Tidak hanya individu, media sosial memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Perubahan dalam cara komunikasi data merupakan salah satu konsekuensi utamanya. Media sosial, di satu sisi, memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas, meningkatkan kesadaran akan masalah penting. Di sisi lain, mereka juga menjadi tempat yang subur untuk disinformasi dan hoaks, yang merupakan ancaman nyata bagi stabilitas politik dan kohesi sosial.
Fenomena "budaya pembatalan" juga menjadi kontroversi di media sosial. Metode ini sering digunakan untuk menuntut pertanggungjawaban atas tindakan atau pernyataan yang dianggap salah. Meskipun tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, cancel culture seringkali menyebabkan perundungan online dan kehilangan kesempatan untuk berbicara dengan cara yang konstruktif.
Gerakan sosial juga menggunakan media sosial. Kampanye seperti #MeToo dan #BlackLivesMatter menunjukkan bagaimana orang dapat menggunakan media sosial untuk mendukung orang lain, menyuarakan ketidakadilan, dan mendorong perubahan sosial. Namun, ada kemungkinan bahwa aktivisme online dapat berubah menjadi "slacktivism", di mana orang merasa telah berkontribusi cukup hanya dengan mengklik "like" atau membagikan unggahan tanpa melakukan apa pun.
Problem Teknologi Baru di Media Sosial
Dengan pesatnya kemajuan teknologi, media sosial sekarang menghadapi masalah baru terkait konten dan penggunaan platform. Semakin banyak orang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis perilaku pengguna, membuat rekomendasi untuk konten, dan bahkan membuat konten sendiri. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang etika dan privasi data terkait penggunaan teknologi.
Misalnya, teknologi deepfake memungkinkan produksi video yang terlihat seperti nyata tetapi sebenarnya palsu. Teknologi ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau merusak reputasi seseorang. Media sosial memperburuk masalah disinformasi karena menjadi tempat yang bagus untuk menyebarkan konten seperti itu.
Selain itu, integrasi realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR) dalam media sosial menimbulkan tantangan baru. Meskipun teknologi ini menawarkan pengalaman yang lebih menarik, pengguna dapat merasa lebih jauh dari realitas fisik mereka, yang pada akhirnya berdampak pada keseimbangan sosial dan emosional mereka.
Metode Baru untuk Penggunaan Media Sosial
Untuk mengatasi masalah ini, ada sejumlah pendekatan kreatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan manfaat media sosial sambil mengurangi efek negatifnya:
- Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab: Mengembangkan algoritma yang lebih transparan dan etis harus menjadi prioritas utama. Platform media sosial dapat menggunakan AI untuk mengidentifikasi konten yang berpotensi berbahaya atau palsu dan memberi pengguna lebih banyak kontrol atas pengalaman mereka.
- Meningkatkan Privasi dan Keamanan: Platform harus menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan memberikan pengguna pilihan untuk membatasi pengumpulan data.
- Pendekatan Proaktif terhadap Disinformasi: Platform harus bekerja sama dengan organisasi independen dan lembaga pemerintah untuk menemukan dan menghapus konten yang tidak benar sebelum menyebar luas.
- Kampanye Kesadaran: Program pendidikan yang meningkatkan literasi media sosial dapat membantu orang memahami bahaya dan keuntungan dari platform ini, seperti mengajarkan orang untuk melindungi privasi mereka dan menemukan konten yang tidak benar.
Â
Konstruksi Ekosistem Digital yang Bertahan Lama