Lalu, bagaimana caranya?
Pertama, Kode Pos Indonesia Ditambah Digitnya ([kodeposlama]-[kodebangunan])
Negara seperti Belgia, Amerika Serikat, Brunei, Kanada, dan banyak negara lainnya juga mengadopsi kode pos digit tambahan. Hal ini tentu tujuannya memudahkan pengiriman logistik.Â
Tidak ada salahnya juga berpikir di luar kotak untuk urusan kode pos. Jika kalian pakai kode pos 5 digit yang sekarang digunakan di Indonesia, level paling bawah adalah bisa kecamatan atau desa/kelurahan.Â
Level kecamatan sendiri cukup besar. Salah satu desa di Lampung saja dulunya hanya 100 KK, per hari ini kira-kira bisa 1000 KK atau bahkan lebih. Masih di salah satu desa di Lampung ini, umumnya tidak menggunakan nomor rumah seperti kebanyakan digunakan di Pulau Jawa.Â
Inilah penyebab utama mengapa pengiriman pos di luar Jawa terlihat lambat minta ampun!
Simpel saja cara menghitung berapa banyak kombinasi dari 4 digit angka tambahan. Angka 0 - 9 itu ada 10 angka kombinasi. Maka jika dibuat 4 digit, sama halnya melakukan perhitungan 10 pangkat 4 yang hasilnya 10.000 kombinasi saja.
Yang menarik, jika 4 digit ini tidak hanya angka, tetapi juga huruf. 4 digit angka + huruf ini bisa menampung berapa banyak? Angka 0 - 9 saja ada 10 angka kombinasi, jika dengan huruf A - Z jumlahnya ada 26 huruf yang berarti 26 kombinasi, maka total kombinasi untuk 1 digit saja ada 36.Â
Sekarang coba kita hitung 36 pangkat 4, hasilnya bisa menampung 1.679.616 kombinasi! Artinya dalam satu kode pos tersebut bisa menampung jumlah bangunan sebanyak itu.
Untuk apartemen dan gedung perkantoran, kode pos ini tetap 1 buah untuk seluruh penghuninya. Hal ini dikarenakan yang dihitung adalah bangunannya, bukan penghuninya atau KK-nya.
Formatnya, pada dasarnya bisa ditambahkan ke angka kode pos terakhir dengan tambahan tanda minus (-) untuk menandakan kode pos lama dan tambahan kode pos baru. Contoh: 16810-2TQ8, dimana 16810 adalah kode pos Desa Babakan Madang, dan 2TQ8 adalah kode bangunan.