Telur infertil merupakan telur yang dihasilkan dari ayam penetasan dimana produk akhirnya merupakan anak ayam DOC (Day 0 Chick) yang kemudian akan diternakkan menjadi ayam petelur maupun pedaging.Â
Pada masa penetasan tersebut tentu ada beberapa telur yang tidak menetas walaupun telah dibuahi, telur-telur tersebut dinamakan telur infertil atau telur HE (Hatched Egg).Â
Wajarnya telur-telur tersebut dibuang atau dijual ke pabrik pakan ikan karena tidak layak untuk dikonsumsi manusia seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 32 /Permentan / PK. 230 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Telur tersebut disalahgunakan oleh oknum pabrik penetasan untuk kemudian dijual ke pasaran dengan harga murah kisaran Rp. 7.000 – 13.000 / kg yang mana sangat jauh selisihnya dengan harga telur ayam di pasaran yang berkisar di angka Rp. 21.000 – Rp. 24.000 / kg.
Banyaknya warga yang tidak mengerti perbedaan dan bahaya telur infertil yang dijual di pasaran menyebabkan Mahasiswa KKN dari Peternakan Undip yang bernama Raditya Nandhirabrata mengadakan penyuluhan ke masyarakat kelurahan Tegalgede, Dukuh Tegalwinangun, RW 13 RT 02 di Rumah Sehat Hidayatul Insan dengan memberikan presentasi dengan media berupa brosur, poster dan powerpoint mengenai bahaya telur infertil. Tidak lupa pula dilakukan praktik cara membedakan telur ayam ras konsumsi dengan telur ayam kampung serta telur ayam infertil.Â
Diharapkan dengan cara tersebut masyarakat dapat mengetahui apa itu telur infertil, legalitasnya, ciri-ciri serta efeknya apabila dikonsumsi secara terus-menerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H