Mohon tunggu...
Radityo Ardi
Radityo Ardi Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Lewat 7 tahun lebih tinggal di Singapura. Banyak pelajaran, masih banyak juga yang harus dipelajari dari negeri yang disebut titik merah di peta oleh Habibie. Blog lainnya di https://mas-rdz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Indahnya Lagu "Semoga Bahagia" Karya Zubir Said

9 Juni 2020   12:07 Diperbarui: 9 Juni 2020   12:29 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Zubir Said memang bukan nama yang sering kita dengar di kancah musik Indonesia, tetapi karyanya menurut saya pribadi bukan karya yang mainstream di masanya. Mungkin saya perlu utarakan siapa Zubir Said sebelum menuliskan lebih jauh tentang salah satu karyanya, "Semoga Bahagia". 

Zubir Said lahir tanggal 22 Juli 1907 di Fort De Kock, Hindia Belanda (sebuah kota yang sekarang kita sebut Bukittinggi, Sumatera Barat). Dia adalah yang tertua dari 8 bersaudara (3 laki-laki dan 5 perempuan). 

Ibunya meninggal ketika dia berumur 7 tahun. Zubir sempat mengenyam pendidikan di sekolah Hindia Belanda namun dia lebih tertarik belajar musik sewaktu diperkenalkan sistem pendidikan musik Solfa, yang kemudian dia dikenalkan dengan alat musik flute (semacam seruling) oleh gurunya. Sebegitu intens ketertarikan dia terhadap musik, dia juga belajar gitar, drum, hingga bergabung di grup keroncong dengan kawan-kawannya.

Di tahun 1928 ketika dia umur 21 tahun, Zubir pindah ke Singapura untuk mengais rezeki sebagai musisi setelah dibujuk temannya seorang pelaut yang mendeskripsikan Singapura sebagai tempat yang bergelimang cahaya, kopi susu dan mentega. Terlebih lagi setelah dia mendapat penolakan dari ayahnya yang seorang kepala desa, yang menganggap musik itu bertentangan dengan agama. 

Cita-citanya di Singapura membuahkan hasil, dia meniti karir hingga menjadi pemimpin band untuk City Opera, opera Melayu bangsawan di Singapura. Zubir di tahun 1938 sempat pergi ke pulau Jawa untuk menikahi Tarminah Kario Wikromo, penyanyi keroncong kenamaan waktu itu. Singkat cerita, Zubir Said adalah yang menciptakan lagu "Majulah Singapura" yang kini menjadi lagu kebangsaan negara Singapura.

Saya sering menonton TV hingga malam, lagu "Majulah Singapura" selalu dimainkan ketika acara TV selesai tepat tengah malam. Lirik lagu "Majulah Singapura" sendiri cukup unik. Di lagu "Indonesia Raya" yang secara umum liriknya digunakan untuk menggugah semangat nasionalisme untuk berdiri bersatu untuk Indonesia, lagu "Majulah Singapura" justru tidak membangkitkan rasa nasionalisme sama sekali. Tetapi justru menekankan sudut pandang lain, yaitu semangat gotong-royong, semangat untuk menuju kebahagiaan sejati sebagai cita-cita yang mulia.

Lagu "Semoga Bahagia" adalah salah satu karyanya yang menurut saya lebih universal. Tidak mengacu pada Singapura sebagai satu negara, tetapi lebih kepada individual dan keluarga. Lagu "Semoga Bahagia" diciptakan pada dasarnya untuk anak-anak, hingga lagu ini dijadikan lagu resmi Hari Anak di Singapura.

Semangat lagu ini lebih ditujukan kepada anak-anak yang menjadi tulang punggung masa depan negara. Anak-anak haruslah pintar mencari topik pelajaran yang dia sukai supaya lebih fokus, jaga kesehatan dan sopan santun terhadap kawan-kawannya. Dan tidak lupa jaga tingkah, adat dan budaya yang harus dijunjung tinggi. Satu kalimat yang membuat saya bergetar adalah "supaya kita ada harga di mata dunia" adalah cita-cita mulia sebuah negara yang diawali dengan sikap yang benar sebagai seorang pelajar.

Berikut liriknya:

Sama-sama maju ke hadapan

Pandai cari pelajaran

Jaga diri dalam kesihatan

Serta sopan-santun dengan kawan-kawan

Dengan hati bersih serta suci

Sama-sama hormat dan berbudi

Jaga tingkah pemuda-pemudi

Adat dan budaya junjung tinggi

Capailah lekas cita-cita pemudi-pemuda

Supaya kita ada harga di mata dunia

Kalau kita lengah serta lupa

Hidup kita sia-sia

Jiwa besar sihat serta segar

Rajin dengan sabar tentu bahagia

Lemah lembut perangai pemudi

Cergas tangkas wataknya pemuda

Suka rela selalu berbakti

Sikap yang pembela dan berjasa

Capailah nama yang mulia pemudi-pemuda

Rajinlah supaya berjaya semoga bahagia


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun