Mohon tunggu...
Raditya Nandhirabrata
Raditya Nandhirabrata Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Maraknya Penjualan Telur Infertil di Pasaran, Mahasiswa Peternakan UNDIP Melakukan Penyuluhan

5 Agustus 2020   06:43 Diperbarui: 5 Agustus 2020   06:34 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raditya Nandhirabrata, Mahasiswa KKN dari Program Studi Peternakan UNDIP (Dokpri)

Dokpri
Dokpri
Tegalgede, Karanganyar (22/7) Maraknya penjualan telur infertil yang semakin sering ditemui di pasaran menyebabkan kekhawatiran di masyarakat, namun ternyata masih banyak juga yang belum mengetahui tentang apa itu telur infertil, legalitasnya, dan efeknya apabila dikonsumsi. 

Telur infertil merupakan telur yang dihasilkan dari ayam penetasan dimana produk akhirnya merupakan anak ayam DOC (Day 0 Chick) yang kemudian akan diternakkan menjadi ayam petelur maupun pedaging. 

Pada masa penetasan tersebut tentu ada beberapa telur yang tidak menetas walaupun telah dibuahi, telur-telur tersebut dinamakan telur infertil atau telur HE (Hatched Egg). 

Wajarnya telur-telur tersebut dibuang atau dijual ke pabrik pakan ikan karena tidak layak untuk dikonsumsi manusia seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 32 /Permentan / PK. 230 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Telur tersebut disalahgunakan oleh oknum pabrik penetasan untuk kemudian dijual ke pasaran dengan harga murah kisaran Rp. 7.000 – 13.000 / kg yang mana sangat jauh selisihnya dengan harga telur ayam di pasaran yang berkisar di angka Rp. 21.000 – Rp. 24.000 / kg.

Poster Sebagai Media Penyuluhan Utama Untuk Disebarkan Kepada Warga Tegalgede, Karanganyar (Dok: LPPM UNDIP)
Poster Sebagai Media Penyuluhan Utama Untuk Disebarkan Kepada Warga Tegalgede, Karanganyar (Dok: LPPM UNDIP)

Banyaknya warga yang tidak mengerti perbedaan dan bahaya telur infertil yang dijual di pasaran menyebabkan Mahasiswa KKN dari Peternakan Undip yang bernama Raditya Nandhirabrata mengadakan penyuluhan ke masyarakat kelurahan Tegalgede, Dukuh Tegalwinangun, RW 13 RT 02 di Rumah Sehat Hidayatul Insan dengan memberikan presentasi dengan media berupa brosur, poster dan powerpoint mengenai bahaya telur infertil. Tidak lupa pula dilakukan praktik cara membedakan telur ayam ras konsumsi dengan telur ayam kampung serta telur ayam infertil. 

Diharapkan dengan cara tersebut masyarakat dapat mengetahui apa itu telur infertil, legalitasnya, ciri-ciri serta efeknya apabila dikonsumsi secara terus-menerus.

Suasana Penyuluhan, Bertempat di Rumah Sehat Hidayatul Insan (RSHI) Tegalgede Karanganyar (Dokpri)
Suasana Penyuluhan, Bertempat di Rumah Sehat Hidayatul Insan (RSHI) Tegalgede Karanganyar (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun