Mohon tunggu...
Radityo Ardi
Radityo Ardi Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Lewat 7 tahun lebih tinggal di Singapura. Banyak pelajaran, masih banyak juga yang harus dipelajari dari negeri yang disebut titik merah di peta oleh Habibie. Blog lainnya di https://mas-rdz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

ERP dan COE Cukup Efektif Mengurangi Kemacetan Singapura?

15 September 2013   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51 3313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IU Machine di Mobil (dok.:uniquelysingapore.org)

-- Certificate of Entitlement --

Certificate of Entitlement atau COE adalah surat keterangan yang didasarkan pada kuota pertumbuhan jumlah kendaraan baru yang diperbolehkan di Singapura hanya selama 10 tahun. 10 tahun berikutnya, maka pemilik diharuskan untuk menjual kembali untuk diperbaharui COEnya oleh pemilik baru, atau dijual ke luar negeri (Indonesia atau Malaysia umumnya), atau perpanjang COE untuk 10 tahun ke depan. Penasaran bagaimana sistemnya? Jika Anda ingin membeli mobil, maka Anda harus memiliki COE, dimana itu adalah surat keterangan diperbolehkan memiliki mobil. Sederhana dan simpel memang. Namun yang menarik adalah, pemerintah Singapura tidak serta merta membebaskan kepemilikan mobil ini sebebas-bebasnya. COE ini ber-kuota, jumlahnya terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang. Oleh karena COE ini terbatas dan peminatnya banyak, maka COE dilepas dengan sistem lelang. Artinya siapa yang mau beli mobil, motor atau kendaraan apapun harus melalui proses lelang untuk mendapatkan COE ini. Semakin banyak peminatnya, semakin ngebet peminat COE, maka semakin tinggi harga COE tersebut. Harga COE saat ini juga cenderung fantastis, namun tetap saja orang membeli kendaraan.

Uang COE ini tidak dipublikasikan kemana akan digunakan oleh pemerintah Singapura, namun beberapa orang Singapura yang saya ajak ngobrol memperkirakan uang ini digunakan untuk perbaikan transportasi, infrastruktur, transportasi publik seperti MRT dan bus, dan fasilitas-fasilitas lain untuk warganya, termasuk bidang pertahanan. Karena yang saya dengar, Angkatan Udara Republik Singapura ini yang terkuat dan terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan Indonesia dan Malaysia.

Setelah kita memiliki COE dan membayar harganya, maka kita bisa membeli kendaraan sesuai kategori COE yang tertera. Detik ini saya menulis, harga COE untuk mobil diatas 1600 cc itu sejumlah S$77.100! Bagaimana dg mobil di bawah 1600 cc? Lebih murah? Karena sistem lelang berlaku, belum tentu juga lebih murah. Untuk mobil dibawah 1600 cc, harga COE sejumlah S$77,304. Kenapa sih semahal itu? Ya karena peminatnya banyak, dan kuota terbatas. Untuk bulan ini, kuota mobil diatas 1600 cc hanya 381 unit, dan dibawah 1600 cc hanya 366 unit. Data lengkapnya dapat ditemukan di salah satu laman milik LTA ini: http://www.onemotoring.com.sg/1m/coe/coeDetail.html.

Sebagai contoh, saya ingin membeli Toyota Avanza di Singapura, dimana yang beredar di Singapura adalah Avanza buatan Indonesia. Toyota Avanza berkapasitas 1495 cc, maka harga COE sebesar S$77,304 (dengan kurs 1S$ = Rp. 9000, maka senilai Rp. 695.736.000,-). Sedang harga mobilnya sendiri di Singapura dijual sebesar S$52,684 (dengan kurs yang sama, Rp. 474.156.000,-). Jika ditotal, maka saya harus membayar S$129,988 (atau Rp. 1.169.892.000,-). Harga ini sudah termasuk pajak jalan, IU device (untuk ERP dan parkir), dan biaya plat nomor. Jika Anda warga negara Singapura, masihkah Anda berpikir untuk membeli mobil?

-- Transportasi Massal --

Nah, terakhir adalah transportasi massal, dan ini sudah bukan rahasia lagi. Sistem transportasi massal di Singapura bahkan bisa dinilai yang terbaik di Asia, karena ketersediaannya yang mencapai tiap jarak waktu, sistem informasi transportasi yang canggih, dan juga menjangkau hampir seluruh pelosok jalanan di Singapura. MRT di Singapura yang kita tahu sudah cukup canggih, dengan menggunakan tunnel / terowongan untuk menyentuh jantung kota, dan menggunakan elevated railways (jalan layang) untuk solusi murah menjangkau daerah. MRT ini juga merupakan isolated area, dimana sangat tidak mungkin orang yang iseng menerobos masuk ke kereta tanpa membayar.

MRT yang terbaru menggunakan sistem UTO (Unattended Train Operation), artinya tidak menggunakan masinis / driver di bagian depan. Sistemnya sudah otomatis penuh, berjalan berdasarkan jadwal waktu yang sudah ditentukan sebelumnya, dan sensor-sensor yang terletak di kereta dan stasiunnya. Dulunya, MRT ini tanpa pagar pembatas / pintu luar, sama seperti yang terdapat di semua stasiun KRL di Jabodetabek. Namun karena kasus kecelakaan fatal terjadi berkali-kali, maka akhirnya dipasang pagar pembatas otomatis, sehingga MRT sekarang ini benar-benar terisolasi dan aman. Jika pintu dari kereta terbuka, maka otomatis pagar diluar juga akan mengikutinya.

[caption id="" align="aligncenter" width="553" caption="Di dalam MRT Singapura (dok.: wikipedia.org)"]

Di dalam MRT Singapura (dok.: wikipedia.org)
Di dalam MRT Singapura (dok.: wikipedia.org)
[/caption]

Lalu bagaimana dengan bus? Di Singapura, bus dengan mudah dijumpai. Baik dari dalam kota, maupun di pelosok, semua dengan mudah dijumpai. Bus di Singapura ini, sebagai bagian dari pembatasan jumlah kendaraan pribadi tadi, maka mereka juga menyiapkan bus dengan kapasitas tinggi seperti bus tingkat. Bus ini akan selalu datang setiap 10 hingga 20 menit interval. Bus di Singapura ini bukan tanpa waktu, mereka melayani dari jam 6 pagi (5 WIB) hingga 00.30 (11.30 WIB) setiap harinya.

Tentu dengan baiknya sistem transportasi ini, tak lengkap tanpa adanya sistem informasi terpadu dengan teknologi terbaik. Setiap bus dan kereta MRT dilengkapi dengan GPS, sehingga dengan mudahnya dihitung berapa lama lagi bus atau MRT ini sampai di tempat kita berdiri. Dan informasi waktu ini juga tersedia secara publik, sehingga pembangun aplikasi mobile untuk Apple iPhone, Android dan Windows Phone berlomba-lomba menyediakan informasi bus dan MRT dari smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun