Mohon tunggu...
Raditya Rizky
Raditya Rizky Mohon Tunggu... -

Mahasiswa, Pundit Amatiran, Introvert | paradoks berwujud manusia.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Problematika Balotelli, Sebuah Artikel Dari Pengamat Amatir

24 Oktober 2014   13:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balotelli, seorang striker asal Italia berumur 24 tahun yang dibeli oleh Liverpool dari AC Milan dengan mahar 16juta pounds masih belum menunjukkan taringnya hingga detik ini. Dikarenakan cideranya Daniel Sturridge, dia akhirnya dipercaya mengisi posisi penyerang tunggal oleh juru taktik Liverpool, Brendan Rodgers. Namun sayangnya setelah beberapa pekan bermain untuk Liverpool, saya mulai meyadari bahwa striker Italia ini sedikit overrated. Untuk lebih jelasnya, saya akan mengemukakan pendapat saya tentang Balotelli pada poin-poin di bawah ini. Goalnya Mana, Balo? Sejauh ini, Balotelli lebih banyak menciptakan lawakan di dunia maya daripada menciptakan goal di lapangan. Berdasarkan statistik, striker Italia ini tercatat hanya mencetak 1 goal dalam 10 pertandingan yang ia jalani. Goal yang ia ciptakan hanyalah goal saat melawan tim kuda hitam, Ludogorets pada saat gelaran Champions League. Dia juga tercatat sebagai pemain yang paling banyak menciptakan peluang dengan raihan goal paling sedikit. Tolonglah Balo, kamu dibeli untuk mencetak goal, bukan untuk mencetak lelucon di headline koran...

Bukan... Dia Bukan Suarez Saya sebagai pengamat bola yang masih amatir pun setuju bahwa balotelli bukanlah di datangkan untuk menggantikan Luis Suarez. Mereka berdua bermain di posisi yang serupa, namun Balotelli sejatinya adalah seorang striker pasif yang menunggu supplai bola di daerah pertahanan lawan. Berbeda dengan Suarez yang sangat aktif dan sering menjemput bola dari tengah lapangan. Brendan Rodgers memang sudah menginstruksikan agar Balotelli lebih sering turun ke belakang untuk membantu pertahanan dan menjemput bola, namun sayangnya saya tidak melihat adanya jiwa seorang striker dalam dirinya. Dribbling dan kecepatan larinya masih sangat kurang memumpuni, pun dengan akurasi shootingnya yang on target... ke bulan...

Dia Didatangkan Untuk "Plan B" Seperti yang sudah saya tuliskan pada paragraf di atas, Balotelli memang bukan didatangkan untuk menggantikan Luis Suarez. Menurut penerawangan Ki Joko Bodo saya, dia didatangkan untuk melengkapi variasi serangan. Sehingga, jika Liverpool mengalami kebuntuan, Rodgers bisa menggunakan Plan B untuk menggedor daya serang. Perlu diketahui bahwa pada musim 2013/2014 Liverpool hanya memiliki striker-striker andalan dengan gaya permainan yang identik. Untuk itulah didatangkan Balotelli dan Lambert untuk membentuk Plan B. Ironisnya, ketika Plan B sudah terbentuk, Liverpool  justru kehilangan striker dalam Plan A mereka, yaitu Daniel Sturridge karena diterpa cidera selama beberapa pekan. Akhirnya Rodgers "terpaksa" menjadikan Balotelli (dan terkadang Lambert) sebagai striker dalam Plan A sekaligus Plan B. Hasilnya? Seperti yang anda lihat, lumayan berantakan. Entah karena belum menyatu dengan permainan, atau memang tidak cocok dengan strategi racikan Rodgers. Sikap Yang Buruk Poin terakhir ini merupakan poin yang paling mengganggu menurut saya. Balotelli memang terkenal dengan reputasinya yang buruk di klub-klub sebelumnya, karena dia sering melakukan hal-hal kontroversial dan menjadi headline di berbagai media. Memang sangat terlambat, namun saya benar-benar baru menyadari seberapa "buruk" sikapnya ketika dia bermain untuk Liverpool. Balotelli adalah striker yang bermain berdasarkan mood, sehingga jika mood-nya sedang tidak bagus, maka permainan Liverpool pun menjadi berantakan. Yang terbaru adalah ketika dia menukar bajunya dengan defender Real Madrid, Pepe saat half-time. Hal tersebut memancing kemarahan supporter Liverpool, begitupun dengan saya. Pasalnya, menukar baju saat half-time bukanlah hal yang wajar, khususnya dikalangan supporter liga Inggris. Menurut saya sikapnya tersebut menunjukkan bahwa dia tidak lagi memiliki hasrat untuk melanjutkan pertandingan.

Poin-poin di atas benar benar merupakan pekerjaan rumah yang sangat sulit bagi Rodgers. Sebagai supporter Liverpool yang setia, saya hanya bisa mendukung kebijakan-kebijakan Brendan Rodgers, serta berdoa agar Balotelli cepat-cepat mendapatkan hidayah. -Raditya Rizky Airlangga Sumber Gambar: http://www.standard.co.uk/ http://www.101greatgoals.com/ http://www.express.co.uk/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun