 derajat Celcius. Suhu trek ini bisa dibilang relatif rendah, sehingga ban Hard tidak banyak dipakai, karena tidak bisa berfungsi dengan baik. Perkiraan cuaca untuk akhir minggu di Barcelona sepertinya lebih dingin dari pada musim lalu, yaitu 21 derajat pada hari Jum'at dan hanya 18 derajat untuk raceday. Jika benar, suhu yang rendah ini akan membuat ban soft lebih optimal.
Membawa banyak komponen baru, Manor berharap akan lebih kompetitif
Melihat karakteristik sirkuit Barcelona, mobil MRT05 akan sangat kuat di kedua trek lurus, yang mementingkan tenaga mesin. Dan jika Manor menggunakan settingan low downforce seperti pada seri-seri sebelumnya, mobil Rio dan Pascal akan dapat mencapai top speed yang sangat tinggi. Akan tetapi, ini akan menurunkan performa mereka di tikungan-tikungan lainnya.
Tidak seperti di Rusia, downforce sangat lah penting karena banyaknya tikungan berkecepatan tinggi. Seperti kita ketahui, mobil tim Manor masih tertinggal dari tim papan atas lainnya dari segi aerodinamika. Akan tetapi, mereka akan membawa komponen-komponen baru, terutama dari bagian Aero, guna meng-upgrade mobil mereka. Manor berharap bisa lebih kompetitif dan akan mampu bersaing dengan tim papan bawah lainnya, seperti Renault, Sauber dan Haas. Jika dilihat, pemenang-pemenang F1 GP Spanyol terakhir adalah Mercedes dengan Nico Rosberg (2015), dan Lewis Hamilton (2014). Tim Red Bull-Renault juga memenangi balapan tersebut pada masa kejayaan mereka pada tahun 2010 dan 2011, bersama Sebastian Vettel dan Mark Webber. Mereka tim yang dikenal mempunyai mobil dengan package yang komplit, yaitu mesin yang sangat kompetitif dan aerodinamika yang sangat bagus.
Dilihat dari karakter sirkuit ini, ada baiknya Manor dan Rio menggunakan settingan high downforce karena banyaknya tikungan berkecepatan tinggi. Dengan setting ini, kecepatan top speed akan sedikit lebih rendah, akan tetapi mereka tidak akan kehilangan banyak waktu di tikungan-tikungan Melihat perkiraan cuaca, juga ada kemungkinan hujan saat raceday, dan setting high downforce akan jauh lebih cocok dibandingkan low downforce.
Radityo Wicaksono
Tentang saya:
Nama saya Radityo Wicaksono. Saya berusia 21 tahun, dan sedang menyelesaikan semester terakhir kuliah S2, jurusan Mechanical Engineering (teknik mesin) di Strasbourg, Perancis. Saat ini, saya sedang magang di perusahaan Liebherr-Mining Equipment di Colmar, Perancis. Saya mengikuti Formula 1 sejak usia 10 tahun, dan bukan hanya melihat balapannya saja, tetapi saya mulai tertarik dengan teknologi yang dipakai di F1, terutama Aerodynamics. Karena itu, saya memutuskan untuk kuliah jurusan Mechanical Engineering, dan sejak kecil bercita-cita untuk menjadi insiyur di Formula 1, di bagian Aerodynamics.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H